Yesaya 40:12-31
"...orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." Yesaya 40:31
Kita melihat dan mendengar betapa dunia dipenuhi dengan goncangan demi goncangan. Beberapa waktu yang lalu ibukota negara kita (Jakarta) dilanda banjir hebat. Ribuan orang, baik itu kaya, miskin, berpendidikan atau tidak, harus meninggalkan rumahnya dan tinggal di pengungsian. Jalan-jalan protokol di ibukota menjadi kolam raksasa sehingga aktivitas warga menjadi terganggu, banyak kantor yang tidak bisa beroperasi, dan ini pasti berimbas pada sektor perekonomian, perdagangan dan juga industri. Bukan hanya Jakarta, di daerah-daerah lain di seluruh pelosok tanah air juga mengalami hal yang sama. Karena hujan dan banjir (cuaca ekstrem) para petani harus mengalami kerugian besar, gagal panen dan sawah ladang mereka rusak. Hari-hari ini segala sesuatu yang dahulunya tidak digoncang sekarang mulai digoncangkan. Adalah wajar jika banyak orang menjadi takut, kuatir dan cemas menghadapi hari esok. Itulah sebabnya Alkitab menasihati, "Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu." (Amsal 27:1).
Namun bagi anak-anak Tuhan, kuatkan iman percaya kita kepadaNya, sebab di dalam Dia "...kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut." (Ibrani 12:28). Tuhan akan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang menanti-nantikan Dia. Dikatakan bahwa orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru, ia tidak menjadi lesu dan tidak menjadi lelah (ayat nas). Siapa orang yang menanti-nantikan Tuhan? Dia adalah orang yang senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Artinya dalam menjalani hidup ini ia tidak mengandalkan diri sendiri, kekuatan, kepintaran dan kegagahannya. Terhadap orang-orang yang demikian Tuhan akan memberikan kekuatan dan pertolongan saat menghadapi badai dan goncangan yang ada, sehingga ia akan tetap kuat dan akan tampil sebagai pemenang. Dalam Yeremia 17:7 tertulis: "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah." (Yeremia 17:17-18).
Sebaliknya orang yang tidak menanti-nantikan Tuhan adalah orang yang mengandalkan manusia, tidak menaruh harap kepada Tuhan tapi lebih mengandalkan diri sendiri, uang, kekayaan, kekuatan dan kegagahannya. FirmanNya mengatakan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia 17:5) Karena mereka mengatasi permasalahannya dengan kekuatan sendiri, Tuhan pun angkat tangan. Itulah sebabnya mereka akan mudah lemah, frustasi, kecewa dan putus asa.
Tuhan berkata, "...diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." Yohanes 15:5b. Masihkah kita mengandalkan kekuatan sendiri?
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." Yeremia 29:11
Mengapa kita harus senantiasa menanti-nantikan Tuhan dalam hidup ini? 1. Karena Tuhan memiliki rancangan yang baik bagi kita. Rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan. Luar biasa! Oleh karena itu kita harus tetap sabar menanti-nantikan Tuhan sampai apa yang telah dijanjikanNya itu tergenapi. Pemazmur berkata, "Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah." (Mazmur 12:7). Dalam Bilangan 23:19 ditegaskan, "Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?" (Bilangan 23:19). Jika manusia berjanji akan mudah sekali ingkar dan mengecewakan. Tapi Tuhan adalah setia, tidak ada janji yang tidak ditepatiNya. Bahkan "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23). Kesetiaan Tuhan inilah menjadi pengharapan kita.
Ketika dunia bergoncang banyak orang berkata bahwa tidak ada harapan dan masa depan kita suram. Itulah sebabnya tidak sedikit dari mereka yang berusaha untuk mencari jawaban akan masa depannya dengan bertanya kepada dukun, peramal atau paranormal yang begitu gencar menawarkan jasanya untuk memberitahukan kehidupan seseorang di masa depan. Padahal mereka (dukun, peramal atau paranormal) sendiri tidak tau seperti apa masa depannya. Inilah tipu muslihat Iblis! Tapi bagi orang percaya "...masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." (Amsal 23:18). Kepada jemaat di Efesus, rasul Paulus menulis: "...di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya," (Efesus 1:13-14). Kita ini telah dimateraikan dengan Roh Kudus, berarti kita ini adalah milik kepunyaan Tuhan, artinya beroleh jaminan akan masa depan yang pasti. Apa pun yang kita perlukan dan butuhkan pasti Tuhan sediakan, karena kita adalah anak-anakNya dan "Tuhan adalah bagianku," (Ratapan 3:24).
Yang terpenting adalah bagaimana hati kita dalam nenanti-nantikan Tuhan. Dibutuhkan kesabaran dalam menantikan janji Tuhan. Sabar berarti tidak bersungut-sungut dan memberontak kepada Tuhan. Kita bisa belajar dari kehidupan bangsa Israel yang gagal mencapai Tanah Perjanjian kecuali Yosua dan kaleb, karena mereka selalu bersungut-sungut, mengeluh dan memberontak kepada Tuhan selama berada di padang gurun.
Rancangan Tuhan dan janji-janjiNya pasti akan digenapi dalam hidup ini, asal kita sabar menanti-nantikan Tuhan dan menjaga hidup tetap berkenan seturut kehendakNya!
"...orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." Yesaya 40:31
Kita melihat dan mendengar betapa dunia dipenuhi dengan goncangan demi goncangan. Beberapa waktu yang lalu ibukota negara kita (Jakarta) dilanda banjir hebat. Ribuan orang, baik itu kaya, miskin, berpendidikan atau tidak, harus meninggalkan rumahnya dan tinggal di pengungsian. Jalan-jalan protokol di ibukota menjadi kolam raksasa sehingga aktivitas warga menjadi terganggu, banyak kantor yang tidak bisa beroperasi, dan ini pasti berimbas pada sektor perekonomian, perdagangan dan juga industri. Bukan hanya Jakarta, di daerah-daerah lain di seluruh pelosok tanah air juga mengalami hal yang sama. Karena hujan dan banjir (cuaca ekstrem) para petani harus mengalami kerugian besar, gagal panen dan sawah ladang mereka rusak. Hari-hari ini segala sesuatu yang dahulunya tidak digoncang sekarang mulai digoncangkan. Adalah wajar jika banyak orang menjadi takut, kuatir dan cemas menghadapi hari esok. Itulah sebabnya Alkitab menasihati, "Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu." (Amsal 27:1).
Namun bagi anak-anak Tuhan, kuatkan iman percaya kita kepadaNya, sebab di dalam Dia "...kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut." (Ibrani 12:28). Tuhan akan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang menanti-nantikan Dia. Dikatakan bahwa orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru, ia tidak menjadi lesu dan tidak menjadi lelah (ayat nas). Siapa orang yang menanti-nantikan Tuhan? Dia adalah orang yang senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Artinya dalam menjalani hidup ini ia tidak mengandalkan diri sendiri, kekuatan, kepintaran dan kegagahannya. Terhadap orang-orang yang demikian Tuhan akan memberikan kekuatan dan pertolongan saat menghadapi badai dan goncangan yang ada, sehingga ia akan tetap kuat dan akan tampil sebagai pemenang. Dalam Yeremia 17:7 tertulis: "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah." (Yeremia 17:17-18).
Sebaliknya orang yang tidak menanti-nantikan Tuhan adalah orang yang mengandalkan manusia, tidak menaruh harap kepada Tuhan tapi lebih mengandalkan diri sendiri, uang, kekayaan, kekuatan dan kegagahannya. FirmanNya mengatakan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia 17:5) Karena mereka mengatasi permasalahannya dengan kekuatan sendiri, Tuhan pun angkat tangan. Itulah sebabnya mereka akan mudah lemah, frustasi, kecewa dan putus asa.
Tuhan berkata, "...diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." Yohanes 15:5b. Masihkah kita mengandalkan kekuatan sendiri?
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." Yeremia 29:11
Mengapa kita harus senantiasa menanti-nantikan Tuhan dalam hidup ini? 1. Karena Tuhan memiliki rancangan yang baik bagi kita. Rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan. Luar biasa! Oleh karena itu kita harus tetap sabar menanti-nantikan Tuhan sampai apa yang telah dijanjikanNya itu tergenapi. Pemazmur berkata, "Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah." (Mazmur 12:7). Dalam Bilangan 23:19 ditegaskan, "Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?" (Bilangan 23:19). Jika manusia berjanji akan mudah sekali ingkar dan mengecewakan. Tapi Tuhan adalah setia, tidak ada janji yang tidak ditepatiNya. Bahkan "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23). Kesetiaan Tuhan inilah menjadi pengharapan kita.
Ketika dunia bergoncang banyak orang berkata bahwa tidak ada harapan dan masa depan kita suram. Itulah sebabnya tidak sedikit dari mereka yang berusaha untuk mencari jawaban akan masa depannya dengan bertanya kepada dukun, peramal atau paranormal yang begitu gencar menawarkan jasanya untuk memberitahukan kehidupan seseorang di masa depan. Padahal mereka (dukun, peramal atau paranormal) sendiri tidak tau seperti apa masa depannya. Inilah tipu muslihat Iblis! Tapi bagi orang percaya "...masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." (Amsal 23:18). Kepada jemaat di Efesus, rasul Paulus menulis: "...di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya," (Efesus 1:13-14). Kita ini telah dimateraikan dengan Roh Kudus, berarti kita ini adalah milik kepunyaan Tuhan, artinya beroleh jaminan akan masa depan yang pasti. Apa pun yang kita perlukan dan butuhkan pasti Tuhan sediakan, karena kita adalah anak-anakNya dan "Tuhan adalah bagianku," (Ratapan 3:24).
Yang terpenting adalah bagaimana hati kita dalam nenanti-nantikan Tuhan. Dibutuhkan kesabaran dalam menantikan janji Tuhan. Sabar berarti tidak bersungut-sungut dan memberontak kepada Tuhan. Kita bisa belajar dari kehidupan bangsa Israel yang gagal mencapai Tanah Perjanjian kecuali Yosua dan kaleb, karena mereka selalu bersungut-sungut, mengeluh dan memberontak kepada Tuhan selama berada di padang gurun.
Rancangan Tuhan dan janji-janjiNya pasti akan digenapi dalam hidup ini, asal kita sabar menanti-nantikan Tuhan dan menjaga hidup tetap berkenan seturut kehendakNya!
No comments:
Post a Comment