JAWAB :
Benar bahwa kata " אלהים - 'ELOHÎM" adalah bentuk jamak karena akhiran " ים ; YÔD-MÊM" merupakan akhiran jamak, namun kata ini bermakna tunggal dilihat dari konstruksi kalimat, kata kerja yang digunakan maupun kata-kata lain yang berhubungan dengan kata itu.
Lihat posting ditas bahwa, Allah itu bukan bilangan matematika, satu, dua, tiga, dan seterusnya. Tetapi Allah itu Esa (Ekhad) :
bukan
Ini ada sebuah tulisan dari kalangan Mesianik Yudaisme:
"The word 'ELOHIM is plural in form but singular in meaning, here construed with a singular verb, 'He created,' not 'They created.' (However, see Genesis 35:7 'ELOHIM 'They were revealed' to him. Also, see Psalms 58:12). This plural is called 'plural of majesty'. So in the word for G-d we have the idea of plurality in unity, the One G-d who is 'EKHAD, 'one' in the sense of complex unity, not YAKHID, 'one' in the sense of absolute, uncompounded singleness. See these last two Hebrew words in Deuteronomy 6:4 and compare Genesis 2:24 and Judges 11:34."
Note:
'EKHAD dalam bahasa Ibrani adalah 'AHAD dalam bahasa Arab, YAKHID adalah WAHID dalam bahasa Arab.
Bentuk jamak " אלהים - 'ELOHÎM" dikenal dengan istilah 'plural of majesty', "bentuk jamak kebesaran", mengandung ide pluralitas dalam kesatuan, Allah yang "'EKHAD" (Arab: "'ahad") dalam pengertian kesatuan yang kompleks, bukan "YAKHID" (Arab: "wahid"), satu dalam pengertian absolut, kesatuan yang tidak memiliki gabungan.
Allah itu "esa", dan keesaanNya itu serba kompleks, bukan "wahid" seperti seonggok batu.
Allah yang "Esa" itu punya Roh dan juga berFirman.
ALLAH itu SANGAT MAHA DALAM KEPRIBADIANNYA dan SANGAT PRIBADI DALAM KEMAHAANNYA.
Hakekat Allah itu diluar pemikiran manusia, kita hanya bisa menjabarkannya sebatas kapasitas tempurung otak kita.
Allah itu ber-otoritas, Ketika Allah memutuskan Ia menjelma ke bumi sebagai manusia, bukan berarti ada bagian dari diriNya yang berkurang atau bahkan hilang.
Allah yang Esa bukan berarti Allah seperti seonggok batu. Saya meyakini keesaan Allah yang multi-kompleks.
Kata Allah dalam bahasa Ibrani 'ELOHIM menggunakan bentuk jamak tetapi dengan kata kerja tunggal, hal ini saja sudah menyiratkan keesaan Allah yang serba kompleks.
Amin.
Benar bahwa kata " אלהים - 'ELOHÎM" adalah bentuk jamak karena akhiran " ים ; YÔD-MÊM" merupakan akhiran jamak, namun kata ini bermakna tunggal dilihat dari konstruksi kalimat, kata kerja yang digunakan maupun kata-kata lain yang berhubungan dengan kata itu.
Lihat posting ditas bahwa, Allah itu bukan bilangan matematika, satu, dua, tiga, dan seterusnya. Tetapi Allah itu Esa (Ekhad) :
bukan
Ini ada sebuah tulisan dari kalangan Mesianik Yudaisme:
"The word 'ELOHIM is plural in form but singular in meaning, here construed with a singular verb, 'He created,' not 'They created.' (However, see Genesis 35:7 'ELOHIM 'They were revealed' to him. Also, see Psalms 58:12). This plural is called 'plural of majesty'. So in the word for G-d we have the idea of plurality in unity, the One G-d who is 'EKHAD, 'one' in the sense of complex unity, not YAKHID, 'one' in the sense of absolute, uncompounded singleness. See these last two Hebrew words in Deuteronomy 6:4 and compare Genesis 2:24 and Judges 11:34."
Note:
'EKHAD dalam bahasa Ibrani adalah 'AHAD dalam bahasa Arab, YAKHID adalah WAHID dalam bahasa Arab.
Bentuk jamak " אלהים - 'ELOHÎM" dikenal dengan istilah 'plural of majesty', "bentuk jamak kebesaran", mengandung ide pluralitas dalam kesatuan, Allah yang "'EKHAD" (Arab: "'ahad") dalam pengertian kesatuan yang kompleks, bukan "YAKHID" (Arab: "wahid"), satu dalam pengertian absolut, kesatuan yang tidak memiliki gabungan.
Allah itu "esa", dan keesaanNya itu serba kompleks, bukan "wahid" seperti seonggok batu.
Allah yang "Esa" itu punya Roh dan juga berFirman.
ALLAH itu SANGAT MAHA DALAM KEPRIBADIANNYA dan SANGAT PRIBADI DALAM KEMAHAANNYA.
Hakekat Allah itu diluar pemikiran manusia, kita hanya bisa menjabarkannya sebatas kapasitas tempurung otak kita.
Allah itu ber-otoritas, Ketika Allah memutuskan Ia menjelma ke bumi sebagai manusia, bukan berarti ada bagian dari diriNya yang berkurang atau bahkan hilang.
Allah yang Esa bukan berarti Allah seperti seonggok batu. Saya meyakini keesaan Allah yang multi-kompleks.
Kata Allah dalam bahasa Ibrani 'ELOHIM menggunakan bentuk jamak tetapi dengan kata kerja tunggal, hal ini saja sudah menyiratkan keesaan Allah yang serba kompleks.
Amin.
No comments:
Post a Comment