HELL and his life.....

YESAYA26:9: "Jiwaku merindukan Engkau pada waktu malam, aku mencari Engkau dengan segenap hati, apabila Engkau menghakimi bumi kelak, penduduknya akan mengetahui makna keadilan"

Monday, May 7, 2012

Setiap Orang yang Lahir dari Allah, Tidak Berbuat Dosa Lagi

* 1 Yohanes 2:28-29, 3:1-10 Anak-anak Allah
2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.
2:29 Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya.

3:1 Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
3:4 Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.
3:5 Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.
3:6 Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.
3:7 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;
3:8 barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.
3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
3:10 Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.


Kemarin saya berbuat dosa, Hal itu membuat bacaan 1 Yohanes menjadi masalah bagi saya. Bacaan ini bukan merupakan surat yang mudah untuk dipahami, karena meskipun Yohanes menggunakan kata-kata yang relatif sederhana, tampaknya ia menggunakan bahasa yang berbelit-belit. Ayat-ayat seperti 1 Yohanes 3:6, 9 muncul dalam berbagai bentuk pada beberapa bacaan, tetapi ayat-ayat tersebut tidaklah menjadi lebih mudah untuk dipahami karena diulangi beberapa kali. Pengalaman saya dalam hal ini tidaklah unik. Adakah orang Kristen yang tidak bergumul dengan dosa? Bukankah Kitab 1 Yohanes mengatakan, "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri" (1:8 )? Dan apakah "benih " Allah yang dibicarakan oleh Yohanes ini? Konsep-konsep yang ada dalam ayat ini tampaknya terlalu optimis dan perfeksionis sehingga akan membawa seseorang pada keputusasaan.

Sebuah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas adalah penjelasan bahwa kata kerja "berbuat dosa" dalam ayat-ayat tersebut menunjukkan kebiasaan dan karena itu terus-menerus terjadi. Argumentasinya a d alah Yohanes sedang berbicara ten tang dosa yang merupakan kebiasaan, dan bukan dosa yang kadang-kadang dilakukan. Ini merupakan penafsiran yang diungkapkan oleh Alkitab versi NIV. Tetapi sayangnya 1Yohanes 5:16 juga menggunakan kata "berbuat dosa" itu untuk menunjukkan tindakan dosa yang dilakukan oleh orang percaya. Karena itu penjelasan ini sangat menyimpang dari kata kerja bahasa Yunaninya dan Yohanes tidak menggunakannya secara tepat. Selain itu, sulit untuk memahami bagaimana hakikat Allah dalam diri manusia akan menjauhkan mereka dari dosa yang merupakan kebiasaan dan bukan dari dosa yang kadang-kadang dilakukan. Tidakkah dosa adalah tetap dosa? Apakah kuasa Allah terbatas pada satu jenis dosa saja?

Kita mulai mendapatkan jawabannya ketika kita melihat pada orang-orang yang ditentang oleh Yohanes dalam suratnya yang pertama. Sccara umum mereka a d al ah para guru yang mempelajari Gnostik, yang berarti bahwa mereka tidak sepenuhnya Gnostik (sejenis gerakan Zaman Baru pada masa itu), tetapi memiliki pandangan yang mirip dengannya. Gnostisisme ada dua macam. Kelompok pertama berargumentasi bahwa mereka adalah orang-orang yang tak berdosa karena mereka memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dan telah mampu mengatasi masalah-masalah duniawi (salah satu di antaranya adalah dosa), mungkin karena asetisisme atau semata-mata karena mereka telah melewati tahap tersebut. Tampaknya pandangan inilah yang ditentang d a larn 1Yohanes 1:8-2:2. Menyangkal dosa berarti menipu diri sendiri. Kelompok lainnya berargumcntasi bahwa karena mereka merniliki kehidupan yang rohani maka tubuh tidak lagi menjadi masalah (kelornpok ini menyangkal bahwa Yesus memiliki tubuh jasmani). Hal ini berarti bahwa perilaku mereka tidak menjadi masalah. Perbuatan dosa sam a sekali bukan masalah karena dosa itu dilakukan oleh tubuh. Pandangan inilah yang diserang oleh Yohanes dalam bacaan di atas. Jika seseorang bertempur dalam dua arena, tidaklah mengejutkan jika kita melihatnya bertempur di satu arena lebih dulu, kernudian pindah ke arena lainnya, mernbuat keduanya tetap bersitcgang tanpa ada pemecahan.

Setelah mengamati situasi yang terdapat dalam kitab itu, kita juga perlu mengamati bahwa hidup di dalam Kristus (atau tinggal di dalarn-Nya) itulah yang membuat manusia tidak berbuat dosa (tetap tinggal di dalam Kristus berarti hidup dalam persekutuan yang intim dengan-Nya). Kebebasan dari dosa ini bukanlah pekerjaan manusia, melainkan anugerah Allah. Hal tersebut terjadi karena kita d ilahirkan oleh Allah atau memiliki persekutuan yang erat dengan Kristus. Paulus menyebutnya "berjalan dalam Roh." Sesungguhnya, seseorang yang hidup dalam Allah "tidak mungkin berbuat dosa" karena sifat Allah ada di dalarn mereka dan Allah tidak memiliki sifat dosa. Hal ini mencerminkan pengharapan orang Yahudi. Dalam Yehezkiel 36:27 kita membaca bahwa kehadiran Roh dalam umat Allah akan menyebabkan mereka "hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya." Hal ini digarisbawahi dalam banyak karya antar Perjanjian (seperti 1 Henokh 5:8; 4 Esdras 9:31; Jubilee 5: 12; Amsal Salomo 17:32-33), yang menimbulkan koyakinan tidak adanya dosa pada Zaman Mesias. Yohanes mengungkapkan hal ini bukan atas dasar Roh, tetapi atas da s ar lahir dari Allah. Sesungguhnya ia mengatakan bahwa "benih" Allah ada di dalam orang itu, seperti sperma seorang ayah (arti kata "benih" dalam hal i n i ) tetap berada dalam diri seorang individu dan mewariskan kepadanya sifat dari sang ayah. Kiasan ten tang kelahiran kembali dalam Kitab Yohanes berarti bahwa sifat Allah berada dalam diri setiap orang Kristen.

Jika kemampuan untuk tidak berbuat dosa merupakan sebuah anugerah, sebuah sifat yang diberikan oleh Allah dan akan dimiliki sese orang dengan cara tetap tinggal di dalam Dia (para guru palsu tidak tinggal melainkan meninggalkan jernaat), maka Yohanes sebenarnya sedang berbicara tentang potensiyang ada dalam diri orang Kristen. Orang percaya tidak berbuat dosa. Mereka memiliki sifat Allah dalam diri mereka. Yang perlu mereka lakukan hanyalah tetap tinggal di dalam Kristus, maka mereka tidak akan berdosa. Meskipun demikian hal ini harus disesuaikan dengan fakta yang telah dinyatakan oleh Yohanes dalam bab 1, yaitu bahwa orang percaya tetap berbuat dosa, dan jika kita tidak mengakuinya berarti kita menipu diri kita sendiri. Masalahnya adalah orang Kristen hidup pada masa kini; padahal mereka telah memiliki kehidupan masa yang akan datang, hanya belum mengalami hidup itu sepenuhnya. Kita memiliki potensi itu, tetapi karena kita tidak sepenuhnya tetap tinggal di dalam Kristus, maka kita tidak sepenuhnya dapat menggunakan potensi Allah yang ada di dalam diri kita.

Secara praktis hal ini akan membawa kita pada fakta bahwa dosa dan kekristenan tidak bersesuaian. Orang-orang yang tidak hidup dalam pergumulan rohani ini, yang berbuat dosa, menipu diri sendiri jika mereka percaya bahwa mereka adalah orang Kristen. Mereka tidak menunjukkan bukti-bukti tentang sifat Allah dalam diri mereka dan karena itu tidak dilahirkan oleh Allah. Jika mereka yang dilahirkan oleh Allah tidak dapat berbuat dosa, maka orang-orang yang berdosa tidak mungkin dilahirkan oleh Allah. Tetapi bagi orang-orang yang hidup dalam pergumulan rohani ini ada panggilan, "Jadilah dirimu sendiri!" Tetaplah tinggal dalam persekutuan dengan Yesus dan izinkan sifat Allah di dalam dirimu mengerjakan kesempurnaan-Nya. Perintah ini tidak pernah terwujud sepenuhnya-Yohanes mengetahui hal itu. seperti kita lihat dalam 1 Yohanes 1:8 dan 5:16. Meskipun demikian hal ini dapat kita sadari secara lebih mendalam jika orang Kristen berserah pada anugerah dan mengizinkan kehidupan mereka yang nyata terungkap dalam keutuhan kekudusan ilahi.

No comments:

Post a Comment