Baca: Efesus 1:15-23
"Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang kudus," Efesus 1:18
Seringkali banyak dari kita yang salah mengerti dengan istilah panggilan Tuhan. Ketika mendengar kata tersebut kita selalu menghubung-hubungkan dengan pelayanan di gereja, menjadi hamba Tuhan atau pendeta, masuk ke sekolah Alkitab atau seminari, menjadi worship leader, singer, team kunjungan rumah sakit dan sebagainya, padahal bukan hanya sebatas itu. Kita dapat memenuhi panggilan Tuhan dengan tetap berada pada bidang pekerjaan atau profesi kita masing-masing selama bidang tersebut tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan. Alkitab menyatakan, "Alkitab memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu." (1 Tesalonika 4:7-8).
Apa maksud panggilan Tuhan bagi kita? Dan apa yang harus kita kerjakan untuk memenuhi panggilanNya itu? Tertulis, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." (Lukas 9:23). Bila kita menyadari bahwa setiap orang percaya harus menyangkal diri dan memikul salib, maka kita pun harus rela membayar harga. Jika saat ini kita diijinkan menglami ujian atau penderitaan, kita pun harus bisa tetap mengucap syukur karena itu adalah bagian dari proses pendewasaan iman. Kita harus dapat memandang hal itu sebagai salib yang harus kita pikul dan itu merupakan bagian dari panggilanNya, sebab penderitaan itu tidak seberapa bila dibandingkan dengan kemuliaan yang akan kita terima kelak (baca Roma 8:18). Dalam hal penyangkalan diri, sudahkah kita menaklukkan kehendak diri sendiri kepada kehendak Tuhan? Sudahkah kita menyalibkan segala keinginan daging dan hidup menurut Roh? Tuhan juga memanggil kita untuk bertanding dalam iman dan berjuang merebut hidup kekal (baca 1 Timotius 6:12).
Kita tahu bahwa kehidupan kekal hanya dapat kita peroleh melalui iman kepada Kristus. Oleh karena itu kita harus berjuang untuk mempertahankan iman dan mengerjakan keselamatan itu dengan hati yang takut dan gentar, sampai Tuhan datang kali yang kedua.
Jangan sampai gagal di tengah jalan karena kita tidak taat mengerjakan panggilan dan tidak memelihara iman.
"Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang kudus," Efesus 1:18
Seringkali banyak dari kita yang salah mengerti dengan istilah panggilan Tuhan. Ketika mendengar kata tersebut kita selalu menghubung-hubungkan dengan pelayanan di gereja, menjadi hamba Tuhan atau pendeta, masuk ke sekolah Alkitab atau seminari, menjadi worship leader, singer, team kunjungan rumah sakit dan sebagainya, padahal bukan hanya sebatas itu. Kita dapat memenuhi panggilan Tuhan dengan tetap berada pada bidang pekerjaan atau profesi kita masing-masing selama bidang tersebut tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan. Alkitab menyatakan, "Alkitab memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu." (1 Tesalonika 4:7-8).
Apa maksud panggilan Tuhan bagi kita? Dan apa yang harus kita kerjakan untuk memenuhi panggilanNya itu? Tertulis, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." (Lukas 9:23). Bila kita menyadari bahwa setiap orang percaya harus menyangkal diri dan memikul salib, maka kita pun harus rela membayar harga. Jika saat ini kita diijinkan menglami ujian atau penderitaan, kita pun harus bisa tetap mengucap syukur karena itu adalah bagian dari proses pendewasaan iman. Kita harus dapat memandang hal itu sebagai salib yang harus kita pikul dan itu merupakan bagian dari panggilanNya, sebab penderitaan itu tidak seberapa bila dibandingkan dengan kemuliaan yang akan kita terima kelak (baca Roma 8:18). Dalam hal penyangkalan diri, sudahkah kita menaklukkan kehendak diri sendiri kepada kehendak Tuhan? Sudahkah kita menyalibkan segala keinginan daging dan hidup menurut Roh? Tuhan juga memanggil kita untuk bertanding dalam iman dan berjuang merebut hidup kekal (baca 1 Timotius 6:12).
Kita tahu bahwa kehidupan kekal hanya dapat kita peroleh melalui iman kepada Kristus. Oleh karena itu kita harus berjuang untuk mempertahankan iman dan mengerjakan keselamatan itu dengan hati yang takut dan gentar, sampai Tuhan datang kali yang kedua.
Jangan sampai gagal di tengah jalan karena kita tidak taat mengerjakan panggilan dan tidak memelihara iman.
No comments:
Post a Comment