"Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana
aku dapat lari dari hadapan-Mu?" Mazmur 139:7
Tuhan Mahahadir dan Mahatahu, tidak ada tempat di belahan bumi mana pun kita dapat menyembunyikan diri dariNya. "...tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). Daud menyadari hal ini, "TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi." (Mazmur 139:1-3). Namun banyak dari kita yang tidak menyadarinya. Kita berpikir Tuhan tidak tahu apa yang kita perbuat sehingga kita pun mengelabuiNya. Ibadah tetap jalan, dosa pun tetap dilakukan. Di dalam hati dan pikiran kita terpendam seribu rancangan dan segala keinginan untuk memuaskan daging, padahal "...TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita." (1 Tawarikh 28:9).
Yunus adalah orang yang diutus Tuhan untuk memberitakan Injil dan menyerukan pertobatan kepada orang-orang yang ada di kota Niniwe. Niniwe bukan hanya kota yang besar luasnya, tapi juga padat penduduknya. Niniwe adalah ibukota Kerajaan Asyur, tempat di mana penindasan dan kekejaman muncul dari kota itu. Jadi Niniwe adalah musuh besar bangsa Israel pada waktu itu. Secara manusiawi mungkin Yunus merasa minder dan takut untuk pergi ke sana karena Niniwe adalah kota besar dan kejam penduduknya. Namun sesungguhnya ia sangat marah dan benci atas perbuatan orang-orang Niniwe yang membuat bangsanya menderita. Karena itu daripada mentaati perintah Tuhan, Yunus memilih untuk kabur dan mangkir dari tugas sehingga ia putar haluan ke kota lain yaitu Tarsis, suatu tempat yang "...jauh dari hadapan TUHAN;" (Yunus 1:3). Yunus berpikir bahwa Tuhan tidak akan mengetahuinya dan tidak akan mencarinya, walau sesungguhnya ia tahu benar bahwa Tuhan itu Mahatahu.
Jika Tuhan ada di mana-mana, hendak lari ke mana Yunus? Ke ujung dunia pun ia tahu keberadaannya. Itulah sebabnya dalam perjalanan laut menuju Tarsis Tuhan berkenan mendatangkan malapetaka, yaitu angin ribut dan badai besar melanda.
Tuhan Mahahadir dan Mahatahu, tidak ada tempat di belahan bumi mana pun kita dapat menyembunyikan diri dariNya. "...tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). Daud menyadari hal ini, "TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi." (Mazmur 139:1-3). Namun banyak dari kita yang tidak menyadarinya. Kita berpikir Tuhan tidak tahu apa yang kita perbuat sehingga kita pun mengelabuiNya. Ibadah tetap jalan, dosa pun tetap dilakukan. Di dalam hati dan pikiran kita terpendam seribu rancangan dan segala keinginan untuk memuaskan daging, padahal "...TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita." (1 Tawarikh 28:9).
Yunus adalah orang yang diutus Tuhan untuk memberitakan Injil dan menyerukan pertobatan kepada orang-orang yang ada di kota Niniwe. Niniwe bukan hanya kota yang besar luasnya, tapi juga padat penduduknya. Niniwe adalah ibukota Kerajaan Asyur, tempat di mana penindasan dan kekejaman muncul dari kota itu. Jadi Niniwe adalah musuh besar bangsa Israel pada waktu itu. Secara manusiawi mungkin Yunus merasa minder dan takut untuk pergi ke sana karena Niniwe adalah kota besar dan kejam penduduknya. Namun sesungguhnya ia sangat marah dan benci atas perbuatan orang-orang Niniwe yang membuat bangsanya menderita. Karena itu daripada mentaati perintah Tuhan, Yunus memilih untuk kabur dan mangkir dari tugas sehingga ia putar haluan ke kota lain yaitu Tarsis, suatu tempat yang "...jauh dari hadapan TUHAN;" (Yunus 1:3). Yunus berpikir bahwa Tuhan tidak akan mengetahuinya dan tidak akan mencarinya, walau sesungguhnya ia tahu benar bahwa Tuhan itu Mahatahu.
Jika Tuhan ada di mana-mana, hendak lari ke mana Yunus? Ke ujung dunia pun ia tahu keberadaannya. Itulah sebabnya dalam perjalanan laut menuju Tarsis Tuhan berkenan mendatangkan malapetaka, yaitu angin ribut dan badai besar melanda.
"Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai
dengan firman Allah." Yunus 3:3
Semua awak dan penumpang kapal menjadi panik dan takut. Singkat cerita, mereka membuang undi untuk mencari siapa yang patut disalahkan sebagai penyebab terjadinya malapetaka ini. Bukanlah kebetulan jika undi itu pun jatuh kepada Yunus. Akhirnya Yunus pun menceritakan tentang pelariannya dan karena dialah Tuhan menjadi murka. Di tengah rasa frustasi dan penyesalannya karena ia tahu dirinyalah penyebab ini semua, Yunus berkata kepada orang-orang, "Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu." (Yunus 1:12).
Rencana Tuhan tidak pernah gagal! Atas campur tanganNya seekor ikan besar menelan Yunus dan ia pun harus tinggal di dalamnya tiga hari tiga malam lamanya. Saat berada dalam perut ikan Yunus menyesali perbuatannya dan minta ampun kepada Tuhan karena telah memberontak dan lari dari panggilanNya. Ia berkenan akan doa penyesalan Yunus, lalu "... berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat." (Yunus 2:10). Tuhan memberi kesempatan kedua kepada Yunus untuk mengerjakan panggilanNya, "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." (Yunus 3:2).
Sejauh apa pun kita berlari untuk menjauh dari hadiratNya, jika Ia berkenan memakai kita untuk sebuah rencana-Nya maka Ia akan selalu punya cara yang luar biasa untuk memanggil kita kembali sampai kita berkata 'ya' dan melangkah mengerjakan panggilanNya itu. Mungkin saat ini banyak dari kita yang sedang melarikan diri dan menghindar dari panggilan Tuhan untuk melayani Dia dengan berbagai alasan: sibuk, tidak ada waktu, tidak punya talenta dan sebagainya. Ingat! Melayani Tuhan adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita, jangan sia-siakan itu. Tidak semua orang beroleh kesempatan dan kepercayaan! Biarlah pengalaman hidup Yunus ini menjadi pelajaran berharga bagi kita. Jangan menunggu sampai Tuhan menegur kita dengan keras. Juga, jangan sekali-kali berkompromi dengan dosa, sebab Tuhan Mahatahu.
"Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia." 2 Tawarikh 16:9a
Semua awak dan penumpang kapal menjadi panik dan takut. Singkat cerita, mereka membuang undi untuk mencari siapa yang patut disalahkan sebagai penyebab terjadinya malapetaka ini. Bukanlah kebetulan jika undi itu pun jatuh kepada Yunus. Akhirnya Yunus pun menceritakan tentang pelariannya dan karena dialah Tuhan menjadi murka. Di tengah rasa frustasi dan penyesalannya karena ia tahu dirinyalah penyebab ini semua, Yunus berkata kepada orang-orang, "Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu." (Yunus 1:12).
Rencana Tuhan tidak pernah gagal! Atas campur tanganNya seekor ikan besar menelan Yunus dan ia pun harus tinggal di dalamnya tiga hari tiga malam lamanya. Saat berada dalam perut ikan Yunus menyesali perbuatannya dan minta ampun kepada Tuhan karena telah memberontak dan lari dari panggilanNya. Ia berkenan akan doa penyesalan Yunus, lalu "... berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat." (Yunus 2:10). Tuhan memberi kesempatan kedua kepada Yunus untuk mengerjakan panggilanNya, "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." (Yunus 3:2).
Sejauh apa pun kita berlari untuk menjauh dari hadiratNya, jika Ia berkenan memakai kita untuk sebuah rencana-Nya maka Ia akan selalu punya cara yang luar biasa untuk memanggil kita kembali sampai kita berkata 'ya' dan melangkah mengerjakan panggilanNya itu. Mungkin saat ini banyak dari kita yang sedang melarikan diri dan menghindar dari panggilan Tuhan untuk melayani Dia dengan berbagai alasan: sibuk, tidak ada waktu, tidak punya talenta dan sebagainya. Ingat! Melayani Tuhan adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita, jangan sia-siakan itu. Tidak semua orang beroleh kesempatan dan kepercayaan! Biarlah pengalaman hidup Yunus ini menjadi pelajaran berharga bagi kita. Jangan menunggu sampai Tuhan menegur kita dengan keras. Juga, jangan sekali-kali berkompromi dengan dosa, sebab Tuhan Mahatahu.
"Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia." 2 Tawarikh 16:9a
No comments:
Post a Comment