Roma 12:1-8
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." Roma 12:2
Tiada terasa waktu berlalu begitu cepatnya, kita sudah sampai di hari pertama bulan Oktober 2012. Sudahkah kita menjadi seorang Kristen yang 'berbeda' dari dunia ini dan menjadi kesaksian bagi orang-orang di sekitar kita? Berbeda dari dunia bukan berarti harus mengasingkan diri atau memusuhi orang-orang dunia. Justru sebaliknya kita harus berbaur dengan mereka tetapi dengan kehidupan (perilaku) yang berbeda, sehingga hidup kita menjadi buah bibir yang positif.
Yang dikehendaki Tuhan atas kita sebagai orang percaya adalah tidak menjadi serupa dengan dunia ini. Tidak serupa dalam hal apa? Kalau orang-orang dunia menyerahkan tubuhnya untuk memuaskan hawa nafsu atau keinginan dagingnya, maka kita tidak diperkenan melakukan hal yang serupa, karena tubuh kita adalah milik Tuhan, "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:19-20), "Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu." (1 Korintus 3:17). Jadi kita harus mempersembahkan tubuh kita untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan, bukan untuk kesenangan daging kita; itulah yang disebut dengan ibadah yang sejati.
Ibadah yang sejati tidak berbicara tentang 'jam terbang' kita dalam pelayanan, keaktivan kita dalam ibadah atau besarnya jumlah persembahan yang kita bawa ke rumah Tuhan, tapi berbicara tentang mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Tuhan. Mempersembahkan tubuh kepada Tuhan berarti memisahkan atau mengkhususkan tubuh kita ini hanya untuk Tuhan semata, bukan untuk perkara-perkara duniawi.
Karena itu Alkitab menegaskan, "Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu." (2 Korintus 6:17).
Roma 6:1-14
"Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya." Roma 6:12
Dalam suratnya, Petrus menyatakan, "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Oleh karena kita telah ditebus oleh darah Kristus, maka kita harus menyerahkan keinginan tubuh kita kepada pimpinan Roh Tuhan.
Mempersembahkan tubuh untuk Tuhan juga berarti menaklukkan pikiran kita kepada pikiran Kristus (baca 2 Korintus 10:5b). Kita tahu bahwa pikiran adalah medan peperangan bagi semua orang, dan Iblis selalu menyerang pikiran kita dengan hal-hal yang negatif agar kita terjatuh dalam dosa. Itulah sebabnya kita harus berhati-hati dengan apa yang kita pikirkan karena akan sangat menentukan sikap dan tindakan kita. Bila kita berpikiran positif, secara otomatis sikap dan tindakan kita pun akan menjadi positif. Itulah sebabnya Tuhan menghendaki hal ini: "...berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2). Pola pikir kita juga harus berubah: dari yang negatif kepada pola pikir yang positif (benar). Perubahan pola pikir inilah yang dalam bahasa Yunani disebut 'metanoia'. Dalam hal ini Rasul Paulus juga menegaskan agar pikiran kita senantiasa dipenuhi oleh hal-hal yang positif dan benar, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8).
Jika pola pikir kita sudah dibaharui oleh firman Tuhan kita akan semakin mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan atas hidup kita. Dan hal ini akan terefleksi melalui perbuatan/tindakan kita sehari-hari, karena itu kita sudah tahu mana yang harus dikerjakan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Bangun terus keintiman dengan Tuhan setiap hari sehingga kita akan memiliki kehidupan yang semakin selaras dengan kehendakNya!
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." Roma 12:2
Tiada terasa waktu berlalu begitu cepatnya, kita sudah sampai di hari pertama bulan Oktober 2012. Sudahkah kita menjadi seorang Kristen yang 'berbeda' dari dunia ini dan menjadi kesaksian bagi orang-orang di sekitar kita? Berbeda dari dunia bukan berarti harus mengasingkan diri atau memusuhi orang-orang dunia. Justru sebaliknya kita harus berbaur dengan mereka tetapi dengan kehidupan (perilaku) yang berbeda, sehingga hidup kita menjadi buah bibir yang positif.
Yang dikehendaki Tuhan atas kita sebagai orang percaya adalah tidak menjadi serupa dengan dunia ini. Tidak serupa dalam hal apa? Kalau orang-orang dunia menyerahkan tubuhnya untuk memuaskan hawa nafsu atau keinginan dagingnya, maka kita tidak diperkenan melakukan hal yang serupa, karena tubuh kita adalah milik Tuhan, "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:19-20), "Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu." (1 Korintus 3:17). Jadi kita harus mempersembahkan tubuh kita untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan, bukan untuk kesenangan daging kita; itulah yang disebut dengan ibadah yang sejati.
Ibadah yang sejati tidak berbicara tentang 'jam terbang' kita dalam pelayanan, keaktivan kita dalam ibadah atau besarnya jumlah persembahan yang kita bawa ke rumah Tuhan, tapi berbicara tentang mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Tuhan. Mempersembahkan tubuh kepada Tuhan berarti memisahkan atau mengkhususkan tubuh kita ini hanya untuk Tuhan semata, bukan untuk perkara-perkara duniawi.
Karena itu Alkitab menegaskan, "Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu." (2 Korintus 6:17).
Roma 6:1-14
"Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya." Roma 6:12
Dalam suratnya, Petrus menyatakan, "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Oleh karena kita telah ditebus oleh darah Kristus, maka kita harus menyerahkan keinginan tubuh kita kepada pimpinan Roh Tuhan.
Mempersembahkan tubuh untuk Tuhan juga berarti menaklukkan pikiran kita kepada pikiran Kristus (baca 2 Korintus 10:5b). Kita tahu bahwa pikiran adalah medan peperangan bagi semua orang, dan Iblis selalu menyerang pikiran kita dengan hal-hal yang negatif agar kita terjatuh dalam dosa. Itulah sebabnya kita harus berhati-hati dengan apa yang kita pikirkan karena akan sangat menentukan sikap dan tindakan kita. Bila kita berpikiran positif, secara otomatis sikap dan tindakan kita pun akan menjadi positif. Itulah sebabnya Tuhan menghendaki hal ini: "...berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2). Pola pikir kita juga harus berubah: dari yang negatif kepada pola pikir yang positif (benar). Perubahan pola pikir inilah yang dalam bahasa Yunani disebut 'metanoia'. Dalam hal ini Rasul Paulus juga menegaskan agar pikiran kita senantiasa dipenuhi oleh hal-hal yang positif dan benar, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8).
Jika pola pikir kita sudah dibaharui oleh firman Tuhan kita akan semakin mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan atas hidup kita. Dan hal ini akan terefleksi melalui perbuatan/tindakan kita sehari-hari, karena itu kita sudah tahu mana yang harus dikerjakan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Bangun terus keintiman dengan Tuhan setiap hari sehingga kita akan memiliki kehidupan yang semakin selaras dengan kehendakNya!
No comments:
Post a Comment