"Dasar firman-Mu adalah kebenaran dan segala hukum-hukum-Mu yang adil adalah untuk selama-lamanya." Mazmur 119:160
Alkitab juga menyatakan bahwa firman Tuhan adalah perlengkapan senjata bagi orang percaya. Ia diibaratkan sebagai pedang Roh yang dapat digunakan dalam peperangan rohani, "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12). Bahkan, "...firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12). Jadi kita harus tinggal di dalam firmanNya, dengan tidak "...lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yosua 1:8).
Firman Tuhan berfungsi sebagai cermin bagi kita untuk mengoreksi diri dan berbenah. "...jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin." (Yakobus 1:23). Dengan bercermin kita akan tahu bahwa di dalam diri kita mungkin masih ada ketidakberesan atau kotoran yang melekat yang harus segera dibersihkan. "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Firman itu laksana api dan palu yang siap untuk menghanguskan, memurnikan dan menghancurkan yang keras. Tuhan berkata, "Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?" (Yeremia 23:29). Proses itu memang sakit, makanya tidak mudah seseorang bersikap 'legowo' (rela, ikhlas) untuk ditegur, dikoreksi dan ditelanjangi dosa-dosanya.
Mari sadari proses itu bertujuan membentuk karakter kita lebih baik dan makin serupa dengan Kristus.
Jadikan firman Tuhan menu setiap hari supaya kerohanian kita kuat dan sehat!
Alkitab juga menyatakan bahwa firman Tuhan adalah perlengkapan senjata bagi orang percaya. Ia diibaratkan sebagai pedang Roh yang dapat digunakan dalam peperangan rohani, "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12). Bahkan, "...firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12). Jadi kita harus tinggal di dalam firmanNya, dengan tidak "...lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yosua 1:8).
Firman Tuhan berfungsi sebagai cermin bagi kita untuk mengoreksi diri dan berbenah. "...jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin." (Yakobus 1:23). Dengan bercermin kita akan tahu bahwa di dalam diri kita mungkin masih ada ketidakberesan atau kotoran yang melekat yang harus segera dibersihkan. "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Firman itu laksana api dan palu yang siap untuk menghanguskan, memurnikan dan menghancurkan yang keras. Tuhan berkata, "Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?" (Yeremia 23:29). Proses itu memang sakit, makanya tidak mudah seseorang bersikap 'legowo' (rela, ikhlas) untuk ditegur, dikoreksi dan ditelanjangi dosa-dosanya.
Mari sadari proses itu bertujuan membentuk karakter kita lebih baik dan makin serupa dengan Kristus.
Jadikan firman Tuhan menu setiap hari supaya kerohanian kita kuat dan sehat!
No comments:
Post a Comment