Matius 5:13-16
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang." Matius 5:13
Saat ini acara wisata kuliner menjadi tren di hampir semua stasiun telebisi. Demikian pula acara masak-memasak aneka jajanan, masakan tradisional hingga menu masakan luar negeri pun dikemas secara menarik dengan menampilan orang-orang yang memang expert di bidangnya atau seorang chef terkenal. Apa pun jenis makanannya dengan resep yang berbeda-beda, hampir selalu ada garam yang menjadi salah satu bahan utamanya. Selain sebagai penyedap untuk setiap masakan, garam bergungsi untuk mengawetkan sesuatu yang telah mati agar tidak membusuk dan berbau. Makanan tanpa garam akan terasa hambar.
Alkitab mengatakan bahwa keberadaan orang percaya di tengah-tengah dunia ini adalah sebagai 'garam'. Suatu tugas dan tanggungjawab yang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sudahkah kita menjalankan fungsi kita sebagai garam dunia dengan benar? Dunia ini penuh dengan kebobrokan dan bisa dikatakan dalam proses membusuk karena dosa. Karena itu keberadaan orang percaya sebagai 'garam dunia' sangat dibutuhkan. Menjadi garam dunia berarti menjadi kesaksian bagi orang lain. Melalui hidup kita seharusnya banyak jiwa yang diselamatkan sehingga proses pembusukan dunia karena dosa dapat diperlambat. Sebagaimana Kristus "...datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10), begitu pula tugas kita sebagai garam dunia adalah menebarkan pengaruh bagi jiwa-jiwa di sekitar kita. Mungkin banyak orang di sekeliling kita telah menempuh hidup yang tidak benar: ada yang terlibat narkoba, seks bebas, perselingkuhan, korupsi dan perbuatan-perbuatan dosa lainnya. Adakah karena kesaksian hidup kita mereka bertobat?
Kesaksian hidup kita harus terus bergulir hingga Tuhan Yesus datang kelak. Sayang, tidak sedikit orang percaya yang tidak bisa menjadi garam dunia karena hidupnya setali tiga uang dengan orang-orang dunia; tetap saja berkompromi dengan dosa sehingga susah dibedakan mana itu orang percaya dan yang bukan. Jika garam menjadi tawar berarti telah kehilangan fungsi dan pastilah sudah tidak berguna untuk apa pun. Garam tawar adalah garam yang telah hilang kegunaannya, ia hanya akan dibuang dan diinjak-injak orang (baca Lukas 14:34-35). Kita menjadi tidak berguna bagi Tuhan maupun bagi manusia. Keadaan ini sungguh memalukan!
Orang Kristen yang hidupnya tidak menjadi kesaksian sama dengan garam yang tawar!
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang." Matius 5:13
Saat ini acara wisata kuliner menjadi tren di hampir semua stasiun telebisi. Demikian pula acara masak-memasak aneka jajanan, masakan tradisional hingga menu masakan luar negeri pun dikemas secara menarik dengan menampilan orang-orang yang memang expert di bidangnya atau seorang chef terkenal. Apa pun jenis makanannya dengan resep yang berbeda-beda, hampir selalu ada garam yang menjadi salah satu bahan utamanya. Selain sebagai penyedap untuk setiap masakan, garam bergungsi untuk mengawetkan sesuatu yang telah mati agar tidak membusuk dan berbau. Makanan tanpa garam akan terasa hambar.
Alkitab mengatakan bahwa keberadaan orang percaya di tengah-tengah dunia ini adalah sebagai 'garam'. Suatu tugas dan tanggungjawab yang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sudahkah kita menjalankan fungsi kita sebagai garam dunia dengan benar? Dunia ini penuh dengan kebobrokan dan bisa dikatakan dalam proses membusuk karena dosa. Karena itu keberadaan orang percaya sebagai 'garam dunia' sangat dibutuhkan. Menjadi garam dunia berarti menjadi kesaksian bagi orang lain. Melalui hidup kita seharusnya banyak jiwa yang diselamatkan sehingga proses pembusukan dunia karena dosa dapat diperlambat. Sebagaimana Kristus "...datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10), begitu pula tugas kita sebagai garam dunia adalah menebarkan pengaruh bagi jiwa-jiwa di sekitar kita. Mungkin banyak orang di sekeliling kita telah menempuh hidup yang tidak benar: ada yang terlibat narkoba, seks bebas, perselingkuhan, korupsi dan perbuatan-perbuatan dosa lainnya. Adakah karena kesaksian hidup kita mereka bertobat?
Kesaksian hidup kita harus terus bergulir hingga Tuhan Yesus datang kelak. Sayang, tidak sedikit orang percaya yang tidak bisa menjadi garam dunia karena hidupnya setali tiga uang dengan orang-orang dunia; tetap saja berkompromi dengan dosa sehingga susah dibedakan mana itu orang percaya dan yang bukan. Jika garam menjadi tawar berarti telah kehilangan fungsi dan pastilah sudah tidak berguna untuk apa pun. Garam tawar adalah garam yang telah hilang kegunaannya, ia hanya akan dibuang dan diinjak-injak orang (baca Lukas 14:34-35). Kita menjadi tidak berguna bagi Tuhan maupun bagi manusia. Keadaan ini sungguh memalukan!
Orang Kristen yang hidupnya tidak menjadi kesaksian sama dengan garam yang tawar!
No comments:
Post a Comment