HELL and his life.....

YESAYA26:9: "Jiwaku merindukan Engkau pada waktu malam, aku mencari Engkau dengan segenap hati, apabila Engkau menghakimi bumi kelak, penduduknya akan mengetahui makna keadilan"

Saturday, January 28, 2012

ALLAH ADALAH KASIH


Image

Allah telah menyatakan kasih-Nya kepada kita dalam karya Tuhan Yesus Kristus, inkarnasi-Nya ke bumi untuk misi keselamatan telah membuktikannya. Semuanya itu karena Allah adalah KASIH (1 Yohanes 4:8, 16). Dalam Alkitab, tidak dikatakan bahwa Allah adalah iman atau Allah adalah pengharapan, tetapi Allah adalah Kasih atau Allah itu Kasih. Kasih adalah 'atribut' Allah :


* 1 Yohanes 4:8,16
4:8 LAI TB, Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
KJV, He that loveth not knoweth not God; for God is love. TR, ο μη αγαπων ουκ εγνω τον θεον οτι ο θεος αγαπη εστιν 
Translit. interlinear, ho {(orang) yang} mê {tidak} agapôn {mengasihi} ouk {tidak} egnô {mengenal} ton theon {Allah} hoti {sebab} ho theos {Allah} agapê {Kasih} estin {adalah}

4:16 LAI TB, Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. 
KJV, And we have known and believed the love that God hath to us. God is love; and he that dwelleth in love dwelleth in God, and God in him. TR, και ημεις εγνωκαμεν και πεπιστευκαμεν την αγαπην ην εχει ο θεος εν ημιν ο θεος αγαπη εστιν και ο μενων εν τη αγαπη εν τω θεω μενει και ο θεος εν αυτω 
Translit. interlinear, kai {lalu} hêmeis {kita} egnôkamen {telah mengetahui} kai {dan} pepisteukamen {percaya} tên agapên {akan kasih} ên {yang} ekhei {ditunjukkan} ho theos {Allah} en {kepada} hêmin {Kita} ho theos {Allah} agapê {Kasih} estin {adalah} kai {dan} ho {(orang) yang} menôn {tetap tinggal} en {didalam} tê agapê {kasih} en {didalam} tô theô {Allah} menei {tetap tinggal} kai {dan} ho theos {Allah} en {didalam} autô {dia}


Kita akan membahas atribut Allah yang khas ini dengan membaca :


* 1 Yohanes 4:7-21 Allah adalah kasih
4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
4:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
4:12 Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
4:13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.
4:14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.
4:15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.
4:16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
4:17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
4:21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.



Sepanjang surat 1 Yohanes ini kasih sangat utama. Dalam bagian ini Yohanes menekankannya dengan mengundang perhatian kepada kenyataan, bahwa kasih itu berakar dalam Allah, yang pada hakikatnya adalah kasih. 

Kasih Allah mengilhami kasih kita Allah adalah kasih dan telah mengasihi kita terlebih dahulu. Ia menyatakan kasih ini melalui pemberian Anak-Nya, yang diutus sebagai Penebus. Karena Allah begitu mengasihi kita, maka kita juga harus mengasihi Dia, mengasihi satu sama lain. Hanya jika kita mengasihi sesama yang kelihatan, barulah kita dapat mengasihi Allah yang tidak kelihatan. Kasih Allah kepada kita dan kasih kita kepada-Nya dan kasih satu sama lain hendaknya memacu kepercayaan kita tanpa takut, karena kita telah mengalahkan dunia seperti Kristus. Dalam Dia, sebagai Penebus dunia dan sebagai Anak Allah, kita mengikrarkan iman melalui Roh. Orang yang tanpa kasih tidak mengetahui apa-apa mengenai Allah (lihat ayat 8). Kita mendapatkan suatu pengajaran yan sangat baik dalam perikop ini bahwa orang mengasihi Allah tetapi tanpa kasih kepada sesama adalah dusta yang menyesatkan.


Kita akan bahas ayat-per ayat sbb dan membaginya dalam beberapa pokok pikiran sbb:



I. DASAR KASIH (4:7-10). 


a. Kasih itu dari Allah (ayat 7-8).
 

    Ayat 7. 

    Kasih itu berasal dari Allah. Himbauan marilah kita saling mengasihi diperkuat dengan peringatan bahwa kasih itu berasal dari Allah. Kasih yang ditulis oleh Yohanes bukannya usaha manusia. Kasih mempunyai asal ilahi. Bila seseorang mengasihi dalam arti ini, itu membuktikan bahwa ia lahir dari Allah dan mengenal Allah. 


    Ayat 8. 

    Karena Allah adalah kasih. maka kasih yang ditunjukkan oleh-Nya berasal dari diri-Nya sendiri dan bukan dari sesuatu pengaruh yang ada di luar diri-Nya. 
    Tidak mengasihi (Yunani, "μη αγαπων - mê agapôn" ditulis dalam "present participle"memiliki kebiasaan tidak mengasihi, maka berarti ia tidak mengenal Allah. Kata Allah ("ο θεος - ho theos") didahului dengan sebuah kata sandang "ο - ho" yang berarti kalimat ini tidak bisa dibalik menjadi"Kasih adalah Allah"

    Allah adalah kasih adalah suatu pernyataan yang paling agung dalam Alkitab. Ini bermakna lebih daripada 'Allah mengasihi'. Ini sebenamya berarti bahwa tabiat hakiki Allah adalah kasih. Ia mengasihi, bukannya karena Ia mempunyai obyek-obyek yang wajar bagi kasih-Nya, tapi karena memang tabiat-Nya mengasihi. Kasih-Nya bagi kita tidak bergantung pada keadaan kita, tapi bergantung pada hakikat Allah sendiri. Ia mengasihi kita karena Ia adalah Allah yang demikian.



b) Kasih adalah dari Kristus (ayat 9-10). 

    Ayat 9. 

    Manifestasi kasih Allah kepada kita (dinyatakan di tengah-tengah kita) adalah dalam penganugerahan Anak-Nya Yang Tunggal. Bukan hanya bahwa Allah mengutus Anak-Nya. tetapi Anak yang diutus tersebut adalah Anak-Nya yang tunggal. Kristus adalah "Anak" satu-satunya (bandingkan Ibrani 11:17). Supaya kita hidup oleh-Nya, Tujuan dari pengutusan Anak tunggal. 

    Macam kasih yang digambarkan oleh Yohanes tidak dapat dilihat di mana-mana di antara manusia, bahkan sama sekali di manapun tiada di antara manusia. Kita mengenalnya karena sudah dinyatakan dan ini terjadi ketika Allah mengutus AnakNya yang tunggal ke dalam dunia. Tujuan pengutusan Anak ini adalah untuk membawa hidup bagi manusia. Hidup dalam arti sesungguhnya, datang kepada manusia oleh-Nya saja. 


    Ayat 10.

    Inilah kasih itu. Kasih yang adalah sifat dari Allah. Kasih semacam itu tidak terkait dengan apa pun yang dapat dilakukan oleh manusia. namun terungkap di dalam penganugerahan Kristus. Pendamaian. Pemuasan keadilan.

    Makna sejati dari kasih dan sumber asli dari hidup hanya dapat ditemui di salib. Kita tidak boleh mulai dengan manusia apabila kita mencari kasih yg khas Kristen. Bukan kita yg telah mengasihi Allah. Kita tidak pernah akan menemukannya bila kita mulai dari segi kemanusiaan (kita sangat kuat; bukannya kita yg mengasihi). Kita akan menemukannya apabila kita melihat bahwa Allah yg telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian (Yunani, ιλασμος - hilasmos) bagi dosa-dosa kita (lihat 1 Yohanes 2:2 dan penjelasan dalam artikel di propisiasi-penebusan-vt1472.html#p5231 ). 

    Untuk memahami makna kasih, kita harus melihat diri kita sendiri sebagai pendosa, sebagai obyek murka Allah, namun serentak sebagai umat untuk siapa Kristus telah mati. James Denney berpendapat :
      "Demikianlah, jauh dari menemukan suatu pertentangan antara kasih dan pendamaian, sang rasul tidak mungkin dapat menyampaikan suatu pemikiran tentang kasih kepada siapa pun, kecuali dengan menunjuk kepada Sang Pendamaian (kurban Kristus)" (James Denney, The Death of Christ, 1951, hlm 152).
    Inilah salah satu di antara paradoks dalam PB, bahwa kasih Allah yang menangkis murka Allah dari kita, dan sesungguhnya justru dalam penangkisan murka Allah inilah nampak kasih yang sesungguhnya.



II. KEMULIAAN KASIH (ayat 11-21).


a) Kasih membuat kita mengasihi sesama (ayat 11-12). 


    Ayat 11.

    Jika Allah mengasihi kita sampai mengutus Anak-Nya yang tunggal, maka haruslah (kewajiban moral) kita sebagai umatNya juga harus saling-mengasihi. Ini mempunyai akibat. Sumber kasih kita kepada sesama ialah kasih ilahi yang dinampakkan dalam pekerjaan pendamaian Kristus. 


    Ayat 12.

    Pentingnya kasih kepada sesama nampak dalam kenyataan, bahwa justru kasih inilah (dan bukannya kasih kepada Allah yang dipilih oleh Yohanes) sebagai bukti bahwa Allah tetap di dalam kita. Bila ia mengatakan kepada kita bahwa tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah (bandingkan Yohanes 1:18) bukannya meniadakan penglihatan-penglihatan yang berhubungan dengan PL (bnd umpamanya Keluaran 24:11). Namun penglihatan-penglihatan itu hanyalah sebagian dan tidak lengkap. Dalam Kristus-lah kita melihat Allah. Dan bila kita mengasihi, Allah berdiam di dalam kita. 
    Sesungguhnya, kasih-Nya sempurna (yaitu mencapai tujuannya) di dalam kita. Satu-satunya cara agar Dia yang adalah kasih itu dapat dilihat ialah melalui tindakan saling mengasihi oleh anak-anak-Nya sehingga menunjukkan ciri keluarga. Kasih-Nya dapat mengacu pada kasih-Nya kepada kita atau pada kasih kita kepada-Nya atau pada sifat dasar-Nya.



b) Kasih membuat kita mengetahui bahwa Allah tinggal di dalam kita (ayat 13-16). 

    Ayat 13.

    Karena kita tidak dapat melihat Allah. Dia telah memberikan bukti kehadiran-Nya bersama kita melalui Roh-Nya yang tinggal dalam kita. Yohanes sudah mengatakan bahwa 'oleh Roh' kita mengetahui bahwa 'Allah ada di dalam kita' (1 Yohanes 3:24). Kini ia menambahkannya bahwa kita tetap berada di dalam Allah. Kedua-duanya penting dan sama mendapat tekanan dalam surat ini. 


    Ayat 14.

    Sebagaimana pembukaan yang ditulis Yohanes dalam 1 Yohanes 1:1-3, ia kembali kepada kesaksian rasuli : "mengenai apa yang kami telah melihat". Pikiran tentang saksi semakin mengembang menjelang akhir surat ini. Kata kerja 'bersaksi' terdapat dalam 1 Yohanes 1:2, di sini, dan 4 kali dalam pasal 5, sedangkan kata benda 'kesaksian' terdapat 6 kali dalam pasal 5. Isi kesaksian itu adalah bahwa "Anak" adalah Juruselamat dunia (ungkapan yang hanya terdapat di sini dan dalam Yohanes 4:42 di seluruh PB). Juruselamat meliputi semua segi pekerjaan Kristus untuk manusia, dan dunia sebagai totalitas kemanusiaan. Keselamatan yang ditulis oleh Yohanes adalah luas untuk semua umat manusia di dunia yang menjadi percaya kepada Kristus


    Ayat 15. 

    Memang tidak semua diselamatkan, keselamatan mempunyai syarat mutlak beriman kepada Kristus sebagai Juruselamat. Untuk itu adalah keharusanmengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah yang datang ke dunia untuk misi keselamatan manusia dari kutuk dosa. Lalu menyusullah hal saling mendiami dari Allah dan manusia. Mengaku, maksudnya: menyetujui kewenangan dari Anak Allah yang berkuasa membebaskan manusia dari dosa. Pengakuan akan keilahian Yesus Kristus ini mengandung arti tunduk dan taat, bukan hanya pengakuan di bibir" (A. T. Robertson, Word Studies in the New Testament, hlm. 234). 


    Ayat 16. 

    Kasih Allah kepada kita. Kasih menjadi suatu kekuatan yang bekerja di dalam diri kita. Kasih Allah tidak pernah dipertontonkan sedemikian rupa sampai yang berpikir duniawi tidak bisa tidak melihatnya. Namun hanya kepada orang beriman saja yg dapat mengenalnya, Yohanes mengulangi gagasan agung dari ayat 8 diatas bahwa Allah adalah kasih, dan menarik kesimpulan bahwa tetap berada dalam kasih adalah tetap berada di dalam Allah. Kasih yang melayani orang-orang berdosa itu bukanlah hasil usaha manusia, dan di mana kasih itu hadir ia menunjukkan bahwa Allah hadir.



c) Kesempurnaan Kasih : Membuat kita memiliki keberanian pada hari penghakiman (ayat 17). 

    Ayat 17. 

    Keberanian untuk hari penghakiman, dan itu adalah titik puncak dalam kepercayaan. Pada hari penghakiman Sang Hakim mengenal semuanya itu. Sebagaimana Dia demikian pula kita. Kasih Allah sempurna di dalam kita. Yang dimaksudkan ialah kasih yang oleh Allah. yang adalah kasih itu dihasilkan di dalam diri kita ketika melahirkan kita secara rohani dan menempatkan Roh-Nya di dalam kita. Hal itu menyebabkan kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman. Orang percaya yang telah disempurnakan oleh kasih Allah di dalam hidupnya di dunia ini akan mampu berhadapan dengan penghakiman Kristus tanpa malu. Keyakinan ini bukanlah suatu perkiraan, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. Dasar dari keberanian ialah adanya kesamaan kita saat ini dengan Kristus di dalam kehidupan di dunia, dan khususnya, sesuai dengan konteks, kesamaan di dalam kasih.



d) Kasih mengusir ketakutan (4: 18). 

    Ayat 18. 

    Ide tentang keberanian (ayat 17) menimbulkan ingatan tentang lawannya, yaitu ketakutan. Karena kasih senantiasa mengusahakan hal terbaik untuk sesama manusia. maka ketakutan, yang adalah menjauhkan diri dari sesama, tidak mungkin merupakan bagian dari kasih. 

    Pemahaman akan kasih Allah berdampak pada keberanian kita untuk berdiri dihadapan-Nya pada hari penghakiman (ayat 17). Sebaliknya, takut akan hari penghakiman dikarenakan tidak mengenal kasih Allah, sehingga ketika orang berdosa pada saat nanti berhadapan muka dengan Sang Hakim yang adil, dia ketakutan bukan main.

    Pikiran tentang kepercayaan ini diperkembangkan dengan penyingkiran rasa ketakutan. Yohanes menggunakan kata ini 3 kali dalam ayat ini (caranya menekankan). Kata kerja takut juga dibatasi dalam ayat ini. Orang percaya tidak perlu takut, karena "ketakutan dan kasih" itu berlawanan. Kasih yang sempurna melempar jauh ketakutan. Ketakutan, Yohanes melanjutkan, mengandung hukuman (lebih tepat 'berhubungan dengan hukuman'). Apabila kita takut, itu disebabkan kita mengetahui bahwa kita patut mendapat hukuman. 
    Namun kasih Allah yang sempurna menjamin kita. Kasih-Nya memperlengkapi kita sehingga kita diselamatkan. bukannya dihukum, Jikalau kita takut, hal itu pada dirinya memperlihatkan bahwa kita belum sempurna di dalam kasih.



e) Kasih membuktikan kesungguhan pengakuan kita (ayat 19-21). 

    Ayat 19. 

    Kasih kita kepada Allah merupakan suatu balasan terhadap kasih-Nya. Namun yang dikatakan Yohanes bukanlah ini (saja), melainkan lebih tentang hal kita mengasihi dalam arti kasih yang khas Kristiani; suatu kasih yang juga mencakup kepada orang-orang yang tidak layak, Tuhan Yesus telah mengajarkan :

    * Matius 5:43-45 
    5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 
    5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 
    5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.


    Kasih yang berasal dari hakikat Sang Kekasih, bukannya dari kelayakan orang yang dikasihi; kita mengasihi demikian hanya karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. 


    Ayat 20. 

    Untuk mengatakan bahwa aku mengasihi Allah, tapi membenci seorang saudara (sesama Kristen ataupun sesama manusia), hanyalah mempertunjukkan bahwa ia itu pendusta Kasih kepada Allah dinampakkan melalui kasih kepada manusia. Bila salah satu tidak ada, yg lain pun juga tidak ada. Yohanes malah sebegitu jauh sampai mengatakan apabila seseorang tidak mengasihi saudaranya ia tidak mungkin mengasihi Allah. Suatu pembedaan dibuat antara saudara yang dilihat dengan Allah yang tidak dilihat. Mustahil seseorang dapat mengasihi yang tidak nampak jikalau ia gagal mengasihi yang nampak.


    Ayat 21. 

    Yohanes menyimpulkan diskusi ini dengan memperingatkan pembacanya kepada perintah yang kita terima dari Tuhan kita Yesus Kristus :


    * Yohanes 13:34-35
    13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
    13:35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
     

    Dalam pasal sebelumnya, Yohanes sudah berbicara mengenai perintah untuk mengasihi (1 Yohanes 3:23) dan kini ia mempenngatkan kita sekali lagi, bahwa kasih bukannya suatu pilihan yg dibayangkan. Ia adalah perintah yang positif.


Allah adalah kasih, maka kita harus mengasihi pula, dan hal tersebut akan kita tampakkan dalam kehidupan sehari-hari kita kepada sesama kita. Kasih kita kepada sesama adalah kasih kepada sesuatu yang tampak, namun hal itu membuktikan kasih kita kepada Allah, sesuatu yang tidak tampak. Mudah sekali bagi kita untuk mengatakan. "Aku mengasihi Allah" namun banyak yang gagal dalam mempraktekkannya. Kesalehan sejati tampak di dalam kasih kita kepada sesama saudara, itu adalah perintah Kristus (Yohanes 13:34). Orang yang tanpa kasih tidak mengetahui apa-apa mengenai Allah. Kita mendapatkan suatu pengajaran yan sangat baik dalam perikop ini bahwa orang mengasihi Allah tetapi tanpa kasih kepada sesama adalah dusta yang menyesatkan.


Selamat mengasihi!

1 comment:

  1. Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31, sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :

    Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "

    Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha

    Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "

    Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha "

    Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.

    Terkadang pula ada sisipan kalimat Barukh seperti ini setelah diucapkannya Shema

    " . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
    ( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )

    Semoga bermanfaat.
    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱

    ReplyDelete