HELL and his life.....

YESAYA26:9: "Jiwaku merindukan Engkau pada waktu malam, aku mencari Engkau dengan segenap hati, apabila Engkau menghakimi bumi kelak, penduduknya akan mengetahui makna keadilan"

Saturday, February 15, 2014

AMAN DAN TENTRAM PALSU

"Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang!"  Amos 6:1

Melalui nabi Amos Tuhan memperingatkan dengan keras orang-orang Israel agar mereka tidak terlena dengan kenyamanan yang sedang mereka rasakan:  nyaman di Sion, merasa tenteram di gunung Samaria dan atas orang-orang terkemuka yang seringkali mereka andalkan.  Apa maksudnya?

     Sion adalah kota pusat peribadatan bangsa Yehuda.  Ini berbicara tentang kegiatan-kegiatan ibadah yang dilakukan orang percaya.  Seringkali kita berpikir bahwa kita sudah melakukan yang terbaik bagi Tuhan.  Kita tidak pernah absen memenuhi bangku-bangku gereja di hari Minggu, aktif di persekutuan, rutin berpuasa, memberi banyak persembahan, bahkan sudah terlibat dalam pelayanan.  Kita pun akhirnya berpikir bahwa segala sesuatu yang kita lakukan ini sudah menyenangkan hati Tuhan dan berkenan di hadapanNya.  Ingat!  Tuhan sama sekali tidak tertarik dengan kegiatan rohani kita apabila hal itu tidak disertai dengan ketaatan kita dalam melakukan kehendakNya.  Tuhan berkata,  "Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar."  (Amos 5:21-23).

     Perhatikan kehidupan ahli-ahli Taurat dan juga orang-orang Farisi!  Bukankah secara kasat mata mereka adalah orang-orang yang rajin beribadah, mengerti firman Tuhan, dan sudah terjun dalam pelayanan?  Tetapi apa kata Tuhan?  "...turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya."  (Matius 23:3).  Ternyata segala ibadah yang mereka lakukan adalah sia-sia di hadapan Tuhan, sebab disertai motivasi tidak benar yaitu supaya dipuji dan dihormati manusia, padahal mereka sendiri tidak hidup dalam ketaatan.  Ibadah yang demikian merupan kebencian bagi Tuhan. 


"Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya."  Amsal 14:26

Maukah kita ini disebut orang-orang munafik?  Tentu tidak.  Maka kita harus mengerti apa itu ibadah yang berkenan kepada Tuhan, yaitu ibadah yang disertai ketaatan melakukan firmannya.  Jadi  "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat."  (Penghkotbah 4:17).  Tuhan Yesus berkata,  "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."  (Yohanes 14:15).

     Peringatan selanjutnya ditujukan kepada orang-orang yang merasa tenteram di Samaria.  Samaria adalah ibukota kerajaan Israel bagian utara.  Kota Samaria lambang kemakmuran dan kekuasaan.  Ketika itu orang-orang di Samaria berlimpah harta dan kekayaan.  Daerah Basan terkenal dengan hasil peternakannya yang bernilai sangat tinggi, sehingga kehidupan orang-orang di Samaria secara ekonomi bisa dikatakan makmur.  Sayang, dengan kekayaan yang dimiliki mereka bertindak semena-mena terhadap sesamanya:  memeras orang lemah dan menginjak orang miskin.  "Dengarlah firman ini, hai lembu-lembu Basan, yang ada di gunung Samaria, yang memeras orang lemah, yang menginjak orang miskin, yang mengatakan kepada tuan-tuanmu: bawalah ke mari, supaya kita minum-minum! Tuhan ALLAH telah bersumpah demi kekudusan-Nya: sesungguhnya, akan datang masanya bagimu, bahwa kamu diangkat dengan kait dan yang tertinggal di antara kamu dengan kail ikan."  (Amos 4:1-2).  Mereka lebih mempercayakan hidupnya kepada harta kekayaan daripada bersandar kepada Tuhan.

     Orang-orang Israel tidak lagi menjadikan Tuhan sebagai sumber pertolongan.  Mereka lebih memilih mencari pertolongan kepada manusia atau bangsa lain yang mereka sangka lebih bisa diandalkan dan diharapkan.  "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!"  (Yeremia 17:5).

"Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan."  Wahyu 2:5a

DEWASA ROHANI: Tidak Tergantung Usia

"Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu."  Mazmur 119:100

Banyak orang berpendapat bahwa semakin tua usia seseorang semakin dewasa pula kerohaniannya.  Benarkah demikian?  Jawabannya:  tidak selalu demikian.  Ada banyak orang yang sudah masuk kategori dewasa atau tua umurnya tapi masih saja belum dewasa rohani, alias masih sebagai kanak-kanak rohani.

     Perlu digarisbawahi di sini bahwa kedewasaan rohani seseorang itu tidak selalu sejalan dengan kedewasaan secara usia atau fisik.  Begitu juga lamanya seseorang dalam mengikut Tuhan atau menjadi Kristen tidak menjamin bahwa orang itu memiliki kedewasaan rohani.  Memang secara teori seharusnya demikian, namun faktanya tidaklah seperti itu;  semuanya sangat bergantung pada kesungguhan kita dalam mengejar perkara-perkara rohani.  Tanpa kesungguhan kita mencari Tuhan, orang yang sudah lama menjadi Kristen pun akan kalah dewasa secara rohani dengan orang muda yang sungguh-sungguh mencari Tuhan dalam hidupnya.  Tidak sedikit orang muda Kristen yang justru memiliki kedewasaan rohani dan jauh lebih mumpuni bila dibandingkan dengan mereka yang berusia tua.  Ada tertulis:  "Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat."  (Ibrani 5:12-14).

     Jadi bukan perkara yang mustahil bila orang muda malah bisa menjadi teladan dalam hal kerohanian, bahkan menjadi pemimpin rohani.  Oleh karena itu jangan sekali-kali kita memandang sebelah mata terhadap anak-anak muda Kristen bila kita sendiri tidak bersungguh-sungguh di dalam Tuhan!  Daud adalah contoh orang muda yang memiliki kedewasaan rohani sehingga ia pun dapat berkata,  "Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu."  (ayat nas).  Dalam hal ini Daud bukan asal bicara, tapi benar-benar terbukti!  


"Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri."  2 Tawarikh 34:2

Kedewasaan rohani Daud terbentuk melalui proses panjang yang merupakan dampak kedekatannya dengan Tuhan.  Sejak usia muda Daud sudah mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh.  Ia senantiasa membangun keintiman dengan Tuhan.  "TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu."  (Mazmur 119:97)  dan  "...pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku."  (Mazmur 42:9).  Daud juga mencintai firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam.  "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari."  (Mazmur 119:97).  Ini membuktikan bahwa Daud sangat mengasihi Tuhan dan sungguh-sungguh mencari Dia.  Kehidupan Daud pun berkenan pada Tuhan dan ia pun menjadi kesaksian bagi bangsanya.  Tuhan pun berkata,  "Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku."  (Kisah 13:22).

     Contoh lain adalah Yosia.  Meski berusia muda ia mampu menjadi pemimpin yang baik bagi bangsanya dan menjadi teladan dalam hal kerohanian.  Ini terjadi karena Yosia mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh.  Ia pun sanggup melakukan reformasi rohani atas bangsanya.  Ia menyerukan pertobatan nasional dengan jalan membersihkan penyembahan berhala:  segala perkakas yang telah dibuat untuk baal dibakarnya, orang-orang yang terlibat di dalamnya pun diberhentikan, tugu-tugu dan tiang-tiang berhala dimusnahkan  (baca  2 Raja-Raja 23:1-30).  Melalui kehidupan Yosia ini seluruh rakyat dibimbing kepada kebenaran dan memiliki hati takut akan Tuhan.  "Sebelum dia tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia."  (2 Raja-Raja 23:25).

"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."  1 Timotius 4:12