HELL and his life.....

YESAYA26:9: "Jiwaku merindukan Engkau pada waktu malam, aku mencari Engkau dengan segenap hati, apabila Engkau menghakimi bumi kelak, penduduknya akan mengetahui makna keadilan"

Tuesday, September 17, 2013

Berharaplah Kepada Tuhan Yang Setia


Lukas 16:19-31
Setiap kita pasti ingin memiliki kasih seperti hatiNya Tuhan yang tulus dan memiliki kasih. Kasih itu tidak akan berubah ketika ada perubahan disekitar kita. Pengorbanan Tuhan bagi kita itu luar biasa, Dia begitu setia bahkan sampai mati di kayu salib dan semua yang Dia miliki yang luar biasa di dalam Sorga (keagungan, kemuliaan, dll) tidak Dia pertahankan, tetapi Dia meninggalkan semuanya itu untuk kita.
Perikop ini mengangkat dua orang yang kehidupannya sangat berbeda. Yang seorang kaya raya luar biasa karena selalu berpakaian kain ungu dan jubah halus (pakaian kebesaran), setiap hari dia bersuka ria dalam kemewahan. Orang yang kedua namanya Lazarus, seorang pengemis miskin yang badannya penuh dengan borok dan berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu. Berbaring artinya dia seorang yang cacat. Jadi, karena cacat maka dia tidak bisa mencari uang sehingga dia menjadi pengemis. Ketika pengemis ini lapar, dia pergi ke tempat pembuangan makanan dari orang kaya yang setiap hari mengadakan pesta, dan sambil Lazarus mengorek makanan dari tempat sampah datang anjing-anjing menjilat boroknya.
Betapa menderitanya Lazarus selama hidup. Tetapi ketika dia mati, dia dijemput oleh malaikat dan dibawa ke pengkuan Abraham. Abraham adalah bapa orang percaya/beriman, maka namanya bapa pasti yang dipangkuannya adalah anak. Ini merupakan sebuah kiasan dimana seorang ayah memangku seorang anak dan bagaimana bapa pasti begitu juga anaknya. Artinya Lazarus juga adalah seorang yang percaya, imannya dasyat dan tidak berubah sekalipun apa yang dia harapkan tidak pernah tercapai sampai mati dia. Lazarus tetap dalam keadaan yang menderita, namun demikian dia tetap percaya dan berharap kepada Tuhan. Lazarus artinya Allah adalah pertolonganku. Abraham juga demikian, sebagai bapa orang percaya imannya dasyat dan tidak berubah ketika apa yang dia harapkan semakin hari semakin tidak mungkin bahkan sepertinya menemui jalan buntu.
Abraham menantikan keturunan sesuai dengan janji Allah. Kita tahu bahwa untuk menantikan keturunan maka usianya harus muda. Saya tidak berbicara tentang seorang pria, karena seorang pria walaupun sudah lanjuta masih bisa memiliki keturunan. Tetapi bagi wanita ada limit waktunya dimana diusia tertentu sudah tidak mungkin untuk mendapatkan keturunan. Tetapi Alkitab berkata dalam Roma 4:18-20, “Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, …”. Mau berharap apalagi Sarah sudah lanjut usia, tetapi terhadap janji Allah Abraham tidak menjadi bimbang, malahan ia memperkuat imannya dan memuliakan Allah.
Menantikan janji Tuhan yang semakin lama semakin tidak mungkin bahkan sepertinya menemui jalan buntu, Abraham tidak berubah dalam pengharapan. Abraham tetap berharap dan percaya karena dia mengetahui bahwa Allah yang Dia sembah adalah Allah yang berkuasa untuk melaksanakan apa yang Dia janjikan. Inilah juga seharusnya yang mendasari iman kita. Belajarlah dari iman Abraham, agar kita juga memiliki iman yang luar biasa. Tuhan yang berjanji adalah Allah yang setia. 2 Timotius 2:13, “jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya”.
Kita istimewa dihadapan Tuhan, itu sebabnya jangan pernah goyah apalagi meninggalkan Tuhan dengan alasan apapun. Abraham adalah bapa orang percaya, karena sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham tetap berharap dan percaya. Saat ini kita mungkin sedang mengharapkan pertolongan dari Tuhan untuk persoalan apapun yang sedang kita alami, bahkan jika sekarang ini kita sepertinya menghadapi sebuah jalan buntu, tetaplah percaya dan berharap pada Tuhan karena pertolongan Tuhan itu tidak pernah terlambat selalu tepat pada waktunya. Hal ini Tuhan ijinkan kita alami karena Dia ingin membuktikan kepada kita bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan, Dia akan menjawab tepat pada waktuNya.
Nyawa dan kedudukan dianggapNya tidak penting, karena bagi Dia kita jauh lebih penting sehingga Dia rela meninggalkanNya agar kita menerima keselamatan. kita sangat berharga di mata Tuhan, ketika kita dalam masalah berat dan sepertinya sedang berada di jalan buntu, ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah punya niat jahat bagi kita, semua itu Dia ijinkan agar kita melihat mujizat yang luar biasa dalam hidup ini. Yeremia 29:11, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”.
Bahkan Alkitab berkata dalam 1 Korintus 2:9, “… Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia”. Artinya kita harus melakukan Firman, tanda kita mengasihi Tuhan maka kita akan menerima apa yang sudah Tuhan sediakan. Ini menunjukkan bahwa Lazarus adalah orang percaya dan beriman. Sekalipun keadaannya tidak berubah sampai ia mati, namun tidak ada usaha Lazarus untuk bunuh diri, dia tetap bersuka cita.
Tuhan ingin kita bersuka cita walau keadaan tidak bisa diharapkan. Tetap percaya dan berharap karena Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang berkuasa dan mampu melaksanakan semua yang Dia janjikan. Sebab itu jangan beputus asa, teruslah berharap dan bersuka cita serta percaya. Beginilah hidup Lazarus, sehingga ketika dia mati Alkitab berkata dalam Lukas 16:22, “Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham”.
Orang kedua adalah orang kaya, tidak disebutkan kejahatannya dimana. Tetapi jika kita membaca Alkitab, dia adalah seorang kaya yang selalu mengadakan pesta, namun tidak memiliki belas kasihan. Lazarus ada di depan pintu gerbangnya cukup lama, sehingga orang kaya ini mengetahui nama pengemis ini. Lazarus yang menderita seperti itu, dan hal ini dilihat oleh orang kaya yang setiap hari mengadakan pesta ini, tetapi orang kaya ini tidak tergerak sedikitpun untuk memberikan makanannya kepada Lazarus, hal ini menunjukkan bahwa orang kaya ini tidak memiliki belas kasihan dan kemurahan.
Berbahaya sekali jika kita tidak memiliki belas kasihan dan kemurahan karena kita diselamatkan hanya oleh kemurahan hati Tuhan. Bahkan Alkitab berkata dalam Matius 5:7, “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan”. Artinya jangan kita menutup mata dan hati kita jika ada orang yang membutuhkan pertolongan dari kita. Kita telah menerima hal-hal yang baik dari Tuhan, sebab itu pergunakanlah kekayaan kita untuk mempermuliakan Tuhan, maka Sorga akan menjadi bahagian kita. Artinya jika ada orang yang minta tolong, maka seberapapun yang kita mampu atau mau untuk memberi, berilah itu sehingga Tuhan akan dipermuliakan.
Perikop ini juga menerangkan kepada kita bahwa nasib orang yang sudah mati memiliki tempatnya masing-masing, bahkan Abraham menekankan lebih lagi bahwa dari tempat orang yang tidak percaya tidak bisa menyeberang ke tempat orang percaya, begitu sebaliknya apalagi kedunia ini lagi. Jadi, perikop ini juga menekankan agar kita jangan mempercayai sebuah tradisi bahwa orang yang baru meninggal rohnya masih bergentayangan, karena Alkitab berkata bahwa orang yang meninggal langsung dibawa ke tempat yang telah Tuhan sediakan.
Filipi 2:12, “… karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, …”.Sebab itu tetaplah setia kepada Tuhan sekalipun keadaan kita tidak seperti yang kita harapkan. Sekalipun pertolongan Tuhan sepertinya lambat tetapi itu pasti dan tepat waktunya. Belajarlah juga dari Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang berkata bahwa seklipun Tuhan tidak tolong kami akan tetap setia kepada Tuhan (Daniel 3:17-18), dan prinsip iman seperti inilah yang menghasilkan mujizat. Ini yang Tuhan inginkan dari kita sekarang, yaitu kesetiaan. AMIN

Saturday, September 14, 2013

TUHAN ADALAH PERLINDUNGANKU

Mazmur 27:1-14

"TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?"  Mazmur 27:1

Tak seorang pun tahu perihal hari esok!  Karena itu Alkitab menasihati:  "Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu."  (Amsal 27:1).  Manusia hanya bisa meramal, merancang dan membuat perkiraan-perkiraan, tapi hanya Tuhan yang tahu pasti.  "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana."  (Amsal 19:21), sebab  "Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita..."  (Ulangan 29:29).  Mari jalani hidup ini dengan penuh penyerahan diri kepada Tuhan.  Kita tahu bahwa hidup penuh tantangan, ujian dan ketidakmengertian kita akan masa depan, sehingga banyak orang menempuh segala cara untuk mencoba melihat masa depannya dengan bertanya kepada dukun, paranormal dan sebagainya dengan harapan beroleh kekuatan, perlindungan dan jaminan.  Namun sebagai orang percaya kita punya Tuhan Yesus yang senantiasa menjaga, melindungi dan menyertai kita.

     Dalam Mazmur 27 Daud menyatakan bahwa ada banyak tantangan yang datang dari mana saja yang mungkin terjadi dalam kehidupan orang percaya.  Tantangan itu bisa datang dari orang-orang di sekitar yang berniat jahat untuk menjatuhkan dan menghancurkan kita  (ayat 2);  masalah atau persoalan yang sedang terjadi dan kita alami  (ayat 3);  ditinggalkan oleh orang-orang terdekat dan yang kita kasihi  (ayat 10);  orang-orang yang iri dengki yang berusaha memfitnah kita  (ayat 12) dan masih banyak lagi.  Sikap dalam menghadapi semua itu adalah harus tetap percaya kepada Tuhan dan terus bertekun mencari Dia.  "Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku."  (Amsal 8:17);  dan yang terutama sekali adalah kita harus menjaga hidup ini supaya tidak menyimpang dari jalan-jalan Tuhan.

     Hidup dalam ketaatan adalah kunci untuk beroleh perlindungan dari Tuhan,  "Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai."  (Mazmur 5:13).

Semakin mendekat kepada Tuhan semakin kita beroleh kekuatan dan mampu tegak berdiri di atas persoalan, karena Dia adalah perlindungan kita!

Wednesday, September 11, 2013

MERAGUKAN TUHAN YESUS

"Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya."  Matius 28:6a

Sampai saat ini masih banyak orang meragukan keilahian Kristus, tidak percaya bahwa Ia adalah Tuhan dan Juruselamat.  Selalu timbul pertanyaan:  benarkah Yesus disalibkan dan bangkit dari kematian?  Benarkah Dia menebus dosa manusia?  Banyak orang Kristen turut terprovokasi sehingga menjadi ragu-ragu terhadap imannya sendiri.  "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah."  (1 Korintus 1:18).

     Sebagai orang percaya kita tidak perlu meragukan Tuhan kita Yesus Kristus.  Dia adalah penebus dosa kita seperti tertulis:  "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."  (2 Korintus 5:21).  Ditegaskan pula bahwa  "...keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."  (Kisah 4:12).  Orang dunia boleh saja ragu akan Yesus Kristus, tapi kita harus yakin bahwa Ia sudah bangkit dan kebangkitanNya ini menjadi dasar iman kita yang teguh.  Perihal kematianNya nabi Yesaya sudah menubuatkan,  "Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."  (Yesaya 53:5).  Begitu juga tentang kebangkitanNya:  "Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: 'Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.'"  (Matius 27:54).  Kubur kosong membuktikan bahwa Yesus telah bangkit dan makin dipertegas di mana Ia juga menampakkan diri kepada murid-murid dan banyak orang  (baca  1 Korintus 15:4-6).  Jadi setelah membayar hukuman atas dosa kita melalui kematianNya, Yesus bangkit.

     Dengan demikian kematian dan kebangkitan Kristus menjadi hal yang sangat prinsipal bagi orang percaya.

Rasul Paulus menulis,  "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu."  1 Korintus 15:14.

Monday, September 9, 2013

ORANG YANG MENANTIKAN TUHAN

Yesaya 40:12-31

"...orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."  Yesaya 40:31

Kita melihat dan mendengar betapa dunia dipenuhi dengan goncangan demi goncangan.  Beberapa waktu yang lalu ibukota negara kita (Jakarta) dilanda banjir hebat.  Ribuan orang, baik itu kaya, miskin, berpendidikan atau tidak, harus meninggalkan rumahnya dan tinggal di pengungsian.  Jalan-jalan protokol di ibukota menjadi kolam raksasa sehingga aktivitas warga menjadi terganggu, banyak kantor yang tidak bisa beroperasi, dan ini pasti berimbas pada sektor perekonomian, perdagangan dan juga industri.  Bukan hanya Jakarta, di daerah-daerah lain di seluruh pelosok tanah air juga mengalami hal yang sama.  Karena hujan dan banjir (cuaca ekstrem) para petani harus mengalami kerugian besar, gagal panen dan sawah ladang mereka rusak.  Hari-hari ini segala sesuatu yang dahulunya tidak digoncang sekarang mulai digoncangkan.  Adalah wajar jika banyak orang menjadi takut, kuatir dan cemas menghadapi hari esok.  Itulah sebabnya Alkitab menasihati,  "Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu."  (Amsal 27:1).

     Namun bagi anak-anak Tuhan, kuatkan iman percaya kita kepadaNya, sebab di dalam Dia  "...kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut."  (Ibrani 12:28).  Tuhan akan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang menanti-nantikan Dia.  Dikatakan bahwa orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru, ia tidak menjadi lesu dan tidak menjadi lelah (ayat nas).  Siapa orang yang menanti-nantikan Tuhan?  Dia adalah orang yang senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala hal.  Artinya dalam menjalani hidup ini ia tidak mengandalkan diri sendiri, kekuatan, kepintaran dan kegagahannya.  Terhadap orang-orang yang demikian Tuhan akan memberikan kekuatan dan pertolongan saat menghadapi badai dan goncangan yang ada, sehingga ia akan tetap kuat dan akan tampil sebagai pemenang.  Dalam Yeremia 17:7 tertulis:  "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah."  (Yeremia 17:17-18).

     Sebaliknya orang yang tidak menanti-nantikan Tuhan adalah orang yang mengandalkan manusia, tidak menaruh harap kepada Tuhan tapi lebih mengandalkan diri sendiri, uang, kekayaan, kekuatan dan kegagahannya.  FirmanNya mengatakan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!"  (Yeremia 17:5)  Karena mereka mengatasi permasalahannya dengan kekuatan sendiri, Tuhan pun angkat tangan.  Itulah sebabnya mereka akan mudah lemah, frustasi, kecewa dan putus asa.

Tuhan berkata,  "...diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa."  Yohanes 15:5b.  Masihkah kita mengandalkan kekuatan sendiri?