HELL and his life.....

YESAYA26:9: "Jiwaku merindukan Engkau pada waktu malam, aku mencari Engkau dengan segenap hati, apabila Engkau menghakimi bumi kelak, penduduknya akan mengetahui makna keadilan"

Friday, February 17, 2012

Setelah Pasangan Kristen Bercerai, lalu..




Perceraian adalah kata-kata yang paling sangat sering kita dengar sekarang ini, entah dalam acara gossip-gossip artis atau reality show seperti “masihkah kau mencintaiku ? “ yang ditayangkan RCTI setiap hari Rabu, Kamis dan Jumat. Dalam acara reality show tersebut, yang banyak menguras air mata, terlihat bahwa karena hal sepele pun, seorang suami atau istri ingin menceraikan pasangannya [ saya sering menemani nonton istri saya yang penggemar berat acara ini ], disamping juga tentunya masalah-masalah berat yang menyebabkan pasangan suami istri bercerai.

Sebagai seorang Kristen, saya pribadi sering merasa terusik untuk mengetahui lebih jauh lagi apa yang dikatakan firman Tuhan mengenai masalah perceraian, karena bagi kita selaku orang Kristen pasti mengetahui bahwa, Firman Tuhan hanya mengijinkan pernikahan sekali dalam seumur hidup, kecuali salah satu pasangan meninggal dunia. Lalu bagaimana dengan rumah tangga-rumah tangga Kristen yang telah berpisah karena bercerai, apakah mereka tidak boleh menikah kembali dengan orang lain ?

Pasang surut kehidupan rumah tangga adalah hal yang umum dan pasti terjadi, hampir bisa dikatakan tidak ada [ atau kalaupun ada mungkin 1 dibanding 10 ] suatu rumah tangga yang berjalan mulus terus menerus. Banyak masalah yang kita hadapi dalam kehidupan berumah tangga, entah masalah kesulitan ekonomi, kesehatan atau penyakit yang menyerang salah satu anggota keluarga, merasa dilecehkan oleh pasangan, tidak akur dengan mertua atau keluarga dari pasangan, masalah pendikan anak-anak, dan yang paling sulit dan menyebabkan sakit hati atau terluka adalah masalah perselingkuhan. Pasti kita yang telah berumah tangga atau berkeluarga pernah mengalami salah satu dari hal-hal tersebut, dan kalau ada diantara kita yang belum pernah mengalami hal-hal yang sulit dalam kehidupan berumah tangga sampai saat ini, hendaklah anda bersyukur dan memuji Tuhan atas semua berkat dan pimpinan kepada rumah tangga kalian, atau mungkin nanti anda akan mengalaminya.

Saya pribadi, walaupun baru menikah hampir 9 tahun, telah mengalami dua tahap yang paling sulit dalam kehidupan berumah tangga, yang pertama masalah penyakit dan yang kedua masalah kesulitan ekonomi. Tetapi dalam keadaan yang sangat sulit, puji Tuhan, Dia memberikan saya seorang pendamping yang sangat hebat dan berhati mulia, yang bisa menguatkan saya disaat saya sakit parah dan kemudian bisa menerima saya apa adanya disaat kondisi psikis dan pribadi saya sdg terluka terlebih lagi sebagai seorang pria apabila menyangkut harga diri, istri saya tanpa banyak tanya dan protes mengambil alih semua peran dan tanggung jawab dalam memenuhi ekonomi rumah tangga, dan tidak pernah sekalipun dia melecehkan atau tidak menghargai saya. Mungkin masih banyak rumah tangga-rumah tangga Kristen lainnya yang berhasil melewati masalah-masalah yang lebih berat dari apa yang pernah saya alami, tetapi juga banyak keluarga-keluarga Kristen yang gagal melewati masa-masa sulit dalam berumah tangga dan kemudian memilih untuk berpisah atau bercerai.

Saya pernah bertanya dengan mantan boss saya 'kenapa bapak bercerai dengan istrinya', yang dijawabnya, “ buat apa kita mempertahankan hubungan yang tidak membawa damai sejahtera dalam hati, dan setiap hari energi kita dihabiskan hanya untuk bersitegang dan berselisih, dengan bercerai kita akan bisa lebih baik bagi masing-masing untuk menata hidup ke depan yang lebih baik. “ Ketika saya bertanya kepada dia yang saat itu telah menikah kembali dengan seorang wanita lain, begitu juga istrinya sudah menikah kembali dengan pria lain [ yang kasihan, anak lelakinya yanh hidup di dua rumah, seminggu di rumah bapaknya lalu seminggu lagi di rumah ibunya ], 'bagaimana perasaan bapak ketika bercerai, terutama dalam hubungan dengan Tuhan Yesus ?' kemudian di menjawab, “ Ton, siapa sih yang pada saat menikah dan mengucapkan janji penikahan di hadapan altar Tuhan, mempunyai pikiran bahwa perkawinan ini akan gagal, dan berakhir dengan perceraian ? Kalau sudah berpikiran seperti itu, pasti saya tidak akan pernah menikah dengan mantan istri saya tersebut ! Dalam hati memang saya merasa menyesal dan berdosa dengan keputusan bercerai dan menikah kembali dengan wanita lain, memang Firman Tuhan melarang hal ini, tetapi kalau saya bercerai dan kemudian tidak menikah lagi lalu untuk memenuhi kebutuhan seksual saya melakukan dengan wanita psk, apakah itu tidak akan lebih berdosa lagi ? Jadi buat saya, Tuhan mengetahui isi hati saya, masalah dosa, saya hanya bisa yakin bahwa kuasa Darah Yesus akan mengampuni dosa saya ini, dengan catatan bahwa saya harus berhasil dengan istri saya yang kedua ini. “

Selanjutnya saya juga pernah bertanya dengan mantan pendeta saya dari salah satu gereja kharismatik, yang digugat cerai oleh istri keduanya [ istri pertamanya meninggal karena sakit kanker rahim selama lebih dari 4 tahun ], kemudian menandatangani surat cerai dari pengadilan negeri. ' apakah bapak tidak merasa bersalah dengan keputusan bapak atas keputusan cerai tersebut ? Apalagi bapak adalah seorang pendeta yang pasti akan disorot oleh jemaat [ walaupun jumlah jemaatnya hanya puluhan orang ] '. Mantan pendeta saya hanya berkata, “ yang mengajukan perceraian adalah istri saya, walupun dia juga seorang kristen, secara hukum negara memang saya telah bercerai, tetapi di hadapan Tuhan saya masih merupakan suami dari istri saya tersebut. “ Karena saat itu kami memang dekat, dan juga dimana beliau banyak memberikan pelajaran Firman Tuhan, dan juga sangat membantu saya, saat saya sakit berat tahun 2004 dulu, dimana banyak doa dan perjamuan kudus yang dibawakannya membuat saya cepat pulih dan sembuh dari sakit, kemudian beliau bercerita blak-blakan kepadanya mengenai hubungan dengan sitri keduaya. Memang dia menikah terlalu cepat, 6 bulan setelah istri pertamanya meninggal. Hal yang menyebabkan keputusan tersebut adalah, disamping anak-anak beliau yang telah beranjak remaja dan pemuda terlihat cocok dan menyetujui hubungan dengan wanita yang jadi istri keduanya, kebutuhan seksual yang amat sangat setelah bertahun-tahun tidak berhubungan seks dengan istri pertamanya akibat penyakit kanker rahim yang diderita. Ternyata beberapa waktu setelah menikah, baru mantan pendeta saya menyadari bahwa istri keduanya adalah seorang yang materialistis dan tidak cocok dengan pelayanannya sbg pendeta yang kemudian meninggalkan mantan pendeta saya lebih dari dua tahun dengan membawa anak hasil pernikahan mereka, sebelum kemudian muncul gugatan cerai tersebut.

Perceraian bukan hanya terjadi dikalangan jemaat dalam kekristenan, tetapi juga menyerang banyak rumah tangga kristen, bahkan menurut pendeta David Wilkerson dalam bukunya sangkakala terakhir, mengatakan di tahun 1990-an [ saat buku itu diterbitkan ], tingkat perceraian di rumah tangga pendeta di Amerika mencapai 38 %, artinya 38 dari 100 keluarga pendeta berakhir dengan perceraian [ mungkin jumlahnya di tahun 2000-an ini semakin meningkat, sayangnya saya tidak ada informasi atau data berapa tingkat perceraian di kalangan keluarga pendeta di Indonesia, dan itu pasti ada, karena toh mantan pendeta saya mengalaminya ]. Firman Tuhan dalam Maleakhi 2:14-16, terutama dalam ayat 16 yang berkata, “ Sebab Aku membenci perceraian, firman Tuhan, Allah Israel...” demikian juga dalam Kitab Perjanjian Baru, Tuhan Yesus sendiri dalam Markus 10: 9 melarang perceraian dengan berkata, “ Karena itu, apa yang sudah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. “

Berbeda dengan iman kepercayaan lain yang mengijinkan perceraian dan menikah kembali entah dengan wanita yang sama atau yang lain, iman Kristen melarang perceraian, dan menikah kembali dengan wanita lain, dan seandainya terjadi perceraian, maka pasangan yang bercerai tidak diizinkan untuk menikah kembali dengan orang lain. Matius 5;31-32, 19: 9, terutama dalam Lukas 16: 18, “ Setiap orang yang menceraikan istrinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah.” Kalau kita mengatakan aturan iman Kekristenan sepertinya “tidak manusiawi”, karena tidak mungkin seorang yang telah bercerai kemudian tidak menikah kembali, sehubungan dengan adanya kebutuhan seksual dari manusia yang harus dipenuhi [ walaupun ada beberapa yang bisa melaksanakannya, tetapi mayoritas pasti tidak akan sanggup ]. Kalau kita melihat dari 'kaca mata' manusia, pernyataan itu mungkin ada benarnya, tetapi kalau kita menelisik lebih dalam dari 'kaca mata' Tuhan sendiri, hal itu adalah salah ! Karena pernikahan seorang pria dan wanita dalam lembaga pernikahan adalah lambang dari hubungan antara Kristus dan gereja-nya [ gereja disini adalah kita sebagai orang-orang kristen ], dimana sering pertemuan kita selaku orang-orang percaya nantinya dengan Tuhan Yesus dilambangkan dengan perjamuan kawin Anak Domba, seperti yang ditulis dalam Wahyu 21:9, dimana kita selaku orang-orang percaya dilambangkan dengan pengantin perempuan, dan Tuhan Yesus sendiri adalah mempelai prianya, demikian juga dengan apa yang dikatakan Paulus dalam Efesus 5:22-33, dimana hubungan suami istri digambarkan seperti hubungan Kristus dengan jemaat [ orang-orang percaya ], dan masih banyak tulisan Paulus yang menggambarkan hubungan suami-istri sebagai gambaran dari hubungan Tuhan Yesus dengan gerejanya. [ bandingkan juga dengan 2 korintus 11:2 ]. Jadi sama seperti hubungan Tuhan Yesus dan orang-orang percaya selaku jemaat atau gereja adalah kudus dan tidak dapat dipisahkan, demikian juga dengan pernikahan dalam Iman Kristen adalah kudus, sehingga tidak dimungkinkan terjadi suatu perceraian.

Lalu apakah dalam iman kekristenan tidak dimungkinkan terjadinya perceraian ? Tuhan Yesus sendiri dalam Matius 5:32, 19:9, Markus 10:11-12, Lukas 16:18, jelas melarang perceraian, kecuali karena perzinahan [ Mat 5:32]. Dan ini pun masih menjadi tanda tanya, apakah setelah menceraikan, seorang pria atau wanita tersebut boleh menikah lagi ? Pertanyaan ini dijawab tuntas oleh Rasul Paulus dalam 1 Korintus 7:10-11, “ Kepada orang-orang yang telah kawin, aku-tidak, bukan aku, tetapi Tuhan- perintahkan supaya seorang istri tidak boleh menceraikan suaminya. Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan istrinya. “ Jadi kalau boleh diperjelas apa yang dikatakan oleh Paulus adalah, “ entah seorang suami menceraikan istrinya atau seorang istri menceraikan suaminya, maka suami itu harus hidup tanpa istri atau istri hidup tanpa suami, dimana perceraian yang terjadi dikarenakan karena suami atau istri tersebut adalah berzinah ! “

Dengan demikian, seandainya anda sebagai suami menceraikan istri anda karena berselingkuh dengan pria lain, demikian juga anda sebagai istri menceraikan suami karena berselingkuh dengan pria lain, maka anda baik suami atau istri harus hidup terus membujang dan tidak diperkenankan untuk menikah kembali. DR. J. Verkuil dalam bukunya Etika Kristen Seksuil mengatakan bahwa “ Tuhan Yesus sekali-kali tidak bermaksud, mengatakan bahwa perbuatan zinah selalu dapat menjadi alasan untuk bercerai. Jika seorang istri atau suami jatuh ke dalam dosa zinah karena keadaan-keadaan tertentu, dan sangat menyesali perbuatannya itu, maka perbuatan zinah itu tidak boleh menjadi alasan untuk bercerai, tetapi mereka dipanggil untuk saling mengampuni dan mulai lagi dengan permulaan yang baru. “ (Hal 114 ).

Lalu adakah celah lain untuk melakukan perceraian bagi orang Kristen ? Paulus dalam 1 Korintus 7:15-16, menjelaskan bahwa ada kemungkinan bagi orang kristen untuk “bercerai” dengan kondisi yang sangat spesifik, dimana kalau kita renungkan ayat 12-14, dimana perceraian dimungkinkan apabila seorang Kristen menikah dengan seorang non Kristen, tetapi dengan syarat inisiatif perceraian datang dari pasangan yang non Kristen, dan bukan dari pasangan Kristen. Dan selanjutnya, apakah pasangan yang kristen tesebut selanjutnya setelah bercerai boleh menikah kembali dengan orang lain ? Disini kita harus hati-hati dalam mengambil keputusan ! Tetapi apa yang dikatakan Paulus dalam ayat 15, “...; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat...” bisa disimpulkan bahwa pernikahan kembali dimungkinkan...!

Dengan apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan bagi kita selaku pasangan suami-itri Kristen, adalah jelas bahwa perceraian sangatlah tidak dimungkinkan, kecuali dalam hal-hal tertentu, seperti seorang suami atau istri yang mungkin telah berkali-kali jatuh dalam dosa perzinahan dan juga telah berkali-kali diampuni oleh pasangannya, tetapi tidak juga kunjung bertobat, dimana dalam hal ini tergantung ketahanan iman dari seorang suami atau sitri untuk terus bisa mengampuni pasangannya sampai yang bersangkutan benar-benar bertobat dan kembali kepada jalan kebenaran berdasarkan Firman Tuhan !

Jadi sekarang, apakah anda seorang istri atau suami yang mengaku Kristen yang memiliki rencana atau sedang melakukan pisah rumah, atau juga tengah melakukan gugatan proses cerai kepada pasangannya, hendak benar-benar bercerai ? Sebab apakah yang menyebabkan anda mengambil keputusan tersebut ? Apakah karena pasangan anda sering melakukan KDRT, Apakah karena tidak bisa memberikan nafkah yang layak bagi keluarga ?, apakah karena sakit yang berkepanjangan dan tidak bisa berfungsi sebagai pasangan yang wajar ? Apakah karena anda merasa status dan penghasilan anda lebih tinggi ? Apakah karena pasangan anda terlalu mengukung dan menguasai anda ? Apakah anda merasa pasangan anda sangat egois ? Apakah karena pasangan anda telah berselingkuh dengan orang lain ?

Ingatlah bahwa perceraian diluar perzinahan tidaklah dimungkinkan, dan walaupun dengan perzinahan itu dimungkinan kita harus selalu mengingat kembali akan pengajaran dan hukum pengampunan yang diajarkan oleh Tuhan kepada kita untuk selalu mengampuni tujuh kali tujuh kali..yang sifatnya tidak terbatas !

Yang harus kita ingat bahwa, memang perjalanan kehidupan rumah tangga tidaklah mudah untuk dilalui dalam kurun waktu berpuluh-puluh tahun sampai maut memisahkan kita. Oleh karena itu sama dengan hubungan kita sebagai pribadi dengan Tuhan yang harus terus menerus kita perbaharui, demikian juga hubungan kita dengan pasangan kita, harus terus menerus kita perbaharui dengan berlandaskan kepada kasih Tuhan Yesus, sehingga kita akan selalu ingat akan komitmen akan kasih yang mula-mula..!

Yang harus selalu kita waspada adalah, Iblis di masa akhir zaman ini sangat giat, seperti singa yang mengaum-ngaum untuk mencari mangsa dengan berusaha menghancurkan rumah tangga-rumah tangga kristen, karena dia mengetahui, bahwa keluarga disamping gereja adalah landasan kokoh dalam kekristenan yang kalau bisa dihancurkan, maka akan menghancurkan kekristenan itu sendiri ! Makanya tidak heran, kalau tingkat perceraian atau kehancuran rumah tangga atau keluarga pendeta di Amerika mencapai 38 % !

Terakhir, saran saya kepada yang belum menikah :
*Carilah pasangan ( yang seiman tentunya ) yang bakal menjadi suami atau istri anda jangan berdasarkan “cinta buta” dan berharap bahwa hal-hal yang anda tidak sukai dari calon suami atau istri anda nanti akan berubah kalau sudah menikah akan berubah sesuai harapan ! Yang harus anda sadari, adalah bisakan anda “berubah” atau siap untuk menerima kondisi tersebut ?, Ada salah satu perkataan yang benar dalam film yang dibintangi Deddy Mizwar dan Lydia kandou yang berjudul ' kejar daku maka kau kan ku tangkap ' yaitu : “ Buka mata lebar-lebar waktu berpacaran dan tutup mata rapat-rapat setelah menikah..! “

*Jagalah kekudusan anda dan pasangan anda dalam masa berpacaran dalam arti jangan pernah melakukan hubungan seksual sebelum anda benar-benar resmi menikah dan mengucapkan janji suci pernikahan di hadapan Tuhan. Karena seks diluar nikah selain menghancurkan kehidupan pribadi, pada kenyataannya adalah dosa yang menjadi celah yang terbuka bagi Iblis untuk menghancurkan kehidupan rumah tangga kristen nantinya [ untuk hal ini anda bisa membaca buku karangan Rebecca Brown, MD yang berjudul “ Bebas dari Cengkeraman Setan” atau “ Menjadi bejana kemuliaan Allah” ],

*dan kalau anda dan pasangan anda telah melakukakanya sebelum menikah, saat sebelum menikah, kalian berdua bersama-sama minta pengampunan dari Tuhan Yesus akan dosa perzinahan tersebut, sehingga kuasa darah Yesus akan menutup celah yang terbuka tersebut, sehingga tidak dapat dipakai oleh Iblis nantinya untuk menghancurkan kehidupan rumah tangga kalian nantinya !

Saran saya bagi anda yang tengah pisah ranjang atau rumah, tengah melakukan proses cerai atau gugatan cerai :

*Ingatlah bahwa setelah anda bercerai dengan pasangan anda entah karena masalah apapun, kalau anda tetap ingin hidup dalam kekudusan yang dari Tuhan Yesus, anda harus hidup terus sampai mati tanpa bisa menikah kembali dengan orang lain ! Siapkah anda untuk hidup seorang diri dan menahan hasrat dan nafsu seksual anda ? Karena hasrat seksual adalah alami, dan Tuhan hanya mengijinkan untuk disalurkan dalam kehidupan pernikahan yang kudus !

*Ingatlah, bahwa sebesar apapun permasalahan anda dengan pasangan anda saat ini yang menghimpit dan membebani anda, Tuhan pasti akan memberikan jalan keluarnya, karena pencobaan yang kita hadapi tidak akan pernah melewati kekuatan kita seperti yang Tuhan janjikan ! Mungkin anda sudah banyak berdoa dan merasa telah bosan berdoa, karena Tuhan tidak memberikan jawaban atau penyelesaian atas permasalahan anda, yang harus kita ingat bahwa waktu, jawaban dan penyelesaian Tuhan bukanlah seperti yang kita inginkan, tetapi berdasarkan kehendakNya, karena yang harus kita yakini, bahwa penyelesaian dari Dia itu indah pada waktunya nanti...

*berusahalah untuk mengampuni pasangan anda, walaupun sepertinya tidak adil bagi anda, dengan menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yesus dengan kerendahan hati dan hati yang hancur, karena percayalah ditengah kesulitan dan sakit hati serta penderitaan, damai sejahtera yang sejati pasti akan turun kepada anda, sehingga hal-hal yang sulit akan terasa ringan. Justru dalam situasi seperti ini sinar kemuliaan Tuhan akan menundungi wajah anda !

*Pikullah salib anda ! Artinya sesulit apapun kehidupan rumah tangga anda atau keluarga anda, kalau anda sekarang sudah menikah dengan pasangan anda, dan banyak masalah yang anda harus hadapi, itulah salib yang harus anda pikul sebagai orang – orang percaya. Hadapilah semua permasalahan yang ada dengan kesabaran, kerendahan hati, kelemah lembutan, karena itulah kunci untuk menjadikan salib yang anda pikul menjadi ringan !


Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya, Tuhan Yesus memberkati..!

No comments:

Post a Comment