Dia bisa mendengar semua orang berteriak "salibkan, salibkan". Dia bisa merasakan rasa benci dalam teriakan mereka. Umat pilihanNya.
Mereka yang sangat dikasihiNya akan menyalibkan diriNya. Dia disiksa, berdarah dan menjadi lemah...HatiNya pun hancur. Namun Dia tetap melangkah.
Dia bisa melihat kerumunan orang banyak sewaktu keluar dari ruang pengadilan. Dia mengenal setiap wajah dengan sangat baik. Dia yang telah menciptakan setiap mereka.
Dia tahu setiap senyuman, tawa bahkan tetesan airmata, namun semua itu telah berubah menjadi kegeraman dan amarah...HatiNya pun hancur.
Namun Dia tetap melangkah.
Takutkah Dia?
Kamu dan saya mungkin takut.
Dalam kemanusiaanNya yang bersedia Dia tanggung, betul Dia takut. Dia merasa kesepian. Murid-murid telah meninggalkanNya, menyangkal, bahkan mengkhianati diriNya.
Dia mencari dalam kerumunan wajah-wajah yang memandang kepadaNya penuh kasih dan Dia bisa melihat beberapa. Lalu Dia melayangkan pendanganNya ke satu-satunya yang yang paling utama dan Dia tahu bahwa Dia tidak pernah sendiri. Dia menoleh kembali kepada orang banyak, ke mereka yang meludahiNya, melempar batu dan mengolong-olok diriNya dan Dia tahu pasti, olehNya mereka tidak akan pernah kesepian.
Untuk merekalah, Dia tetap melangkah.
Terdengan dentuman palu memukul paku besar itu menembus suara orang banyak. Jeritan kesakitanNya bahkan lebih keras lagi
Lalu sorak-sorai orang banyak terdengar ketika paku menembus tangan dan kakinya. Namun suara dalam hatinya yang jauh lebih keras dari itu semua berbisik "Aku bersamaMu, anakKu ", dan hati Bapa pun hancur.
Namun Dia tetap membiarkan PutraNya melangkah.
Yesus bisa meminta kepada Allah untuk menghentikan penderitaanNya, namun Yesus lebih meminta pengampunan. Bukan untuk diriNya, namun untuk mereka yang telah menganiaya diriNya. Ketika Dia sudah tergantung di kayu salib itu, hampir mati dalam kematian yang tidak siapapun bisa membayangkan, Dia memandang ke bawah, bukan hanya kepada kerumunan orang banyak itu, tapi ke setiap wajah, dan hatiNya dipenuhi oleh kasih. Disaat tubuhNya sekarat, jiwaNya tetap hidup. Hidup dengan kasih yang tak terbatas, tanpa syarat bagi kita semua.
Itulah sebabnya Dia tetap melangkah.
Ketika aku lupa seberapa besar kasih Allah kepadaku,
Aku akan mengingat bahwa Dia tetap melangkah.
Ketika aku merasa bahwa aku tidak mungkin diampuni, Aku akan mengingat bahwa Dia tetap melangkah.
Ketika aku ingin hidup seperti Kristus, aku memikirkan langkah-langkahNya.
Dan menunjukkan kepada Tuhan betapa aku sangat mencintaiNya,
Setiap pagi, disaat aku bangun, aku arahkan pandanganku kepadaNya, dan aku akan melangkah.
Begitu besar kasih Dia terhadap kita....siapa Yesus?..saudara kita?..bapa jasmani kita?...ahli keluarga kita?....bahkan pada masa itu kita tiada masa Dia disalibkan....kerana kita Dia beri hidupNya...kerana kita Dia tanggung derita...agar umatNya yang terhilang diselamatkan....
ReplyDeleteYohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.