HELL and his life.....

YESAYA26:9: "Jiwaku merindukan Engkau pada waktu malam, aku mencari Engkau dengan segenap hati, apabila Engkau menghakimi bumi kelak, penduduknya akan mengetahui makna keadilan"

Sunday, February 22, 2015

RANCANGAN TUHAN BAGI KITA

Kejadian 1:1-31
"Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."  Kejadian 1:26
Keberadaan kita di bumi ini bukanlah hasil evolusi, melainkan dirancang dan diciptakan oleh Tuhan.  Bahkan kita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia melebihi ciptaan-ciptaan Tuhan lainnya, karena kita diciptakan serupa dan segambar dengan Dia.  Jadi kita ada bukan karena kebetulan, di balik itu semua Tuhan memiliki rancangan yang indah dan luar biasa atas hidup kita.

     Adapun rancangan Tuhan dalam hidup kita adalah:  Pertama, untuk memperoleh berkat Tuhan.  Tertulis:  "Allah memberkati mereka,"  (ayat 28).  Jika keadaan kita sepertinya belum berubah dan belum mengalami berkat-berkat Tuhan, jangan kecewa.  Kita harus dengan iman berkata bahwa hidup kita pasti diberkati Tuhan.  Memang, akibat dosa, manusia hidup di bawah kutuk, tapi Tuhan Yesus datang ke dunia untuk mengubah kutuk itu menjadi berkat.  Ia datang untuk memulihkan segala sesuatu yang telah rusak.  "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!'"  (Galatia 3:13).  Tuhan Yesus sendiri menegaskan,  "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."  (Yohanes 10:10b).

     Kedua, untuk beranak cucu dan hidup produktif.  "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi..."  (ayat 28).  Kata  'produktif'  di sini bukan hanya dalam hal keturunan, tetapi juga menghasilkan hal-hal yang baik bagi Tuhan sesuai dengan talenta dan karunia yang Dia berikan.  "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."  (Efesus 2:10).  Tuhan menghendaki kita menghasilkan keturunan-keturunan yang berkarakter Ilahi;  dan melalui pekerjaan baik yang kita lakukan, kehidupan kita akan menjadi berkat dan kesaksian bagi dunia.  Inilah kehendak Tuhan bagi kita, karena keberadaan kita di tengah-tengah dunia adalah sebagai terang dunia dan garam dunia  (baca  Matius 5:13-16).  Kalau garam itu menjadi tawar, bukankah ia tidak berguna lagi, selain dibuang?


"Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu."  Kejadian 2:8
Rancangan Tuhan bagi kita selanjutnya adalah untuk berkuasa.  "...berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."  (Kejadian 1:28).  Kuasa untuk menaklukkan segala kedagingan;  menaklukkan segala pikiran negatif;  menaklukkan kegagalan, kemiskinan, sakit penyakit;  menaklukkan segala tipu muslihat Iblis;  menaklukkan segala rintangan yang menghalangi langkah kita untuk meraih kemenangan.  Firman Tuhan menegaskan bahwa kita ini dirancang untuk menjadi pemenang dan bukan pecundang.  "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita."  (Roma 8:37), karena Roh yang ada di dalam kita itu lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia ini  (baca  1 Yohanes 4:4),  yaitu  "...roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."  (2 Timotius 1:7).

     Di samping itu Tuhan merancang kita untuk bekerja dan melayani Dia.  Dikatakan,  "TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu."  (Kejadian 2:15).  Ketika Adam diciptakan, Tuhan menempatkan dia di taman Eden.  Tuhan memberikan tugas kepadanya untuk mengusahakan dan merawat taman itu.  Kata  'mengusahakan dan memelihara'  memiliki arti melakukan pekerjaan.  Jadi Tuhan menghendaki Adam bekerja, bukan bermalas-malasan atau berpangku tangan saja.  Demikian pula kita ini dirancang Tuhan untuk bekerja bagi Dia.  Bahkan rasul Paulus dengan keras mengatakan,  "...jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan."  (2 Tesalonika 3:10).  Yakobus pun menambahkan bahwa,  "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati."  (Yakobus 2:17).

     Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bekerja bagi Tuhan, karena Tuhan telah memberikan kepada kita talenta dan karunia yang berbeda-beda.  Jadi  "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja."  (Yohanes 9:4).

BERUBAH DAN BERBUAH


Baca:  Mazmur 92:1-15

"Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya."  Mazmur 92:15
Tuhan memanggil dan menyelamatkan kita dengan tujuan supaya kita memiliki kehidupan yang berbeda dari orang-orang dunia.  Dengan demikian kebenaran kita itu berdampak dan menjadi kesaksian bagi kemuliaan namaNya.

     Kita dapat dikatakan  'berbeda'  bila ada perubahan hidup yang benar-benar nampak dan bisa dilihat oleh orang lain dengan ditandai buah-buah Roh.  "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."  (Matius 3:8).  Berubah dan berbuah merupakan kehendak Tuhan bagi setiap orang percaya.  Inilah kehendak Tuhan itu:  "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."  (Roma 12:2), dan  "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."  (Yohanes 15:8).

     Mengapa setiap orang percaya harus berubah dan berbuah?  Seorang Kristen dapat dikatakan berubah apabila karakternya juga berubah.  "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu."  (1 Korintus 13:11).  Berubah berarti bergerak menuju ke arah Kristus dengan meninggalkan sifat kanak-kanak dan bertumbuh menjadi dewasa rohani.  Bukankah masih banyak orang Kristen yang sudah bertahun-tahun mengikut Tuhan dan ditinjau dari sudut umur pun sudah dewasa (tua), namun mereka tetap saja memiliki kerohanian yang kerdil?  "Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil."  (Ibrani 5:12-13).

     Jangan terus menjadi bayi atau kanak-kanak rohani!  Jadilah orang Kristen yang makin hari makin dewasa.  Perubahan karakter adalah salah satu tandanya.


Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah."  Roma 7:4
Buah merupakan indikator sebuah pohon sehat.  Setiap pohon sehat pasti akan menghasilkan buah pada waktunya.  Sebaliknya pohon yang tidak sehat sulit sekali untuk berbuah.  Demikian pula orang percaya yang  'sehat'  rohaninya pasti menghasilkan buah-buah sesuai pertobatannya.  Buah-buah yang dimaksudkan adalah buah-buah Roh, yaitu  "...kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu."  (Galatia 5:22-23a).  Sedangkan di dalam diri orang Kristen yang  'sakit'  rohaninya mustahil ada buah-buah Roh.

     Keberadaan kita ini diibaratkan sebuah ranting dan Tuhan Yesus adalah pokok anggurnya.  Tuhan berkata,  "Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah."  (Yohanes 15:2).  Dikatakan bahwa ranting yang tidak berbuah akan dipotongNya dan kemudian dicampakkan ke dalam api dan dibakar.  Itulah akhir dari pohon yang tidak menghasilkan buah.  Demikian pula perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah:  sudah tiga tahun lamanya si pemilik kebun tidak menemukan buah pada pohon aranya sehingga ia pun memerintahkan pengurus kebunnya untuk menebang pohon itu dengan berkata,  "Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!"  (baca  Lukas 13:6-9).

     Setiap orang percaya tidak bisa menghindarkan diri dari proses  'berubah dan berbuah'  ini.  Mengapa demikian?  Karena hidup yang berubah dan berbuah adalah syarat untuk mengalami penggenapan janji Tuhan dalam hidup kita.  Kadangkala kita merasa bahwa janji Tuhan itu sangat jauh dari kehidupan kita;  dan kita pun berpikir bahwa Tuhan itu ingkar akan janji-janjiNya.  Tidak sama sekali!  Tak satu pun janji Tuhan yang tidak ditepatiNya.  Pada saat yang tepat pasti digenapiNya!

Sebelum Tuhan menggenapi janjiNya Ia terlebih dahulu memproses dan membentuk kita supaya kita benar-benar menjadi orang Kristen yang makin hari makin dewasa di dalam Dia, sehingga kehidupan kita pun menjadi kesaksian yang memuliakan namaNya.

MENANTIKAN JANJI TUHAN: Menjaga Perbuatan!

Amsal 4:1-27
"Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan."  Amsal 4:27
Saat dilanda persoalan atau pergumulan yang hebat banyak dari kita yang cenderung mengalami kemerosotan rohani.  Kita tidak mampu lagi menjaga kualitas hidup rohani kita.  Semakin besar masalah menerpa bukannya makin mendekat kepada Tuhan, tapi kita semakin menjauh.  Bahkan kita menunjukkan sikap yang memberontak kepada Tuhan dengan mengomel, mengumpat, kecewa, jengkel, marah dan menyalahkan Tuhan.  Hal ini pun berimbas pada keseharian kita:  malas berdoa, malas baca Alkitab, malas beribadah.  Kemudian kita mencoba menyelesaikan permasalahan dengan kekuatan sendiri, mencari pertolongan kepada manusia, dan akhirnya kembali kepada kehidupan lama.  Kita tidak lagi hidup menurut pimpinan Roh Kudus, melainkan menuruti keinginan daging.  Alkitab menegaskan,  "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya."  (Galatia 5:24).

     Kalau kita kembali kepada kehidupan lama, siapa yang diuntungkan?  Iblis!  Ia  (Iblis)  akan lebih mudah menyerang kehidupan kita sehingga kita makin terpuruk dan jatuh.  Karena itu dalam menantikan janji Tuhan kerohanian kita jangan sampai loyo dan semangat melayani Tuhan jangan mengendor.  Dalam Roma 12:11 dikatakan,  "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."  Sesulit apa pun situasinya mari tetap mengutamakan Tuhan dan melayani Dia dengan sepenuh hati.  Janganlah seperti Esau yang rela menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan  (baca  Ibrani 12:16-17).  Akhirnya penyesalan pun tiada guna.  Jangan pula seperti para pengikut Daud saat Ziklag terbakar, yang hendak melempari Daud dengan batu.  Namun Daud dalam keadaan terjepit dan pergumulan yang berat dapat menjaga sikap dan perilakunya dengan menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan  (baca  1 Samuel 30:6).

     Daud melakukan tindakan yang benar:  datang kepada Tuhan dan menyerahkan segala permasalahan kepadaNya.  Ia tidak bertindak mengandalkan kekuatannya sendiri.

Masa-masa penantian adalah masa yang sangat menentukan, karena itu jagalah perilaku dan tetap hidup benar di hadapan Tuhan supaya janjiNya dinyatakan bagi kita tepat pada waktuNya.