HELL and his life.....

YESAYA26:9: "Jiwaku merindukan Engkau pada waktu malam, aku mencari Engkau dengan segenap hati, apabila Engkau menghakimi bumi kelak, penduduknya akan mengetahui makna keadilan"

Saturday, July 20, 2019

HIDUP DIWARNAI KEKUATIRAN

"Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah."  Mazmur 55:23

Tak bisa dipungkiri, dunia saat ini dipenuhi berbagai gejolak di segala aspek kehidupan.  Semua orang tanpa terkecuali merasakan dampak dari situasi yang ada.  Namun tidak seharusnya hal ini mengejutkan kita orang percaya, sebab  Alkitab sudah menyatakan bahwa menjelang kedatangan Tuhan kali yang kedua akan datang masa-masa yang sukar yang merupakan masa yang sangat menentukan bagi perjalanan kekristenan kita.

     Masa-masa sukar adalah masa ujian bagi kita, masa pemurnian iman, masa penentuan apakah kita terus melangkah maju atau mengalami kemunduran rohani.  "sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah."  (1 Korintus 3:13-14).  Menghadapi situasi berat ini banyak orang berkata,  "Kuatir itu wajar, sebab sebagai manusia kita pasti punya banyak kelemahan."  Hal ini pun seringkali kita jadikan dalih ketika kita sedang merasa kuatir.  "Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?"  (Matius 6:27).  Satu hasta itu digambarkan seperti jarak antara siku sampai ujung jari seseorang, yang secara rata-rata sekitar 45 cm.  Suatu ukuran yang relatif pendek;  meski demikian, tak seorang pun manusia dapat menambah panjang langkah hidupnya.  Adakah orang yang karena kekuatirannya dapat menambah sehari saja umur hidupnya?  Sebaliknya menurut ilmu kedokteran, kekuatiran justru sangat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh manusia, bahkan bisa memperpendek umur seseorang.  "Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia."  (Amsal 12:25).

     Kekuatiran tidak dapat menyelesaikan persoalan, malahan menambah beban hidup kita, menguras energi dan pikiran, serta membuang waktu kita secara percuma.

"Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?"  (Matius 6:25), sebab  "...Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus."  (Roma 14:17).

NASI SUDAH MENJADI BUBUR?

"Jawab Yesus: 'Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?'"  Yohanes 11:40

Semua orang pasti akan berkata,  "Nasi sudah menjadi bubur!"  setelah mendapati Lazarus sudah mati, bahkan telah empat hari dikuburkan.

     Nada penyesalan tersirat dalam pernyataan Marta,  "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."  (Yohanes 11:21).  Sambil tersungkur di bawah kaki Yesus Maria pun mengungkapkan hal yang sama,  "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."  (Yohanes 11:32).  Kita pun seringkali bersikap demikian, kecewa dan bersungut-sungut dengan mengatakan bahwa semuanya sudah terlambat,  "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."  (Yohanes 11:32).  Benarkah demikian?  Pertolongan Tuhan itu tidak pernah terlambat, karena  "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,"  (Pengkotbah 3:11).  Hal ini dibuktikan ketika Yesus bertindak dengan berkata,  "'Lazarus, marilah ke luar!' Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh." (Yohanes 11:43-44).  Luar biasa!  Lazarus yang sudah mati selama empat hari pun dibangkitkanNya!

     Jika saat ini kita sedang mengalami pergumulan berat:  sakit-penyakit, perekonomian, keuangan, karir/pekerjaan sepertinya sudah mati dan tiada harapan lagi, janganlah menyerah pada keadaan!  Tetaplah berserah kepada Tuhan dan nantikan pertolongannya dengan sabar, maka kita akan melihat mujizatNya dinyatakan.  Selalu ada rencana indah di balik  'keterlambatan'  Tuhan dalam bertindak.  Jika  'seolah-olah'  Tuhan terlambat dan lamban, di balik itu pasti ada sesuatu yang sedang Dia kerjakan.  Tuhan ingin kita belajar untuk percaya.  Selama ini murid-murid atau orang-orang sudah biasa melihat Yesus menyembuhkan orang sakit, namun mereka belum melihat Yesus membangkitkan orang mati.  Dalam hal ini Yesus sedang mengajar murid-muridNya untuk mengembangkan iman mereka supaya mereka tahu bahwa Yesus adalah kebangkitan dan hidup.

"...syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya."  Yohanes 11:15

PERTOLONGAN TUHAN: Tidak Pernah Terlambat

"Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;"  Yohanes 11:6

Dalam perjalanan hidup ini kita seringkali dihadapkan pada berbagai macam persoalan dan pergumulan.  Respons kita terhadap persoalan pun bermacam-macam, umumnya kita gampang kecewa dan putus asa karena merasa bahwa pertolongan dari Tuhan itu tidak tepat waktu seperti yang kita harapkan.

     Perihal waktu inilah yang selalu menjadi masalah serius dalam kehidupan orang percaya.  Mengapa?  Karena kita menghendaki pertolongan dan jawaban doa dari Tuhan itu secara cepat, tidak perlu menunggu lama.  Itulah keinginan kita!  Padahal waktu kita bukanlah waktu Tuhan.  Adakalanya jawaban Tuhan terhadap doa dan permohonan kita adalah:  tunggu.  Namun yang pasti suatu saat janji Tuhan pasti akan digenapi, karena janjiNya adalah ya dan amin.  Firman Tuhan berisi ribuan janji Tuhan dan tak satu pun janjiNya yang tak ditepatiNya.  "Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah."  (Mazmur 12:7).

     Benarkah pertolongan Tuhan itu terlambat?  Kita menganggap bahwa pertolongan Tuhan itu terlambat dan tidak tepat waktu oleh karena kita mengukurnya menurut agenda, rencana dan waktu kita.  Sementara Tuhan bertindak sesuai dengan waktuNya.  Mungkin kita tidak akan mendapat masalah bila waktu Tuhan itu sama dengan waktu kita.

     Inilah yang mungkin juga dirasakan oleh sebuah keluarga di Betania.  Suatu ketika Maria dan Marta sedang menghadapi persoalan yang sangat berat, di mana Lazarus, saudaranya, sedang sakit parah.  Lalu mereka mengirim kabar tentang sakit yang dialami Lazarus ini kepada Yesus, dengan harapan Yesus akan bergegas datang ke Betania dan menyembuhkan saudaranya itu.  Kenyataannya?  Respons Yesus benar-benar di luar dugaan.  "...setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;"  (ayat nats).  Setelah itu, sesuai dengan waktuNya, Yesus pun datang ke rumah mereka, namun apa yang terjadi?  "...ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur."  (Yohanes 11:17).

Secara manusia, kedatangan Tuhan Yesus ke rumah Lazarus sudah terlambat, tetapi dibalik itu ada rencanaNya yang luar biasa.

YESUS: Ada Kuasa di Balik Doa

"Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir."  Markus 1:42

Inilah dampak kedisiplinan Yesus dalam berdoa,  "Semua orang mencari Engkau."  (Markus 1:37).  Orang banyak ingin bertemu denganNya karena melihat hal-hal yang luar biasa dalam diriNya.  Keberadaan Yesus benar-benar menjadi 'magnet' bagi banyak orang.

     Setelah mengawali hari baru dengan membangun persekutuan intim dengan Bapa, Yesus mengisi hari-hariNya dengan  "...pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."  (Markus 1:38).  Ini menunjukkan bahwa di mana pun dan ke mana pun pergi Yesus selalu membawa misi.  Dia selalu fokus dan memiliki semangat yang menyala-nyala untuk mengerjakan panggilanNya yaitu memberitakan Injil kerajaan Allah, melayani jiwa-jiwa, menyembuhkan orang yang sakit, mengusir setan serta  "...mencari dan menyelamatkan yang hilang."  (Lukas 19:10).  Dewasa ini ada banyak jiwa di sekitar kita yang sedang 'sakit' dan 'tersesat', sangat membutuhkan uluran tangan kita.  Adakah hati kita tergerak menjangkau mereka?

     Iman kita haruslah iman yang aktif, artinya melangkah atau melakukan sesuatu.  Kita tidak dapat menunggu atau berdiam diri sampai seseorang datang kepada kita baru kita mau menginjil dan melayani mereka.  Yesus selalu datang dan menghampiri orang-orang dan hatiNya selalu tergerak oleh belas-kasihan.  Hadirat Allah benar-benar memenuhi kehidupan Yesus, karena itu Ia tidak dapat berdiam diri melihat penderitaan orang lain, terlebih jika ada perbuatan mereka yang menyimpang dari kebenaran.  Setiap orang yang mengalami perjumpaan dengan Yesus hidupnya diubahkan:  yang sakit disembuhkan, yang buta dicelikkan, yang lemah dikuatkan, yang susah dihiburkan, yang terbelenggu dibebaskanNya.

     Memiliki hati seperti Yesus inilah yang harus menjadi tujuan hidup setiap orang percaya karena dunia ini sedang haus dan lapar akan kasih Tuhan.  Tuhan memanggil kita untuk menjadi alat kemuliaanNya, melakukan pekerjaan besar di tengah-tengah dunia ini.

Untuk bisa dipercaya Tuhan mengerjakan misi ini kita harus memiliki persekutuan karib denganNya melalui doa-doa kita, sebab  "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  Yakobus 5:16b