HELL and his life.....

YESAYA26:9: "Jiwaku merindukan Engkau pada waktu malam, aku mencari Engkau dengan segenap hati, apabila Engkau menghakimi bumi kelak, penduduknya akan mengetahui makna keadilan"

Wednesday, November 28, 2012

JANJI TUHAN TIDAK PERNAH DIINGKARI

 Mazmur 119:137-152 

"Janji-Mu sangat teruji, dan hamba-Mu mencintainya."  Mazmur 119:140

Adalah hal yang biasa bila manusia seringkali mengecewakan sesamanya, salah satunya adalah perihal janji.  Berapa banyak dari kita yang kecewa oleh karena janji yang tidak tepati, atau ucapan yang tidak bisa dipegang kebenarannya?  Misalnya soal utang-piutang, begitu gampangnya seseorang berutang kepada orang lain, tapi untuk melunasinya?  Jarang sekali tepat waktu, janji tinggal janji dan berujung pada ingkar.  Itulah manusia!  Tapi kita patut bersyukur karena kita punya Tuhan yang tidak pernah ingkar terhadap apa pun yang dijanjikanNya.  "Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal.  Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?"  (Bilangan 23:19).  Contoh:  janji Tuhan untuk memberikan Tanah Perjanjian (Kanaan) kepada bangsa Israel sebagaimana Ia sampaikan kepada Abraham,  "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu."  (Kejadian 12:7).  Meskipun keturunan Abraham berlaku tidak setia, namun Dia tetaplah Tuhan yang setia pada janjiNya;  pada saat yang tepat digenapiNya.

     Bila kita baca dalam Bilangan pasal 34, dinyatakan bahwa batas-batas Tanah Perjanjian itu disampaikan oleh Tuhan sendiri kepada Musa,  "Perintahkanlah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka:  Apabila kamu masuk ke negeri Kanaan, maka inilah negeri yang akan jatuh kepadamu sebagai milik pusaka, yakni tanah Kanaan menurut batas-batasnya."  (Bilangan 34:2), bahkan Tuhan sendiri yang menentukan dan meilih orang-orang yang bertugas untuk membagi tanah itu.

     Bila saat ini kita sedang dalam kesesakan dan penderitaan, jangan menjadi lemah dan tawar hati.  Sebaliknya, tetaplah fokus pada janji Tuhan karena Dia Tuhan yang tidak pernah berubah, dahulu sekarang dan sampai selama-lamanya.  Ia adalah Tuhan yang setia;  Ia setia kepada firmanNya dan setia kepada janjiNya.  Tuhan hanya menghendaki kita tetap taat, tekun dan setia melakukan semua perintahNya.  Itulah bagian yang harus kita kerjakan!  Pemazmur berkata,  "Aku berseru dengan segenap hati;  jawablah aku, ya Tuhan!  Ketetapan-ketetapan-Mu hendak kupegang.  Aku hendak berpegang pada peringatan-peringatan-Mu."  (Mazmur 119:145-146b).

Mari kita hidup dalam ketaatan, dan pada saatnya Tuhan akan mengerjakan bagianNya yaitu menepati janjiNya atas kita!

YESUS KRISTUS: Berkuasa Dalam Segala Perkara

Kolose 3:12-17 

"Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita."  Kolose 3:17

Bukti kasih terbesar Bapa bagi umat manusia adalah diberikanNya Yesus Kristus. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."  (Yohanes 3:16).  Bagi kita yang percaya kepadaNya, Yesus menjadi milik kita.  Adalah berbahagia kita memiliki Yesus dalam hidup ini.

     Begitu berartikah nama Yesus?  Nama Yesus bukanlah sembarang nama.  Oleh sebab itu kita harus menguduskan nama Yesus dan jangan sekali-kali menyebut nama Tuhan Yesus dengan sembarangan.  Di dalam Kisah 4:12 ditegaskan bahwa, "...keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."  Jadi nama Yesus itu sangat berkuasa atas hidup kita.  Jangan pernah merasa malu menyebut nama Yesus di hadapan orang, apalagi sampai menyangkal nama Yesus.  Tuhan Yesus berkata,  "Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.  Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan Bapa-Ku yang di sorga.  Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."  (Matius 10:32-33).

     Selain namaNya yang berkuasa, Alkitab juga menyatakan bahwa darah Yesus juga sangat berkuasa.  Tertulis:  "Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman."  (Yohanes 6:54).  Darah ini berbicara tentang pengampunan dosa, karena "...darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa."  (1 Yohanes 1:7), sehingga  "...oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,"  (Ibrani 10:19-20).  Luar biasa!  Nama Yesus sangat berkuasa dan darahNya yang tercurah di atas kayu salib memberikan jaminan keselamatan dan kehidupan kekal bagi kita yang percaya!

Karena itu beritakanlah Dia kepada yang lain!

Tuesday, November 27, 2012

JANGAN BANGKITKAN CEMBURU TUHAN

Baca:  2 Korintus 11:1-6 

"Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi.  Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus."  2 Korintus 11:2

Bagaimana perasaan Saudara jika pacar, suami atau isteri kita tertarik kepada orang lain atau menjalin hubungan secara tersembunyi dengan orang lain?  Kita pasti terbakar rasa cemburu, bukan?  Mendengar kata 'cemburu' pasti kita akan menilainya sebagai sesuatu yang negatif, karena makna konotasi dari 'cemburu' adalah iri hati.  Tapi kepada jemaat di Korintus ini Paulus mengatakan tentang kecemburuan ilahi.  Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan, mereka telah 'dipertunangkan' dengan Kristus.  Karena itu dituntut kesetiaan mutlak, jangan sampai mereka mendua hati dan tidak lagi setia kepada Tuhan.  FirmanNya menegaskan,  "...janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena Tuhan, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu."  (Keluaran 34:14).  Ayat ini jelas menyatakan bahwa Allah kita adalah Allah yang cemburu, yang tidak ingin milik kesayanganNya dimiliki oleh yang lain.  Kata 'cemburu'disini bukan iri hati, karena cemburu yang memiliki arti iri hati biasanya disertai dengan suatu tindakan mengambil milik orang lain, karena ia tidak memilikinya.

     Dalam Yakobus 4:4-5 dinyatakan bahwa Roh Allah yang ditempatkan dalam hati kita memiliki sifat cemburu.  Karena itu kita harus menjaga perasaan Tuhan!  Seringkali kita tidak sadar bahwa apa yang kita lakukan selama ini telah menduakan hati Tuhan dan membuatNya cemburu.  Tertulis:  "Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah.  Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah."  (Yakobus 4:4).  Jangan sampai Roh yang ada dalam diri kita cemburu oleh karena kita bersahabat dengan dunia ini:  hati kita mulai condong kepada perkara-perkara dunia, materi dan kesenangan daging sehingga ibadah mulai terabaikan;  saat teduh sering kita tunda-tunda karena capai dan sibuk.  Tuhan tidak lagi menjadi prioritas utama hidup kita.

     Hari ini kita diingatkan untuk tidak melakukan hal-hal yang akan membangkitkan Dia cemburu.  Tuhan sangat mengasihi kita, bahkan Dia rela mengorbankan nyawaNya bagi kita, masakan kita berpaling dari Dia dan lebih mengasihi dunia ini?

Supaya Tuhan tidak cemburu, marilah kita hidup berpadanan dengan Injil dan melayani Dia dengan kesungguhan hati.

KEBERHASILAN MENYERTAI HIDUP ORANG BENAR

Baca:  Mazmur 20:1-10 

"Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kau kehendaki dan dijadikan-Nya berhasil apa yang kaurancangkan."  Mazmur 20:5

Dalam Yeremia 29:11 jelas dikatakan bahwa rancangan Tuhan bagi orang percaya adalah rancangan damai sejahtera dan masa depan yang penuh harapan.  Namun janji Tuhan ini Ia sediakan bagi orang-orang yang hidupnya benar dan berkenan kepadaNya.  Oleh karena itu kita harus memiliki iman bahwa jika kita hidup dalam Tuhan dengan benar dan kudus, keberhasilan akan menjadi milik kita, bahkan apa saja yang kita perbuat pasti berhasil. 

     Jika sampai saat ini kita lebih banyak mengalami kegagalan daripada keberhasilan, atau sepertinya janji Tuhan itu serasa menjauh dari kehidupan kita, adalah bijak bila kita segera mengoreksi diri sendiri terlebih dahulu sebelum kita bersungut-sungut, mengeluh lalu menyalahkan Tuhan.  Sudahkah kita memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan serta beribadah kepadaNya dengan sungguh?  Setiakah kita mengerjakan apa yang dipercayakan Tuhan?  Sudahkah kita meninggalkan kehidupan lama kita, sebagaimana tertulis dalam 1 Petrus 2:1  ("Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.")  Yang pasti, keberhasilan adalah rancangan Tuhan bagi orang percaya yang senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala hal dan memiliki kehidupan yang seturut dengan firmanNya.

     Keberhasilan apakah itu?  Dikatakan,  "Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya;  apa saja yang diperbuatnya berhasil."  (Mazmur 1:3).  Inilah janji Tuhan bagi orang benar:  apa saja yang diperbuat atau kerjakan, pasti berhasil.  Amin!  Dalam hal apa pun kita akan mengalami peningkatan dari hari ke hari:  toko makin diberkati, karir makin naik, studi berhasil dan lain-lain.  Bila kita diberkati maka dipastikan  "...lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya."  (Amsal 3:10).  Semakin diberkati semakin kita menjadi berkat bagi orang lain!  Semakin diberkati berarti kita memiliki banyak kesempatan berbuat baik, menolong yang lemah dan miskin, serta mendukung pelayanan pekabaran Injil.  Jadi,  "Muliakanlah Tuhan dengan hartamu..."  (Amsal 3:9).

Keberhasilan senantiasa mengikuti perjalanan hidup orang percaya, asal kita dengan sungguh-sungguh mengasihi Dia dan hidup berkenan kepadaNya!

HATI YANG MELAYANI SEPERTI YESUS

Baca:  Yohanes 13:1-20 

"sebab Aku telah memberikan suatu teladan seperti kamu, supaya kamu juga berbuat yang sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu."  Yohanes 13:1

Alkitab mencatat:  "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.  Dan dalam keadaan seperti manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."  (Filipi 2:6-8).  Dia adalah Yesus Kristus,  "...nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,"  (Filipi 2:9-10).  Pribadi Yesus tidak dapat dibandingkan dengan siapa pun di dunia ini.  Seberapa pun terhormatnya seseorang dengan titel yang berlapis-lapis atau seberapa hebat dia, sungguh tidak sebanding dengan kebesaran dan keagungan Yesus Kristus, karena Dia adalah Raja di atas segala raja, Tuhan segala tuhan.  Namun Yesus tetap rendah hati dan rela melayani manusia.  Bahkan Ia memberikan satu teladan yang luar biasa:  rela membasuh kaki para muridNya, padahal Dia adalah Tuhan dan Guru Agung.

     Lalu, siapakah kita ini?  Kita hanyalah orang yang tak berarti.  Dapatkah kita belajar dari teladan Yesus, mau melayani keluarga, kerabat, teman atau orang lain dengan kerendahan hati dan tanpa pamrih sepertinya?  Ketika melihat ada saudara kita yang lapar, sudikah kita mengulurkan tangan dan memberinya makan?  Sewaktu melihat saudara kita tertimpa musibah, relakah kita menolongnya?  Itulah yang dinamakan kasih, yaitu melihat kebutuhan orang lain sebagai kewajiban diri sendiri.  Sesungguhnya pelayanan itu sangatlah sederhana!  Tetapi dalam prakteknya, pelayanan juga tidak semudah diucapkan.  Banyak orang melayani tapi enggan menanggalkan keakuannya;  mau melayani tapi sulit melepaskan kehormatan atau kedudukannya.  Melayani berarti rela menjadi hamba!  Itulah pelayanan yang dilakukan Yesus!  Tertulis:  "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;"  (Matius 20:26a-27).  Maukah kita?  Bukankah banyak orang mau melayani dengan harapan makin dikenal orang dan dihormati?

Mari kita memiliki hati seperti Yesus, rela melayani jiwa-jiwa dengan motivasi tulus dan benar!

KEBIASAAN HIDUP MANUSIA BARU


Baca:  Roma 6:15-23 

"...kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan."  Roma 6:19b

Untuk menjadi murid Kristus yang sejati kita harus melatih diri dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan hidup yang baik dan benar, mulai dari hal bertutur kata, sikap, cara berpikir dan juga perilaku kita sehari-hari, karena di dalam Kristus kita adalah  "...ciptaan baru:  yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).  Kita harus berkomitmen untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan hidup lama yang tidak sesuai dengan firman Tuhan, dan melatih diri membentuk kebiasaan hidup yang baru.  Itu pun harus kita lakukan dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak lain.  Kita tidak lagi menyerahkan tubuh kita  "...untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup.  Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran."  (Roma 6:13-14).

     Apa kebiasaan Saudara?  Mungkin ada yang setelah bangun kopi terbiasa minum kopi sambil membaca koran;  atau sepulang kantor nongkrong dengan teman-teman di cafe;  atau nonton sinetron di TV berjam-jam;  atau kalau tidur selalu mendengkur dan lain-lain.  Definisi kata 'kebiasaan' menurut kamus Webster adalah:  kecenderungan melakukan aktivitas tertentu secara terus-menerus atau berulang-ulang;  latihan atau praktek yang dilakukan secara konsisten dan kontinyu.  Kebiasaan adalah hasil dari tindakan yang dilakukan secara rutin dan berulang-ulang.  Kebiasaan inilah yang akan membentuk karakter kita.  Kepada jemaat di Kolose rasul Paulus menasihatkan agar mereka  "...menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui..."  (Kolose 3:9-10).  Artinya kita harus mengenakan 'manusia baru' yang secara terus menerus diperbaharui dari hari ke hari.

     Hal-hal apa saja yang harus kita biasakan atau latih supaya menjadi pola hidup kita?  1.  Bersaat teduh, menyediakan waktu secara pribadi secara rutin untuk bersekutu dengan Tuhan, membaca dan merenungkan firmanNya.  2.  Berdoa senantiasa  (Lukas 18:1).  3.  Memberikan persepuluhan  (Maleakhi 3:6-12).  4.  Ibadah  (Ibrani 10:25).  5.  Mengasihi saudara seiman  (Yohanes 13:34-35).

Sudahkah kita memiliki kebiasaan hidup yang benar, yang menunjukkan citra diri kita sebagai orang percaya?

JANGAN PERNAH PUTUS ASA


Baca:  Mazmur 43:1-5 

"Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku?  Berharaplah kepada Allah!  Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!"   Mazmur 43:5

Karena tekanan hidup yang kian berat dan permasalahan yang dialami, banyak orang menjadi putus asa dan frustasi.  Mengapa bisa terjadi?

     Rasa putus asa muncul ketika seseorang mengalami jalan buntu.  Celah inilah yang digunakan Iblis untuk menanamkan rasa putus asa dalam diri seseorang, sehingga dalam dirinya timbul rasa mengasihani diri sendiri (self pity) dan merasa sudah tidak ada pertolongan lagi.  Kita  tidak lagi mengarahkan pandangan kepada Tuhan dan mulai meragukan kuasaNya.  Dengan kata lain kita putus asa dan menjadi tawar, merasa bahwa Tuhan tidak sanggup melakukan perkara besar dalam kehidupan kita, padahal firman Tuhan menegaskan bahwa  "...semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia.  Dan inilah kemenangan atau pun rasa putus asa dimulai dari hati kita.  Tertulis:  "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu."  (Amsal 24:10).

     Rasa putus asa bukanlah karakter anak-anak Tuhan!  Kita adalah lebih dari pemenang karena Tuhan selalu ada di pihak orang percaya.  Daud, ketika berhadapan dengan Goliat, tak sedikit pun merasa takut dan gentar, apalagi putus asa.  Dengan penuh iman Daud siap berperang melawannya.  Bahkan kemenangan itu sudah ada di hati Daud sebelum peperangan itu terjadi.  Hal ini bisa terlihat dari perkataan Daud di hadapan Goliat, orang Filistin itu:  "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.  Hari ini juga Tuhan akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu;"  (1 Samuel 17:45-46a).  Seberat apa pun masalah yang kita hadapi, jangan putus asa, serahkan semuanya kepada Tuhan.  Jangan buang waktu dan tenaga pada hal-hal yang membuat kita putus asa dan lemah.  Mari kita lebih lagi melekat kepada Tuhan.   

Jika Tuhan ada di hati kita, kita tidak akan takut dan putus asa dalam keadaan apa pun, karena tidak pernah ditinggalkanNya orang-orang benar!

MENGHARGAI PERANAN ISTERI

"Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan Tuhan."  Amsal 18:22

Hamba Tuhan besar dan terkenal di dunia, Bapak Billy Graham, pernah berkata,  "Di balik kesuksesan pria selalu ada wanita besar di sampingnya."  Tidak semua orang menyadari akan hal ini, sehingga jarang sekali, para pria, memberikan pujian kepada wanita atau isteri kita.  Jangankan memberikan pujian, malah masih ada dari kita yang cenderung meremehkan dan mengabaikan peranan seorang wanita (isteri).  Bila kita perhatikan lebih mendalam, sesungguhnya peranan isteri dalam sebuah rumah tangga sangat luar biasa dan sudah seharusnya kita melepaskan pujian baginya.  Ada banyak rumah tangga yang sudah tidak bahagia lagi dikarenakan di rumah itu tidak ada pujian lagi, baik dari suami kepada isteri, atau juga pujian isteri terhadap suami.  Akibatnya suami atau isteri akan merasa kurang dihargai.

     Mari kita perhatikan apa sebenarnya yang menjadi dasar bahwa seorang isteri itu layak untuk menerima pujian dan diperhatikan.  Tuhan menempatkan wanita bukan sebagai pelengkap dalam hidup ini, tetapi sebenarnya wanita adalah penolong bagi para pria.  Di dalam Amsal 31:10-11 dikatakan:  "Isteri yang cakap siapakah yang akan mendapatkannya?  Ia lebih berharga dari pada permata.  Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan."  Adalah suatu berkat yang luar biasa bila seorang pria mendapatkan isteri yang dapat dipercaya, yang dapat mengatur keuangan keluarga dengan baik, sehingga hidup rumah tangganya tidak berkekurangan.  "Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam.  Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal."  (Amsal 31:18-19).  Seorang isteri pun berhak beroleh pujian apabila ia dapat menguasai diri dan menjaga ucapannya dengan baik.  Kalau pun harus berbicara,  "Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya."  (Amsal 31:26).

     Pujian bagi seorang wanita terletak juga pada kesetiaan dan imannya.  Contohnya Hana.  Ketika menghadapi masalah yang berat dia tidak pernah lari atau menghindar dari masalah yang ada, tapi ia memiliki pnyerahan penuh kepada Tuhan.  Dan karena imannya, Hana mengalami mujizat dari Tuhan.  Isteri yang takut akan Tuhan dan memiliki kesetiaan terhadap suami berhak untuk mendapatkan pujian.

Sudahkah kita, kaum wanita, menjadi isteri yang baik dan benar? 

Saturday, November 24, 2012

PESAN TUHAN: Taat dan Bersyukurlah!


Baca:  Ulangan 10:12-22

"Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk."  Ulangan 10:16

Adakah di antara kita yang tidak pernah megecap kebaikan Tuhan?  Pastilah tak seorang pun di dunia ini yang tidak pernah mengalami dan merasakan kebaikan Tuhan dalam hidupnya.  Daud juga mengakuinya,  "Engkau Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!"  (Mazmur 16:2).  Sungguh,  "Tuhan itu baik kepada semua orang,"  (Mazmur 145:9a).

     Apa yang dialami bangsa Israel menjadi contoh nyata betapa Tuhan itu baik!  Saat berjalan keluar meninggalkan negeri perbudakan (Mesir), tak sekali pun dibiarkanNya bangsa itu berjalan sendirian, Tuhan senantiasa menuntun dan menyertai mereka.  Ketika mereka harus melewati padang gurun  "Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.  Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu."  (Keluaran 13:21-22).  Kebaikan Tuhan tidak hanya sampai di situ, perihal makanan jasmani pun dicukupinya.  "Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya,..."  (Keluaran 16:35), bahkan sandang pun Dia perhatikan.  "Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini."  (Ulangan 8:4).

     Meski telah mengecap kebaikan Tuhan secara luar biasa, bangsa Israel masih sulit mengucap syukur.  pandangan mereka hanya terarah pada roti (berkat) atau perkara-perkara lahiriah saja.  Ketika mengalami masalah sedikit saja mereka langsung memberontak kepada Tuhan.  Itulah sebabnya Tuhan membawa mereka ke padang gurun untuk proses pendewasaan.  Bukannya Tuhan bermaksud jahat atas bangsa ini, tetapi Tuhan hendak mengajar supaya mereka sadar bahwa kehidupan ini bukan hanya urusan perut atau makan minum melulu, tapi ada perkara rohani yang harus diperhatikan karena itu jauh lebih penting, yaitu bagaimana hubungan kita dengan Tuhan dan ketaatan kita melakukan firmanNya.  Kadang Tuhan mengijinkan kesulitan dengan segala bentuknya dalam kehidupan kita sebagai bentuk disiplin.  Juga melalui setiap kesulitan yang Tuhan ijinkan hadir dalam hidup kita Dia ingin melatih kita untuk benar-benar bergantung kepadaNya saja.

Mari camkan ini:  "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."  Matius 4:4

BAGAIMANA SUPAYA TETAP BERSUKACITA?

Baca:  Mazmur 113:1-9

"Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur."   Mazmur 113:7

Hari-hari ini banyak orang kehilangan sukacita karena peliknya masalah yang dialami.  Ada yang berkata,  "Bagaimana saya bisa bersukacita, penghasilan saja pas-pasan, sedangkan biaya sekolah untuk anak-anak mahal.  Bagaimana saya bisa bersukacita, tinggal saja di kos-kosan ukuran 5S  (sangat sempit sekali sampai sumpek).  Bagaimana saya bisa bersukacita, di usia yang sudah di atas 30 tahun belum juga menemukan jodoh."  Seringkali keadaan dan situasi yang ada begitu mempengaruhi kondisi hati kita.  Sebaliknya, ada juga orang yang punya uang banyak dan tinggal di kawasan elite tapi hatinya tetap tidak ada sukacita.  Selalu saja ada rasa was-was atau kuatir.  Ternyata, memiliki uang atau kekayaan melimpah tidak menjamin seseorang merasakan sukacita, karena uang tidak bisa membeli sukacita.

     Sebagai orang percaya tidak seharusnya kita kehilangan sukacita, meski situasinya mungkin tidak mendukung.  Tuhan menghendaki agar kita senantiasa memiliki sukacita di segala situasi, entah itu susah atau senang, punya duit ato bokek, karena sukacita adalah kekuatan untuk menghadapi setiap tantangan hidup.  Ada pun kunci untuk tetap mengalami sukacita adalah bermula dari pikiran kita, karena  "...seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia."  (Amsal 23:7a).  Pertama-tama, kita harus tanamkan dalam hati dan pikiran kita bahwa:  1.  Kita punya Tuhan yang dahsyat.  Pemazmur berkata, "Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi.  Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, suku-suku bangsa ke bawah kaki kita,"  (Mazmur 47:3-4).  Sebesar apa pun masalah yang kita alami, serahkan semuanya pada Tuhan, Dia pasti sanggup menolong kita karena kuasaNya tak terbatas.  2.  Masalah adalah proses pendewasaan iman.  Jika kita diijinkan mengalami masalah, berarti Tuhan sedang mendidik kita supaya kita makin dewasa di dalam iman.  Jadi, tetaplah bersukacita!  Seperti dikatakan,  "Karena Ia tahu jalan hidupku;  seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas."  (Ayub 23:10).  3.  Ada Roh Kudus yang senantiasa memberi kekuatan dan penghiburan kepada kita.

Oleh sebab itu mari kita jalani hari dengan penuh sukacita, karena kita punya Tuhan yang dahsyat dan Roh Kudus yang senantiasa menopang!

TIDAK SIA-SIA MENGIKUT KRISTUS

Baca:  Markus 10:28-31

"...dan pada zaman yang akan datang ia (yang meninggalkan semuanya dan mengikuti Kristus-Red). akan menerima hidup yang kekal."   Markus 10:30

Di setiap masa selalu banyak orang Kristen kehilangan semangat dalam pengiringannya kepada Tuhan.  Mereka tidak lagi antusias terhadap perkara-perkara rohani.  Apa penyebabnya?  Mereka berpikir bahwa dengan menjadi pengikut Kristus akan terbebas dari masalah, kesulitan atau penderitaan.  Kenyataannya?  Masalah demi masalah, ujian demi ujian harus mereka alami, sementara kehidupan orang-orang di luar Tuhan sepertinya enak, lancar, fine-fine saja.  Kita benar-benar dibuat iri dan cemburu bila memperhatikan mereka.  Hal ini juga dialami oleh pemazmur. "...aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik."  (Mazmur 73:3).  Mungkin kita bertanya dalam hati apa upah kita mengikut Kristus seperti yang Petrus sampaikan kepada Tuhan Yesus.  Lalu, sia-siakah kita mengikut Tuhan?

     Rasul Paulus memberi nasihat,  "...saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!  Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."  (1 Korintus 15:58).  Tuhan Yesus menegaskan pula bahwa ada upah yang Dia sediakan bagi orang-orang yang setia mengiring Tuhan,  "orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat:  rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal."  (Markus 10:30).  Bila kita menyadari ada upah yang disediakan Tuhan bagi setiap orang yang percaya, maka tidak seharusnya kita menjadi lemah, kecut dan tawar hati.  Justru kita harus makin sungguh-sungguh dan giat melayani pekerjaan Tuhan.

     Selagi waktu dan kesempatan masih ada, jangan pernah sia-siakan.  Mari kita maksimalkan setiap potensi atau talenta yang sudah diberikan Tuhan bagi kita karena pada saatnya kita harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan.  Musa rela meninggalkan istana Firaun dan segala kemegahannya demi memenuhi panggilan Tuhan, meski harus menderita sengsara bersama umat Israel di padang gurun.  Bagi Musa, beroleh kepercayaan untuk memimpin umat Israel dan melayani Tuhan itu  "...sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah."  (Ibrani 11:26).  

Baca:  Ulangan 28:1-14


"Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar."  Ulangan 28:6

Sekali lagi firman Tuhan menegaskan:  upah disediakan bagi orang percaya.  Mari camkan itu baik-baik.  Musa rela meninggalkan segala kesenangan duniawi demi memenuhi panggilan Tuhan dalam hidupnya.  Begitu juga rasul Paulus yang berani berkata,  "...bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan."  (Filipi 1:21) dan  "Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya.  Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,"  (Filipi 3:8).

     Aku pun upah yang disediakan Tuhan bagi setiap orang percaya itu memiliki dua dimensi waktu yaitu dimensi hari ini:  saat kita masih hidup di dunia, dandimensi yang akan datang:  setelah kita meninggalkan dunia ini.  Upah yang tersedia bagi setiap kita orang percaya, di antaranya adalah:  1.  Beroleh jawaban doa.  Tuhan Yesus berkata,  "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya."  (Yohanes 15:7).  Janji Tuhan adalah ya dan amin.  Bila saat ini kita sedang mengalami pergumulan yang berat, berserulah kepada Tuhan, maka Ia akan menjawab dan menolong kita.  2.  Kehidupan kita dipulihkan.  Tertulis:  "Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu:"  (Ulangan 28:2) dan "Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,"  (Ulangan 28:13).  3.  Menjadi berkat bagi sesama.  Dikatakan,  "Dan kalau dahulu kamu telah menjadi kutuk di antara bangsa-bangsa, hai kaum Yehuda dan kaum Israel, maka sekarang Aku akan menyelamatkan kamu, sehingga kamu menjadi berkat.  Janganlah takut, kuatkanlah hatimu!"  (Zakharia 8:13).  Karena penebusan Kristus di atas kayu salib, kita diselamatkan dan menjadi orang-orang yang berkemenangan, karena segala kutuk telah dipatahkan di dalam Dia.  4.  Kita akan memerintah bersama Kristus  (baca Wahyu 20:4). 

Apa pun yang terjadi dalam hidup kita, jangan meninggalkan Tuhan, karena besar upah yang menanti bagi kita yang tetap setia sampai pada kesudahannya!


Friday, November 23, 2012

Mujizat Masih Ada!

Baca:  2 Raja-Raja 20:1-20 

"Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur;"  2 Raja-Raja 20:6a

Ada sebuah acara musik di salah satu stasiun televisi swasta bertitel 'Zona Memori'.  Suatu acara yang menampilkan artis-artis angkatan 80-an dengan lagu-lagu hits-nya.  Dalam acara itu si host selalu meneriakkan yel-yel atau kata kuncinya yaitu:  "Zona Memori...masih ada!"  Lagu-lagu lama ternyata masih ada dan tidak pernah usang ditelan masa atau ditinggalkan penggemarnya.  Pembacaan firman hari ini berbicara tentang mujizat yang dialami oleh Hizkia.  Mungkin ada orang Kristen yang beranggapan bahwa mujizat itu sudah usang dan menjadi 'lagu lama';  itu dulu, sekarang tidak mungkin terjadi;  mujizat itu sudah tidak ada, bukan masih ada.

     Mari simak baik-baik,  Ketika baru memerintah selama 14 tahun sebagai raja, Hizkia jatuh sakit dan hampir mati.  Pesan yang disampaikan nabi Yesaya yang diutus Tuhan bahwa Hizkia tidak akan sembuh dan akan mati bak petir di siang bolong!  Siapa pun yang mendengar berita ini pasti akan mengalami guncangan yang hebat, shock, sedih dan kaget bak disambar petir di siang bolong tadi.  Namun Hizkia bukanlah tipe orang yang mudah frustasi dan mengasihani diri sendiri.  Dalam keadaan tak berdaya ini  "...Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada Tuhan:  'Ah Tuhan, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapanMu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mataMu.'  Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat."  (ayat 2-3).  Hizkia tahu benar bahwa mujizat itu masih ada dan pasti ada;  ia sangat yakin bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara.  Akhir kisah ini Hizkia mengalami kesembuhan;  bukan hanya sampai di situ, Tuhan juga memperpanjang hidup Hizkia sampai lima belas tahun lagi.  Awesome!

     Hizkia beroleh mujizat dari Tuhan karena ia sangat menghormati firman yang disampaikan Yesaya.  Sebagai raja ia punya alasan untuk marah atau tersinggung, tetapi ia tetap menghormati pesan Tuhan, apa pun isinya.  Ini bukti bahwa Hizkia punya kerendahan hati.  Itulah sebabnya ia berdoa kepada Tuhan dengan kesungguhan hati.  Erangan dan tangisan yang ke luar dari hati yang remuk menggerakkan hati Tuhan untuk bertindak.

"Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk Tuhan?"  Kejadian 18:14a

BETLEHEM: Berkat dan Pengharapan

Baca:  Lukas 2:1-20

"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya."  Lukas 2:14

Alkitab menyatakan:  "...Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betleham, - karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.  Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,"  (ayat 4-6).  Bukan suatu kebetulan jika Yesus dilahirkan di Betlehem;  semua dalam rencana Allah.  Dalam bahasa Ibrani, nama 'Betlehem' berarti'rumah roti', berbicara tentang berkat Tuhan.  Di Betlehem inilah Allah menyediakan berkat-berkat bagi umat manusia sebagaimana disampaikan malaikatNya,  "...aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:  Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud."  (ayat 10-11).  Inilah inti berita Natal yaitu kehendak Allah sendiri untuk memberikan anugerahNya bagi setiap orang yang percaya (baca Yohanes 3:16).

     Di Betlehem Allah telah mendemonstrasikan kasihNya yang tak terbatas, di mana Ia menjadi sama dengan manusia.  Suatu perkara yang tidak bisa dimengerti oleh orang-orang dunia:  kasih Allah juga mengandung janji yang pasti yaitu jaminan hidup kekal bagi setiap orang yang percaya.  "Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."  (Yohanes 3:36).

     Kehadiran Yesus Kristus ke dunia memberikan pengharapan baru dan juga masa depan.  Ketika dunia diliputi oleh kegelapan yang begitu pekat, Yesus hadir dengan terangNya yang ajaib.  Hari ini, "Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia."  (Yohanes 1:9).  Kini kegelapan tidak lagi menguasainya!  Maka dari itu bersukacitalah dan "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana,"  (Lukas 2:15b).  Lihatlah!  Para gembala dan orang-orang Majus datang ke Betlehem.  Mereka tidak datang dengan tangan hampa, tapi yang terbaik dari hidupnya mereka persembahkan kepada Tuhan!

Di hari Natal ini mari kita persembahkan hidup kita dan segala yang ada pada kita;  karena Dialah kita beroleh anugerah keselamatan!

Wednesday, November 21, 2012

DALAM SEGALA PERKARA TUHAN BEKERJA

Baca: Mazmur 34:16-23
  
"Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka Tuhan mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya."  Mazmur 34:18

Selama kita masih berada di dunia ini kehidupan kita tak luput dari masalah.  Kita tak pernah luput dari masalah atau penderitaan.  Mengapa dunia dipenuhi dengan masalah?  Masalah dan penderitaan timbul karena dunia sudah jatuh dalam dosa.  Dalam 1 Yohanes 5:19 dikatakan bahwa  "...seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat."  Namun sebagai orang percaya kita tidak usah takut dan cemas karena Tuhan bisa memakai semua masalah atau penderitaan yang terjadi untuk menarik kita lebih dekat kepada Dia.  Seringkali situasi sulit atau masa-masa gelap di dalam kehidupan kita memaksa kita untuk datang kepada Tuhan dengan kesungguhan hati.  Kala kita terkulai tak berdaya karena sakit, tidak punya uang untuk bayar kos atau kontrakan, gagal dalam rumah tangga atau studi, ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi dan sebagainya, kita menangis dan berteriak kepada Tuhan.  Pujian penyembahan kita naikkan kepada Tuhan dengan hati hancur dan mendalam.  Seperti Hana.  Dalam pergumulan berat,  "...dengan hati pedih ia berdoa kepada Tuhan sambil menangis tersedu-sedu."  (1 Samuel 1:10).  Daud berkata,  "Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya."  (Mazmur 34:19).

      Belajarlah untuk bersabar dan tetap menaruh iman pengharapan hanya kepada Tuhan, sebab  "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."  (Roma 8:28).  Tuhan adalah pemegang kendali seluruh kehidupan yang ada di muka bumi ini, termasuk masalah-masalah yang terjadi dan kita alami.  Oleh karenanya serahkan beban itu kepada Tuhan, maka Dia akan turut bekerja.  Allah turut bekerja yaitu 'mengolah' masalah tersebut sehingga mendatangkan kebaikan bagi kita.  Tuhan sanggup mengubah yang buruk menjadi baik karena ada pengorbanan yang sempurna yang sudah Tuhan Yesus kerjakan di atas kayu salib.  Kita harus ingat bahwa kita memiliki Tuhan yang jauh lebih besar dari masalah apa pun yang ada di dunia ini.  Alkitab mengatakan:  "...semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia.  Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia:  iman kita,"  (1 Yohanes 5:4).

Asal kita percaya penuh kepada Tuhan, setiap masalah selalu ada jalan keluarnya karena Dia turut bekerja!

HIDUP DI DUNIA INI SINGKAT! SADARILAH


Baca: Pengkotbah 7:1-22
 
"Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia;  hendaknya orang yang hidup memperhatikannya."  Pengkotbah 7:2

Setiap kita pasti pernah melayat ke rumah duka atau menghadiri upacara pemakaman seseorang, entah itu salah satu anggota keluarga kita, rekan bisnis, kenalan atau pun tetangga kita.  Beberapa waktu yang lalu penulis menghadiri upacara pemakaman seorang sahabat rohani yang telah dipanggil pulang ke rumah Bapa di sorga di usia yang relatif masih sangat muda yaitu 24 tahun, meninggalkan dunia ini karena sakit.  Kami semua sangat kehilangan dia.  Rona kesedihan pun terpancar di setiap wajah yang hadir.  Yang perlu kita renungkan setiap kali kita melayat orang yang meninggal adalah bukan masalah tata cara upacara pemakamannya atau bagaimana seseorang itu meninggal, melainkan makna rohani yang kita dapatkan seperti yang dikatakan oleh Salomo, di mana lebih baik pergi ke rumah duka dari pada pergi ke rumah pesta.  Di rumah duka kita kembali diingatkan bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara.  Kematian adalah sesuatu yang pasti dan akan dialami oleh semua orang.  Kematian tidak mengenal usia dan juga status, tua atau muda, kaya atau miskin, laki-laki atau perempuan.  Dan tak seorang pun yang tahu kapan hari kematian itu datang.  Setiap hari bisa saja menjadi hari terakhir bagi kita.

     Menjalani hidup ini seperti seseorang yang sedang berkemah.  "...jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.  Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini,"  (2 Korintus 5:1-2).  Jadi, kematian bukanlah akhir dari kehidupan manusia.  Kematian hanyalah alat Tuhan untuk membawa kita dari dunia yang fana menuju kepada kehidupan yang baru yaitu di sorga yang baka.  Bagi orang percaya kematian bukanlah suatu hal yang menakutkan, karena setiap kita yang ada di dalam Kristus, meski telah mati (jasmani), kita akan hidup (baca Yohanes 11:25).

     Pertanyaannya sekarang:  sudahkah kita ada di dalam Kristus?  Jika belum, mengapa kita masih menunda-nunda waktu untuk datang kepada Dia?

Dosa akan membawa seseorang pada kematian kekal, tapi kehidupan kekal tersedia bagi setiap orang yang percaya kepada Kristus!

JANGAN KECEWA MENERIMA TEGURAN

Baca: Amsal 3:1-12
  
"Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihiNya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi."  Amsal 3:12

Tak satu pun orangtua di dunia ini yang menginginkan anak-anaknya menjadi orang yang gagal atau menderita di kemudian hari.  Semuanya berharap anak-anaknya menjadi orang yang berhasil dalam studi, karir dan juga rumah tangga.  Itulah sebabnya orangtua selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, bahkan mereka pun rela mengorbankan apa saja demi anak.  Kasih, perhatian, perlindungan dan terkadang juga teguran diberikan orangtua kepada anak.

     Dalam kehidupan rohani, Tuhan pun bertindak demikian.  Di satu sisi Tuhan senantiasa melimpahkan kasih, kemurahan, pemeliharaan, penyertaan dan pertolongan kepada kita;  di sisi lain Dia juga akan memberikan teguran atau hajaran kepada kita bila kita melakukan pelanggaran atau dosa di hadapanNya.  Tujuan teguran itu adalah agar kita menjadi jera dan tidak lagi mengulangi kesalahan sehingga kita dapat bertumbuh ke arah yang benar sesuai dengan kehendakNya.  Teguran Tuhan kepada kita dapat berupa masalah atau persoalan:  sakit penyakit, krisis keuangan, masalah keluarga dan sebagainya.  Tuhan mengijinkan hal itu terjadi agar kita segera menyadari kesalahan dan berbalik ke jalanNya yang benar.  Oleh sebab itu  "...janganlah engkau menolak didikan Tuhan, dan janganlah engkau bosan akan peringatanNya."  (ayat 11).  Daud pernah melakukan pelanggaran besar di hadapan Tuhan, berzinah dengan Betsyeba.  Kemudian Tuhan memakai Natan untuk menegur Daud.  Akhirnya Daud pun menyesal dan bertobat, katanya,  " 'Aku sudah berdosa kepada Tuhan.'  Dan Natan berkata kepada Daud:  'Tuhan telah menjauhkan dosamu itu:  engkau tidak akan mati.  Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista Tuhan, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati.' "  (2 Samuel 12:13-14).

     Kunci utama ketika kita menerima teguran dari Tuhan adalah bertobat.  Pengakuan diri kita telah melakukan dosa di hadapan Tuhan itu sangat penting dan itu adalah kunci untuk mengalami pemulihan dan berkat dari Tuhan.  Jadi bila kita mendapat teguran dari Tuhan jangan menjadi kecewa atau marah, ini berarti Tuhan sangat mengasihi kita.  "Jika kamu harus menanggung ganjaran;  Allah memperlakukan kamu seperti anak.  Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?"  (Ibrani 12:7).

Bersyukurlah bila kita ditegur Tuhan, karena hal itu mendatangkan kebaikan bagi kita.