Kejadian 41:37-57
"Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku. ... Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku." Kejadian 41:51, 52
Sangatlah bagus jika kita memiliki ingatan yang kuat, terlebih-lebih ingatan akan kebaikan Tuhan dalam hidup ini dan kemudian bersyukur kepadaNya. Kemampuan mengingat kembali apa yang telah kita alami atau pelajari di masa lalu dapat bermanfaat bagi kita di kemudian hari. Akan tetapi, ada waktu di mana lebih baik bagi kita tidak mengingat hal-hal di masa lalu.
Hal-hal bagaimana yang tidak perlu kita ingat? Yaitu hal-hal yang dapat melukai hati kita. Setiap kita pasti pernah mengalami situasi atau keadaan yang menyakitkan dan menyinggung perasaan, bahkan ada orang membenci kita tanpa alasan. Hasil dari luka-luka dan penolakan seperti itu dapat melekat pada diri kita seumur hidup kita, kecuali kita memilih untuk melupakannya. Banyak orang yang mengingat terus-menerus insiden yang pernah terjadi dalam hidupnya. Meski itu terjadi di masa lampau, tetap saja bisa mempengaruhi keadaan mental atau pikiran seseorang di masa sekarang. Namun sebagai anak-anak Tuhan kita harus belajar hidup sama seperti Kristus yaitu mengampuni dan melupakan. Dengan mendasarkan harapan kepada Kristus dan bukan kepada manusia, kita akan mampu melupakan setiap pengalaman buruk yang telah kita alami. Yusuf adalah contoh dari manusia yang diberkati karena dia memilih untuk melupakan apa yang pernah dideritanya. Yusuf dijual ke dalam perbudakan oleh saudara-saudaranya sendiri (human trafficking), dan dijebloskan ke dalam penjara karena tuduhan palsu. Jika ada orang yang memiliki alasan kuat untuk depresi, getir dan pahit hati, Yusuflah itu. NamunYusuf tidak melakukannya, ia tidak membiarkan hatinya terisi dengan kemarahan dan kepahitan. Yusuf tetap memiliki sikap hati yang benar dan selalu melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan, sehingga apa pun yang Yusuf kerjakan menjadi berhsil, karena "...Tuhan menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya," (Kejadian 39:21).
Memang tidak mudah melupakan peristiwa pahit di masa lampau, apalagi mengampuni orang-orang yang membuat kita menderita. Namun asal kita melekat kepada Tuhan dan menyerahkan beban ini kepadaNya, kita pasti sanggup melakukannya karena Roh Kudus yang memberi kekuatan.
Di tengah penderitaannya, Yusuf hidup tak bercela di hadapan Tuhan dan memilih untuk melupakan segala hal buruk yang terjadi atasnya di masa lalu.
"Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku. ... Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku." Kejadian 41:51, 52
Sangatlah bagus jika kita memiliki ingatan yang kuat, terlebih-lebih ingatan akan kebaikan Tuhan dalam hidup ini dan kemudian bersyukur kepadaNya. Kemampuan mengingat kembali apa yang telah kita alami atau pelajari di masa lalu dapat bermanfaat bagi kita di kemudian hari. Akan tetapi, ada waktu di mana lebih baik bagi kita tidak mengingat hal-hal di masa lalu.
Hal-hal bagaimana yang tidak perlu kita ingat? Yaitu hal-hal yang dapat melukai hati kita. Setiap kita pasti pernah mengalami situasi atau keadaan yang menyakitkan dan menyinggung perasaan, bahkan ada orang membenci kita tanpa alasan. Hasil dari luka-luka dan penolakan seperti itu dapat melekat pada diri kita seumur hidup kita, kecuali kita memilih untuk melupakannya. Banyak orang yang mengingat terus-menerus insiden yang pernah terjadi dalam hidupnya. Meski itu terjadi di masa lampau, tetap saja bisa mempengaruhi keadaan mental atau pikiran seseorang di masa sekarang. Namun sebagai anak-anak Tuhan kita harus belajar hidup sama seperti Kristus yaitu mengampuni dan melupakan. Dengan mendasarkan harapan kepada Kristus dan bukan kepada manusia, kita akan mampu melupakan setiap pengalaman buruk yang telah kita alami. Yusuf adalah contoh dari manusia yang diberkati karena dia memilih untuk melupakan apa yang pernah dideritanya. Yusuf dijual ke dalam perbudakan oleh saudara-saudaranya sendiri (human trafficking), dan dijebloskan ke dalam penjara karena tuduhan palsu. Jika ada orang yang memiliki alasan kuat untuk depresi, getir dan pahit hati, Yusuflah itu. NamunYusuf tidak melakukannya, ia tidak membiarkan hatinya terisi dengan kemarahan dan kepahitan. Yusuf tetap memiliki sikap hati yang benar dan selalu melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan, sehingga apa pun yang Yusuf kerjakan menjadi berhsil, karena "...Tuhan menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya," (Kejadian 39:21).
Memang tidak mudah melupakan peristiwa pahit di masa lampau, apalagi mengampuni orang-orang yang membuat kita menderita. Namun asal kita melekat kepada Tuhan dan menyerahkan beban ini kepadaNya, kita pasti sanggup melakukannya karena Roh Kudus yang memberi kekuatan.
Di tengah penderitaannya, Yusuf hidup tak bercela di hadapan Tuhan dan memilih untuk melupakan segala hal buruk yang terjadi atasnya di masa lalu.
No comments:
Post a Comment