"Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri,
tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak." Amsal 12:15
Sebagai manusia kita memiliki kecenderungan mementingkan dan
membenarkan diri sendiri atau menganggap diri paling benar sehingga kita sulit
sekali menjadi pendengar yang baik bagi orang lain. Mendengarkan orang lain berarti punya rasa
penghargaan terhadap orang lain dan tanda bahwa kita mampu memahami
mereka; mau mendengarkan orang lain
berarti pula rela menerima teguran, masukan, kritik, saran ataupun nasihat dari
orang lain. Jadi kita harus menyikapi
secara positif semua itu yang ditujukan kepada kita. "...mereka yang mendengarkan nasihat
mempunyai hikmat. (Amsal 13:10).
Sebagai pemimpin
bangsa Israel Musa memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat berat, jauh
melebihi kemampuannya. "Sebab
bangsa ini datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah. Apabila ada perkara
di antara mereka, maka mereka datang kepadaku dan aku mengadili antara yang
seorang dan yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka
ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah." (Keluaran 18:15-16). Musa memikul tugas berkenaan dengan wewenang
membuat undang-undang serta mengadili perkara yang terjadi di antara orang
Israel. Mustahil bagi Musa untuk
mengerjakan tugas itu seorang diri, karena itu dia sangat membutuh rekan kerja
untuk membantunya.
Yitro, sang
mertua, yang juga adalah seorang imam dari Midian, selalu memperhatikan dan
mengamati kesibukan Musa sehari-hari dalam
"...mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan
Musa, dari pagi sampai petang."
(Keluaran 18:13). Mulai dari pagi
sampai petang Musa harus menjalankan tugasnya dan itu sangat menguras energi
dan membuat stress. Karena itu ia
menasihati Musa, "Tidak baik
seperti yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik
bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu,
takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja." (Keluaran 18:17-18). Yitro pun mengajukan usul kepada Musa untuk
melakukan pendelegasian tugas kepada orang-orang yang dinilainya tepat dan
qualified sehingga Musa tidak harus 'turun gunung' langsung. Dibutuhkan kerendahan hati untuk menerima
nasihat dan saran dari orang lain!
"Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan
dilakukannyalah segala yang dikatakannya."
Keluaran 18:24
Kata mutiara mengatakan:
"Pemimpin terbaik adalah pendengar." Biasanya seorang pemimpin atau pemegang
otoritas memiliki kecenderungan tidak mau mendengarkan orang lain karena ego
dan gengsinya tinggi.
Musa pun punya
alasan untuk itu, tapi ayat nas menyatakan bahwa ia mendengarkan nasihat Yitro
dan melakukannya. Memang, nasihat Yitro
itu juga demi kebaikan Musa sendiri.
Dengan mendelegasikan tugas-tugasnya kepada orang lain, beban Musa akan
lebih ringan. Selain itu juga membuka
kesempatan bagi orang lain untuk mengembangkan potensinya. Dengan adanya orang-orang yang turut
membantu, masalah yang dihadapi oleh bangsa Israel akan cepat tertangani; ada efisiensi waktu, sehingga "... seluruh bangsa ini akan pulang
dengan puas senang ke tempatnya."
(Keluaran 18:23). Nasihat Yitro
kepada Musa, "...kaucarilah dari
seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang
yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah
mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus
orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang." (Keluaran 18:21).
Di bidang
pekerjaan apa pun: di kantor,
perusahaan, gereja atau pelayanan, pembagian atau pendelegasian tugas sangatlah
penting, sehingga seorang pemimpin tidak harus menangani semua pekerjaan
sendiri. Tetapi ia harus memilih
orang-orang yang mumpuni, yang dapat menjalankan perannya dengan baik. Pendelegasian tugas berkaitan erat dengan
sebuah kepercayaan dan integritas. Tidak
mungkin kita mempercayakan suatu tugas penting kepada sembarangan orang. Musa harus memilih orang-orang yang memang
sudah teruji kualitas hidupnya. Mereka
yang dipilih adalah orang-orang yang cakap, takut akan Tuhan, bisa dipercaya
dan benci kepada suap. Di zaman sekarang
ini mungkin banyak sekali orang yang cakap di bidangnya masing-masing, tapi
sulit sekali untuk menemukan orang-orang yang bisa dipercaya, takut akan Tuhan
dan benci kepada suap.
Musa berhasil menjalankan tugas kepemimpinannya karena
didukung orang-orang yang berkualitas!
No comments:
Post a Comment