"Firman TUHAN kepada Kain: 'Di mana Habel, adikmu itu?' Jawabnya: 'Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?'" Kejadian 4:9
Pertanyaan-pertanyaan ini sering menjadi dilema dalam kehidupan manusia: "Apakah saya adalah penjaga saudara saya? Haruskah saya peduli kepada orang lain? Apakah saya mempunyai kewajiban moral kepada orang lain?" Meskipun Kain telah membunuh Habel, dia tetap bertanya kepada Allah, "Apakah aku penjaga adikku?" Banyak di antara kita yang tanpa sadar telah membunuh saudara-saudari seiman kita secara spiritual. Kita telah membunuh mereka dengan sikap atau kata-kata pedas kita. Kita pun membunuh saudara-saudari kita dengan tindakan kita yang tanpa kasih sehingga mereka kecewa dan terluka, sehingga akhirnya mereka pun meninggalkan gereja atau pun persekutuan. Apabila kita tidak peduli dengan orang lain, kita tidak akan mampu memenangkan jiwa bagi Kerajaan Allah.
Ketika Allah akan menumpahkan amarahNya ke atas orang-orang Yerusalem, Ia berkata, "Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya." (Yehezkiel 22:30). Demikian juga dengan kekristenan masa kini, di mana banyak di antara kita yang tidak lagi mau peduli kepada orang lain. Mencintai diri sendiri adalah prioritas yang lebih diutamakan dibandingkan mencintai Tuhan.
Ketika Tuhan Yesus dan murid-murid selesai makan, Ia bertanya kepada Simon Petrus sampai tiga kali tentang menggembalakan domba-dombaNya. "Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: 'Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?' Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: 'Apakah engkau mengasihi Aku?' Dan ia berkata kepada-Nya: 'Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.' Kata Yesus kepadanya: 'Gembalakanlah domba-domba-Ku'". (Yohanes 21:17). Sebagai hasilnya, Petrus mengasihi Tuhan Yesus selama dia hidup sampai kepada kematiannya. Meski sempat gagal dalam mengiring Tuhan, Petrus akhirnya membuktikan diri sebagai orang yang setia kepada Tuhan dan mengerjakan tugas yang diamanatkan kepadanya sebagai penjala jiwa sampai akhir hidupnya.
Saat ini Tuhan Yesus mengundang kita, "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri." (1 Petrus 5:2-3).
Orang yang mengasihi Tuhan dengan sungguh pasti akan menjaga dan mengasihi jiwa orang lain dengan tulus.
Pertanyaan-pertanyaan ini sering menjadi dilema dalam kehidupan manusia: "Apakah saya adalah penjaga saudara saya? Haruskah saya peduli kepada orang lain? Apakah saya mempunyai kewajiban moral kepada orang lain?" Meskipun Kain telah membunuh Habel, dia tetap bertanya kepada Allah, "Apakah aku penjaga adikku?" Banyak di antara kita yang tanpa sadar telah membunuh saudara-saudari seiman kita secara spiritual. Kita telah membunuh mereka dengan sikap atau kata-kata pedas kita. Kita pun membunuh saudara-saudari kita dengan tindakan kita yang tanpa kasih sehingga mereka kecewa dan terluka, sehingga akhirnya mereka pun meninggalkan gereja atau pun persekutuan. Apabila kita tidak peduli dengan orang lain, kita tidak akan mampu memenangkan jiwa bagi Kerajaan Allah.
Ketika Allah akan menumpahkan amarahNya ke atas orang-orang Yerusalem, Ia berkata, "Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya." (Yehezkiel 22:30). Demikian juga dengan kekristenan masa kini, di mana banyak di antara kita yang tidak lagi mau peduli kepada orang lain. Mencintai diri sendiri adalah prioritas yang lebih diutamakan dibandingkan mencintai Tuhan.
Ketika Tuhan Yesus dan murid-murid selesai makan, Ia bertanya kepada Simon Petrus sampai tiga kali tentang menggembalakan domba-dombaNya. "Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: 'Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?' Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: 'Apakah engkau mengasihi Aku?' Dan ia berkata kepada-Nya: 'Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.' Kata Yesus kepadanya: 'Gembalakanlah domba-domba-Ku'". (Yohanes 21:17). Sebagai hasilnya, Petrus mengasihi Tuhan Yesus selama dia hidup sampai kepada kematiannya. Meski sempat gagal dalam mengiring Tuhan, Petrus akhirnya membuktikan diri sebagai orang yang setia kepada Tuhan dan mengerjakan tugas yang diamanatkan kepadanya sebagai penjala jiwa sampai akhir hidupnya.
Saat ini Tuhan Yesus mengundang kita, "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri." (1 Petrus 5:2-3).
Orang yang mengasihi Tuhan dengan sungguh pasti akan menjaga dan mengasihi jiwa orang lain dengan tulus.
No comments:
Post a Comment