HELL and his life.....

YESAYA26:9: "Jiwaku merindukan Engkau pada waktu malam, aku mencari Engkau dengan segenap hati, apabila Engkau menghakimi bumi kelak, penduduknya akan mengetahui makna keadilan"

Saturday, January 28, 2012

KEADILAN dan KASIH ALLAH

Kedua ayat di bawah ini menyatakan sifat khas Allah bahwa Dia itu adil dan Dia itu kasih, karena kasih-Nya maka Dialah yang menjadi Juruselamat kita:

* Yesaya 45:21bLAI TB, Bukankah Aku, TUHAN? Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku! KJV, have not I the LORD? and there is no God else beside me; a just God and a Saviour; there is none beside me. Hebrew, 
הֲלֹוא אֲנִי יְהוָה וְאֵין־עֹוד אֱלֹהִים מִבַּלְעָדַי אֵל־צַדִּיק וּמֹושִׁיעַ אַיִן זוּלָתִי׃
Translit, HALO 'ANI YEHOVAH (dibaca: 'Adonay) VE'EIN-'OD 'ELOHIM MIBALADAy 'EL-TSADIQ UMOSYI'AH 'AYIN ZULATI

* Mazmur 116:5 LAI TB, TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang. KJV, Gracious is the LORD, and righteous; yea, our God is merciful. Hebrew, 
חַנּוּן יְהֹוָה וְצַדִּיק וֵאלֹהֵינוּ מְרַחֵם׃
Translit, KHANUN YEHOVAH (dibaca: 'Adonay) VETSADIQ VELOHEYNU MERAKHEM


Kita juga mengenal sifat Allah yang lain bahwa Dia itu kudus (suci):

* Imamat 19:2b LAI TB, Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. KJV, Ye shall be holy: for I the LORD your God am holy. Hebrew, 
קְדֹשִׁים תִּהְיוּ כִּי קָדֹושׁ אֲנִי יְהוָה אֱלֹהֵיכֶם׃
Translit, QEDSYIM TIHYU KI QADOSY 'ANI YEHOVAH (dibaca: 'Adonay) 'ELOHEYKHEM


Mari kita camkan ke-3 sifat Allah ini bahwa Dia itu AdilDia itu Kasih dan Dia itu Kudus!


Allah adil dan konsisten terhadap hukum yang ditetapkanNya. Karena Dia Kudus maka Dia tidak bertoleransi terhadap dosa. Kepada dosa Ia telah menetapkan hukum bahwa UPAH DOSA ITU MATI!

* Roma 6:23a 
Sebab upah dosa ialah maut; 

* Kejadian 2:17 
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."


Dosa mempunyai konsekwensi MATI (maut). Bagaimana caranya agar terbebas dari dosa? Maka, harus ada HARGA yang SETARA DENGAN NYAWA, yaitu kematian (nyawa yang diberikan) sebagai ganti dosa. 
Dan apakah yang dimaksud dengan Maut/ Mati disini? Mati dalam artian hakiki akibat dosa adalah KEMATIAN KEKAL. silahkan baca di adam-dan-hawa-vt259.html#p550 


MENGAPA ADA HARGA YANG TERLIBAT?

Ketika Anda rela mengampuninya, itu IDENTIK dengan Anda rela menyedot dan membayar harga kerugian yang tadinya Anda rasakan, yaitu kerugian moril maupun materiil. Anda mengampuninya dengan jalan menebus harga tersebut! Jadi dalam setiap pengampunan ada harga yang harus dibayar, yang menuntut suatu penebusan.

Kini, karena sudah ditetapkan oleh Allah sendiri, bahwa harga atau upah dosa adalah maut bagi setiap pelakunya, maka manusia tidak mungkin bisa membayar harga sebesar itu dengan usaha amal-ibadah atau cara apapun. Itu sama halnya dengan hukuman mati pengadilan yang tidak bisa dilunaskan dengan jasa-apapun yang pernah diperbuat oleh si terhukum!

Dalam pengertian semitik, telah dikenal bahwa dosa itu identik dengan hutang. Dan utang itu setara dengan harga suatu nyawa. Tuhan Yesus mengajarkan suatu doa sbb :

* Matius 6:12 LAI TB, dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; bersalah kepada kami; KJV, And forgive us our debts (HUTANG), as we forgive our debtorsNIV, Forgive us our debts, as we also have forgiven our debtors.TR, και αφες ημιν τα οφειληματα ημων ως και ημεις αφιεμεν τοις οφειλεταις ημων Translit interlinear, kai {dan} aphes {ampunilah} hêmin {kami} ta opheilêmata {akan hutang-hutang (kesalahan2) } hêmôn {kami} hôs {seperti} kai {juga} hêmeis {kami} aphiemen {sudah mengampuni} tois {orang-orag} opheiletais {yang berhutang (bersalah)} hêmôn {(kepada) kami} 

Dalam pola pikir Semitik kata "dosa" itu adalah 'hutang'. Maka, "pengampunan dosa" menurut pola pikir orang Yahudi itu ibarat seseorang yang punya hutang tapi dianggap lunas. Karena itu 'setiap orang yang berhutang (bersalah) kepada kami' berarti 'setiap orang yang berdosa kepada kami'. Dalam Matius 6:12 penggunaan kata 'hutang' dalam arti 'dosa', yang persamaannya bisa kita lihat dalam Kitab Lukas dibawah ini

* Lukas 11:4 LAI TB, dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."KJV, And forgive us our sins; for we also forgive every one that is indebted to us. And lead us not into temptation; but deliver us from evil. NIV, Forgive us our sins, for we also forgive everyone who sins against us. And lead us not into temptation."TR, και αφες ημιν τας αμαρτιας ημων και γαρ αυτοι αφιεμεν παντι οφειλοντι ημιν και μη εισενεγκης ημας εις πειρασμον αλλα ρυσαι ημας απο του πονηρουTranslit interlinear, kai {dan} aphes {ampunilah} hêmin {kami} tas hamartias {(akan) dosa-dosa} hêmôn {kami} kai {juga} gar {sebab} autoi {sendiri} aphiemen {kami mengampuni} panti {setiap (orang)} opheilonti {yang berhutang (bersalah)} hêmin {terhadap kami} kai {dan} mê {janganlah} eisenegkês {membawa} hêmas {kami} eis {kedalam} peirasmon {godaan} alla {tetapi} rusai {lepaskan} hêmas {kami} apo tou {dari} ponêrou {yang jahat}


DOSA = HUTANG

Perhatikan dalam Lukas 11:4 ini dimana kata "dosa" (Yunani, "αμαρτια - hamartia") diparalelkan dengan kata "hutang" (Yunani, "οφειλο - opheilo"). 

Disini, Lukas menyajikan makna "hutang" sebagai "dosa" yang lazim dalam faham semitik kepada orang-orang non-Yahudi. 

Lukas adalah seorang petobat Yunani, satu-satunya orang bukan Yahudi yang menulis sebuah kitab di dalam Alkitab. Lukas menulis Injil ini kepada orang-orang bukan Yahudi guna menyediakan suatu catatan yang lengkap dan cermat "tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat". Maka wajar jika secara khusus Lukas menunjukkan apa arti "hutang" yang dirujuk sebagai "dosa" oleh masyarakat semitik.

Matius 6:12 dan Lukas 11:4 adalah doa memohon pengampunan dan sekaligus mengakui untuk senantiasa mengampuni. Penerapan ayat ini dijelaskan dalam perumpamaan Yesus Kristus dalam Matius 18:21-35 (lihat di http://portal.sarapanpagi.org/renungan/mengampuni.html ).

Yesus menggunakan perumpamaan seseorang yang berhutang dengan sejumlah besar uang yang tidak mungkin ia sanggup membayarnya. Hutang yang besar ini adalah gambaran dosa-dosanya yang besar.

-----

LEX TALIONIS

Selain mengenal Dosa = Hutang. Orang-orang Yahudi sejak Perjanjian Lama telah mengenal Hukum Pembalasan setimpal (Lex Talionis)

* Ulangan 19:21 LAI TB, Janganlah engkau merasa sayang kepadanya, sebab berlaku: nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki. KJV, And thine eye shall not pity; but life shall go for life, eye for eye, tooth for tooth, hand for hand, foot for foot.Hebrew,
וְלֹא תָחֹוס עֵינֶךָ נֶפֶשׁ בְּנֶפֶשׁ עַיִן בְּעַיִן שֵׁן בְּשֵׁן יָד בְּיָד רֶגֶל בְּרָֽגֶל׃ ס 
Translit, VELO' TAKHOS EINEKHA NEFESY BENEFESY AYIN BE'AYIN SYEN BESYEN YAD BEYAD REGEL BERAGEL

Dosa = Hutang, Dosa upahnya maut, artinya Dosa harus dibayar dengan Nyawa. NYAWA GANTI NYAWA!



Image

Andaikata upah dosa bukan maut, melainkan misalnya saja hukuman : "tidur tidak tentram", atau "badan gatal-gatal", maka boleh jadi kita-kita ini masih bisa membayar harganya lewat uang zakat, sedekah, amal-ibadah baik dll. Namun, ingatlah bahwa, hukum yang ditetapkan Allah adalah: "dosa itu upahnya MAUT". Maka, demi keadilan Allah, upah/ harga tersebut harus dibayarkan. tidak boleh tidak!
Apabila manusia hendak membayar sendiri hutang tersebut, satu-satunya jalan adalah kematian kekalnya sendiri, artinya itu adalah hukuman mati sendiri, dan ini berarti bahwa hutang tersebut tak terbayarkan oleh manusia. 

Disatu pihak, Allah itu Adil, Ia konsekwen dalam penerapan hukum, di lain pihak Allah itu Mahakasih, sehingga Ia mengampuni. Namun, Dia tidak bisa begitu saja mengampuni, karena terkait dengan Maha Adil-Nya itu, Ia harus menghukum si pendosa. Sebagai Allah yang Maha Adil dan Suci, setitik dosa-pun harus dipertanggung-jawabkan dalam "prosedur penghakiman" yang paling konsekwen. "Allah tidak bisa menyangkal diriNya sendiri" (1 Timotius 2:13). Ia yang Maha Adi dan Suci menuntut keadilan dan kesucian absolute. Ia tidak mungkin Maha Adil apabila hanya sekedar "melupakan" atau "membiarkan" kesalahan seseorang tanpa mempertanggung-jawabkannya dengan suatu harga (penebusan).

Dan... Allah memberikan cinta-kasihnya dengan membayar harganya dengan penebusan melalui darah Yesus Kristus. Allah sendiri yang dating sebagai manusia, Ia mengantikan sendiri Hutang Dosa dengan nyawa diri-Nya sendiri

Terhadap Dosa, Allah yang Maha Suci (Kudus) tidak akan bertoleransi dengan najis ini (karena memang tidak kompatibel/ berserasi dengan Maha Adil dan KesucianNya). Namun Allah tidak akan Maha Kasih-Penyayang. Allah yang Maha-Kasih harus rela mengampuni, berapapun harga yang harus dibayar! Dengan harga penebusan dengan NYAWANYA sendiri itulah, Allah bisa MENGAMPUNI dosa kita secara berkeadilan, yang akan menjembatani ketegangan antara KasihNya dan Adilnya Allah.

Salib Kristus melambangkan penebusan. Suatu harga yang telah dibayar tunai oleh Yesus Kristus kepada setiap anak-anakNya yang mau meminta pengampunan kepadaNya.
Disinilah kita menemukan yang tidak ditemukan pada agama lain bahwa "seorang" Tuhan itu berkorban bagi makhluk ciptaanNya yang berdosa demi mendamaikan diri mereka dengan Allah yang Maha Adil dan maha Kudus.

Yohanes Pembabtis menamakan Yesus Kristus sebagai : "Anak Domba Allah (Korban) yang menghapus dosa dunia" (Yohanes 1:29). Dan Gabriel menyebutNya sebagai [url= gelar-yesus-kristus-vt85.html#p173]"Juruselamat, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka" (Lukas 2:11, Matius 1:21).

Untuk memberi ilustrasi tentang prosedur "pengampunan hakiki" ini dicontohkan satu kasus sbb :
    Ada cerita tentang seorang wanita muda yang tertangkap di diskotik ketika sedang diadakan razia narkoba oleh aparat negara. Ia dihadapkan ke meja-hijau. Jaksa penuntut membacakan dakwaan dan tuntutan. Maka, sang Hakim-pun bertanya kepada si tertuduh : “Anda bersalah atau tidak bersalah?”
    Gadis tersebut mengaku bersalah, minta ampun dan ingin bertobat. Namun sang Hakim yang adil itu tetap mengetuk palunya mendenda Rp. 10,000,000.-- atau penjara 3 bulan. Tiba-tiba terjadi hal yang mengagetkan semua orang dalam sidang tersebut. Sang Hakim turun dari kursinya sambil membuka jubahnya. Ia segera menuju kursi si terhukum, mengeluarkan uang 10juta dari tas-nya untuk membayar denda si gadis. Mengapa? Ternyata sang hakim tersebut adalah bapak dari si gadis. Walau bagaimanapun cinta yang bapak kepada anak-gadisnya, ia tetaplah Hakim yang adil dan tidak bisa berkata : “Aku mengampuni kamu, karena kamu menyesal dan bertobat”. Atau mengatakan : “Karena cintaku kepadamu, maka Aku mengampuni kesalahanmu”.

    Hukum keadilan tidak memungkinkan sang Hakim mengampuni dosa anaknya dengan sesukanya “tanpa prosedur harga”. Maka ia yang begitu mengasihi anaknya bersedia turun dari kursi dan menanggalkan jubah kehakimannya, lalu menjadi wali untuk membayar harga denda. Inilah jalan satu-satunya bagi seorang hakim yang adil untuk memberi pengampunan bagi seorang terhukum yang dikasihinya

Dan inilah analogi untuk Yesus Kristus yang menanggalkan jubah keilahianNya dan turun ke dunia menjadi manusia demi untuk membayar harga MAUT di kayu salib, yang tidak sanggub dibayar oleh si pendosa sendiri yang sudah terhukum mati. Yesus telah mengatakannya secara lurus, tanpa usah tafsiran, bahwa ‘Anak Manusia (Yesus) datang untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan (nyawa) bagi banyak orang’ (Markus 10:45).


Maka HAK-QISAS (hukum pembalasan yang setimpal/ Lex Talionis) terhadap hutang nyawa, kini dipenuhi dalam kematian Yesus bagi manusia : "nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan… luka ganti luka, bengkak ganti bengkak" (Keluaran 21:24). Demi menebus kematian Anda dan saya!.

Konsep ini seringkali dipermasalahkan oleh teman-teman Muslim, karena memang Teologi Muslim tidak mengenal konsep penebusan (yang bersifat anugerah ilahi), melainkan hanya mengenal "Timbangan Al-Hayat" (yang bersifat usaha diri dalam mencari ridha Allah lewat ibadah-amal-pahala). Ketika timbangan Al-Hayat seseorang berneraca positif untuk amal pahalanya, maka ia akan diselamatkan oleh Allah. Maka segera terlihat bahwa umat Muslim yang sering mempermasalahkan 'dosa-waris' dan "Hakikat penebusan dosa oleh Yesus Kristus", justru tidak mempunyai cara untuk menerangkanbagaimanakah Allah bisa-bisanya Maha Kasih (yang mengampuni dosa) padahal Ia juga Maha Adil (yang menghukum dosa).

Setiap penerangan tentang pengampunan dosa yang mengabaikan "konsep penebusan" akan berakhir dengan saling berkontradiksi pada diri Allah. Sebab jikalau Allah mengampuni semata-mata karena Maha Kasih-PenyayangNya, maka tentulah Ia tidak Adil. Pengampunan model begini adalah keputusan tanpa dasar apapun kecuali sewenang-wenang. Allah yang Maha Adil, Maha benar dan Suci itu sungguh tidak bisa begitu saja menyebut "putih" atas sesuatu yang sebenarnya "hitam".

Hukum dan Jalan Allah itu lurus, Ia tidak bisa sesukanya mengingkari diriNya sendiri! Dengan cara pengampunan dengan Kurban Yesus di kayu Salib, yaitu Allah sendiri yang datang menyerahkan nyawa-Nya sendiri ganti dosa. Allah membuktikan dirinya bahwa Ia itu Maha Adil sekaligus Ia itu Maha Kasih. Haleluyah!

No comments:

Post a Comment