"Celakalah nabi-nabi yang bebal yang mengikuti bisikan hatinya sendiri dan yang tidak melihat sesuatu penglihatan." Yehezkiel 13:3
Sejak dahulu hingga sekarang tugas hamba Tuhan tidaklah mudah. Selalu ada tekanan, ujian, hambatan dan tantangan. Tidak sedikit yang harus mengalami aniaya, penyiksaan, bahkan harus rela kehilangan nyawanya karena menyampaikan berita kebenaran tersebut. Tantangan itu bukan hanya datang dari orang-orang yang menolak Injil atau yang dengan sengaja menutup telinganya untuk kebenaran, namun juga datang dari orang-orang 'dalam' yang terlihat turut serta mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan.
Contohnya adalah apa yang dialami Amos ketika menyampaikan pesan Tuhan. Ia justru ditentang oleh Amazia, yang adalah nabi tulen. Ia dilaporkan kepada raja Yerobeam atas keberaniannya menyuarakan kebenaran. Dengan keras Amazia mengusir Amos, "Pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah makananmu di sana dan bernubuatlah di sana!" (Amos 7:12).
Ketika diutus Tuhan menegakkan kebenaran di tengah-tengah bangsa yang sedang mengalami kemerosotan iman, Yehezkiel mengalami juga tantangan dan ujian berat dengan banyaknya bermunculan hamba-hamba Tuhan palasu di Israel. Namanya saja palsu, maka yang mereka beritakan bukanlah ajaran yang mengandung nilai-nilai kebenaran, melainkan kepalsuan dan penyimpangan. Mereka "...bernubuat sesuka hatinya saja:" (ayat 2), artinya menyatakan nubuatan hasil rekayasa sendiri yang dipenuhi dengan tipu muslihat, bukan berdasarkan petunjuk dari Tuhan. Apa itu nubuat? Nubuat adalah pemberitahuan atau penyampaian tentang hal-hal yang akan terjadi di kemudian hari. Itu datangnya hanya dari Tuhan melalui orang-orang pilihannya untuk menyatakan maksud dan kehendakNya. Sementara nubuatan yang disampaikan oleh para nabi palsu itu tidak datang dari Allah, artinya nubuatan tersebut diciptakan sendiri, hasil mereka-reka, mengikuti bisikan hatinya sendiri, dengan tujuan untuk menyenangkan hati orang yang mendengarnya dan untuk mendapatkan keuntungan dari pelayanan yang dilakukan, padahal "Penglihatan mereka menipu dan tenungan mereka adalah bohong; mereka berkata: Demikianlah firman TUHAN, padahal TUHAN tidak mengutus mereka, dan mereka menanti firman itu digenapi-Nya." (Yehezkiel 13:6).
"Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu." 2 Petrus 2:1a
Secara luar penampilan para nabi palsu itu sangat meyakinkan dan lebih keren, istilah di zaman sekarang ini adalah 'glamour', sehingga banyak orang terkecoh dan masuk dalam perangkapnya. Berbeda dengan Yehezkiel, utusan Tuhan yang benar yang berpenampilan sangat sederhana. Perlu kita ingat bahwa sebutan hamba Tuhan tidak hanya mengacu kepada pendeta atau penginjil saja, tetapi setiap orang percaya adalah hamba-hamba Tuhan yang diutusNya untuk memberitakan Injil, bersaksi dan menjadi berkat di tengah-tengah dunia ini. "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:20).
Seorang hamba Tuhan yang benar memiliki motivasi yang benar dalam pelayanan. Fokus pelayanannya adalah untuk hormat dan kemuliaan Tuhan sehingga hati dan pikirannya dipenuhi dengan visi dari Tuhan, bukan full ambisi dan keinginan pribadinya. Tidak ada tendensi mencari popularitas pribadi, apalagi memperkaya diri sendiri, sehingga masalah, penderitaan, ujian, tantangan, tekanan dan berbagai kesulitan yang ada tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap melakukan yang terbaik bagi Tuhan, artinya Rohnya selalu menyala-nyala bagi Tuhan di segala keadaan. Sebaliknya, hamba Tuhan yang tidak benar atau palsu orientasi pelayanannya berfokus pada diri sendiri, mencari pujian dari manusia, bahkan menjadikan pelayanan sebagai ladang bisnis sehingga tidak segan-segannya mereka memasang banderol tinggi alias mematok tarif dengan harga tertentu, disertai request fasilitas terbaik bila diundang untuk melayani.
Selain itu hamba Tuhan yang benar menguasai diri dalam segala hal dan mati terhadap daging. Paulus berkata, "Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." (1 Korintus 9:27). Kita harus berani bertindak tegas terhadap dosa dan tidak lagi berkompromi. Namun masih ada hamba Tuhan yang takut menegur atau dengan sengaja bungkam ketika melihat jemaatnya hidup dalam ketidaktaatan. Setelah ditelusuri ternyata jemaat tersebut adalah orang yang paling berpengaruh, kaya dan donatur tetap gereja.
Jadilah hamba Tuhan yang benar, jangan dipenuhi oleh kepalsuan!
Sejak dahulu hingga sekarang tugas hamba Tuhan tidaklah mudah. Selalu ada tekanan, ujian, hambatan dan tantangan. Tidak sedikit yang harus mengalami aniaya, penyiksaan, bahkan harus rela kehilangan nyawanya karena menyampaikan berita kebenaran tersebut. Tantangan itu bukan hanya datang dari orang-orang yang menolak Injil atau yang dengan sengaja menutup telinganya untuk kebenaran, namun juga datang dari orang-orang 'dalam' yang terlihat turut serta mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan.
Contohnya adalah apa yang dialami Amos ketika menyampaikan pesan Tuhan. Ia justru ditentang oleh Amazia, yang adalah nabi tulen. Ia dilaporkan kepada raja Yerobeam atas keberaniannya menyuarakan kebenaran. Dengan keras Amazia mengusir Amos, "Pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah makananmu di sana dan bernubuatlah di sana!" (Amos 7:12).
Ketika diutus Tuhan menegakkan kebenaran di tengah-tengah bangsa yang sedang mengalami kemerosotan iman, Yehezkiel mengalami juga tantangan dan ujian berat dengan banyaknya bermunculan hamba-hamba Tuhan palasu di Israel. Namanya saja palsu, maka yang mereka beritakan bukanlah ajaran yang mengandung nilai-nilai kebenaran, melainkan kepalsuan dan penyimpangan. Mereka "...bernubuat sesuka hatinya saja:" (ayat 2), artinya menyatakan nubuatan hasil rekayasa sendiri yang dipenuhi dengan tipu muslihat, bukan berdasarkan petunjuk dari Tuhan. Apa itu nubuat? Nubuat adalah pemberitahuan atau penyampaian tentang hal-hal yang akan terjadi di kemudian hari. Itu datangnya hanya dari Tuhan melalui orang-orang pilihannya untuk menyatakan maksud dan kehendakNya. Sementara nubuatan yang disampaikan oleh para nabi palsu itu tidak datang dari Allah, artinya nubuatan tersebut diciptakan sendiri, hasil mereka-reka, mengikuti bisikan hatinya sendiri, dengan tujuan untuk menyenangkan hati orang yang mendengarnya dan untuk mendapatkan keuntungan dari pelayanan yang dilakukan, padahal "Penglihatan mereka menipu dan tenungan mereka adalah bohong; mereka berkata: Demikianlah firman TUHAN, padahal TUHAN tidak mengutus mereka, dan mereka menanti firman itu digenapi-Nya." (Yehezkiel 13:6).
"Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu." 2 Petrus 2:1a
Secara luar penampilan para nabi palsu itu sangat meyakinkan dan lebih keren, istilah di zaman sekarang ini adalah 'glamour', sehingga banyak orang terkecoh dan masuk dalam perangkapnya. Berbeda dengan Yehezkiel, utusan Tuhan yang benar yang berpenampilan sangat sederhana. Perlu kita ingat bahwa sebutan hamba Tuhan tidak hanya mengacu kepada pendeta atau penginjil saja, tetapi setiap orang percaya adalah hamba-hamba Tuhan yang diutusNya untuk memberitakan Injil, bersaksi dan menjadi berkat di tengah-tengah dunia ini. "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:20).
Seorang hamba Tuhan yang benar memiliki motivasi yang benar dalam pelayanan. Fokus pelayanannya adalah untuk hormat dan kemuliaan Tuhan sehingga hati dan pikirannya dipenuhi dengan visi dari Tuhan, bukan full ambisi dan keinginan pribadinya. Tidak ada tendensi mencari popularitas pribadi, apalagi memperkaya diri sendiri, sehingga masalah, penderitaan, ujian, tantangan, tekanan dan berbagai kesulitan yang ada tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap melakukan yang terbaik bagi Tuhan, artinya Rohnya selalu menyala-nyala bagi Tuhan di segala keadaan. Sebaliknya, hamba Tuhan yang tidak benar atau palsu orientasi pelayanannya berfokus pada diri sendiri, mencari pujian dari manusia, bahkan menjadikan pelayanan sebagai ladang bisnis sehingga tidak segan-segannya mereka memasang banderol tinggi alias mematok tarif dengan harga tertentu, disertai request fasilitas terbaik bila diundang untuk melayani.
Selain itu hamba Tuhan yang benar menguasai diri dalam segala hal dan mati terhadap daging. Paulus berkata, "Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." (1 Korintus 9:27). Kita harus berani bertindak tegas terhadap dosa dan tidak lagi berkompromi. Namun masih ada hamba Tuhan yang takut menegur atau dengan sengaja bungkam ketika melihat jemaatnya hidup dalam ketidaktaatan. Setelah ditelusuri ternyata jemaat tersebut adalah orang yang paling berpengaruh, kaya dan donatur tetap gereja.
Jadilah hamba Tuhan yang benar, jangan dipenuhi oleh kepalsuan!
No comments:
Post a Comment