HELL and his life.....

YESAYA26:9: "Jiwaku merindukan Engkau pada waktu malam, aku mencari Engkau dengan segenap hati, apabila Engkau menghakimi bumi kelak, penduduknya akan mengetahui makna keadilan"

Wednesday, April 4, 2012

KESELAMATAN

Kata Ibrani יְשׁוּעָה - YESYUAH dan kata Yunani σωτηρία – SOTERIA, berarti tindakan atau hasil dari pembebasan atau pemeliharaan dari bahaya atau penyakit, mencakup keselamatan, kesehatan dan kemakmuran. Pergeseran arti 'keselamatan' dalam Alkitab bergerak dari ihwal fisik ke kelepasan moral dan spiritual. Demikianlah bagian-bagian paling depan Perjanjian Lama (PL) berkembang dari menekankan cara-cara hamba Allah yang secara perseorangan terlepas dari tangan musuh-musuh mereka, ke pembebasan umat-Nya dari belenggu dan bermukimnya di tanah yang makmur; bagian-bagian paling akhir PL memberikan tekanan yg lebih besar pada keadaan-keadaan dan kualitas-kualitas keterberkatan secara moral dan religius, dan memperluasnya sampai melampaui batas-batas kebangsaan. Perjanjian Baru (PB) dengan jelas menunjukkan keterbudakan manusia kepada dosa, bahaya dan kekuatan dosa, dan kelepasan dari dosa yg hanya dapat diperoleh dalam Kristus. Alkitab memberikan pernyataan-pernyataan yg makin lama makin jelas tentang bagaimana Allah menyediakan dasar keselamatan, menawarkannya, dan bagaimana Dia sendiri pada diriNya adalah satu-satunya keselamatan manusia.


I. Dalam Perjanjian Lama (PL)


Keselamatan menurut PL mempunyai unsur-unsur baik yang tertuju kepada manusia maupun yang tertuju kepada Allah. Manusia terancam bahaya penyakit, musibah fisik, penganiayaan oleh lawan dan kematian. Dalam persekutuan umat pilihan Allah, keterbelengguan (ketertawanan) merupakan pengalaman nyata, yang daripadanya kelepasan mutlak diperlukan, dan gagasan-gagasan tentang keselamatan terutama yang bersifat kesukaan dan duniawi. Bahaya yang lebih gawat adalah di mana perseorangan dan masyarakat berdiri di hadirat Allah, yang kehendak-Nya sudah mereka langgar dan yang murka-Nya telah menimpa mereka.

Alat-alat keselamatan, langsung atau tidak langsung, disediakan melalui para Bapak leluhur, hakim, pemberi hukum, imam, raja dan nabi. Hukum, baik bersifat ritual maupun moral, akibat dosa manusia, tidak mampu memberikan keselamatan yang penuh, tapi menunjukkan ciri dan tuntutan Allah dan kondisi kesejahteraan manusia. Juga dalam batas-batas tertentu 'mengerem' kesalahan manusia; tapi penyalahgunaannya sebagai aturan moral melahirkan legalisme dua muka.
Pertama, keterikatan secara lahiriah kepada peraturan-peraturan telah kehilangan kenyataan spiritual yang terdalam. Kedua, pencapaian manusia dibeberkan di hadapan Allah dalam tuntutan yang bersifat membenarkan diri sendiri, untuk memperoleh keselamatan.

Kekakuan upacara terancam oleh bahaya yang sama, tapi sementara kemuncak penyelenggaraan upacara - Hari Pendamaian - hanya menggenapi pengampunan atas dosa-dosa yang tidak disengaja, maka rinciannya menunjuk ke depan kepada datangnya keselamatan sejati. Penekanan nabi-nabi akan betapa perlunya perubahan batiniah, menggaris-bawahi bobot kesalahan perbuatan manusia. Jugamembimbing kepada ramalan tentang keselamatan mesianis yang apokaliptik, bila Allah, sesuai janji-Nya, akan datang sendiri dalam keselamatan sebagai Allah yg adil dan Juruselamat (Yesaya 44:17; Daniel 7:13 dab). Ajaran PL tentang keselamatan mencapai puncaknya dalam gambar Hamba yg menderita (lihat Yesaya 53); dalam hal ini PL menyediakan adegan untuk keselamatan dalam PB.


I. Dalam Perjanjian BARU (PB)


a. Injil Sinoptik

Kata keselamatan diucapkan hanya satu kali oleh Yesus (Lukas 19:9). Ayat itu dapat mengacu kepada diriNya sendiri sebagai kandungan keselamatan yang memberikan pengampunan kepada Zakheus, atau kepada sesuatu yg nyata oleh perubahan tindakan yang dilakukan oleh pemungut cukai itu. Tapi Tuhan Yesus menggunakan kata kerja 'selamat' dan istilah-istilah yg serupa, untuk menyatakan pertama-tama apa yang akan dilakukan-Nya dalam kedatangan-Nya (Markus 3:4 secara implikatif, dan secara langsung Lukas 4: 18; 9:56; Matius 18:11; 20:28), dan kedua, apa yang dituntut dari manusia (Markus 8:35; Lukas 7:50; 8:12; 13:24; Matius 10:22). Lukas 18:26 dan konteks nya, menunjukkan bahwa keselamatan menghimbau hati yg menyesal, sifat seperti kanak-kanak, ketidakberdayaan diri yang pasrah menerima, dan penyangkalan segala sesuatu demi Kristus - kondisi-kondisi yang mustahil dapat dipenuhi manusia tanpa bantuan.

Kesaksian orang-orang lain terhadap karya penyelamatan Tuhan Yesus. baik langsung (Matius 8:17) maupun tidak langsung (Markus 15:31). Ada Juga kesaksian dari nama-Nya sendiri (Matius 1:21, 23). Semua penggunaan kata 'selamat' yang berbeda-beda ini. menvatakan bahwa keselamatan sudah hadir dalam pribadi dan pelayanan Kristus, terutama dalam kematian-Nya.


b. Injil Keempat

Kebenaran ganda itu digarisbawahi dalam Injil keempat di mana setiap pasal menyatakan segi-segi yang berbeda dari keselamatan. Demikianlah dalam Yohanes 1:12 dab orang dilahirkan sebagai anak-anak Allah karcna mempercayai Kristus; dalam Yohanes 2:5 keadaan diobati dcngan mengerjakan 'apa yg dikatakan kepadamu'; dalam Yohanes 3:5 kelahiran kembali oleh Roh mutlak penting guna memasuki Kerajaan. tapi Yohanes 3:14, 17 menjelaskan bahwa hidup baru itu tidak mungkin lepas dari kepercayaan akan kematian Kristus. karena tanpa kematian Kristus maka manusia berada di bawah penghukuman (Yohanes 3:18); dalam Yohanes 4:22 keselamatan itu datang melalui bangsa Yahudi - melalui wahyu yg disalurkan dalam sejarah lewat umat Allah - dan merupakan anugerah yang mendampakkan perubahan batiniah dan memperlengkapi manusia bagi ibadah.

Dalam Yohanes 5:14 seseorang yg sudah dipulihkan harus tidak berbuat dosa lagi, agar sesuatu yang lebih buruk tidak terjadi dalam Yohanes 5:39 Alkitab bersaksi tentang kehidupan (keselamatan) di dalam Anak, kepada Siapa hidup dan pengadilan diserahkan; dalam Yohanes 5:24 orang percaya sudah melewati maut menuju ke kehidupan; dalam Yohanes 6:35 Yesus menyatakan diri-Nya sendiri adalah roti kehidupan, kepada-Nya saja orang harus datang (Yohanes 6:68) untuk perkataan yang menghidupkan kepada kehidupan yg kekal, dalam Yohanes 7:39 air melambangkan kehidupan Roh yang menyelamatkan, yang akan datang sesudah Yesus dipermuliakan.

Dalam Yohanes 8:12 penginjil menunjukkan kesejahteraan karena bimbingan terang, dan dalam ayat 32, 36 kebebasan oleh kebenaran di dalam Anak; dalam Yohanes 9:25,37,39 keselamatan merupakan penglihatan spiritual; dalam Yohanes 10:10 jalan masuk bagi manusia ke kehidupan yg selamat dan berkelimpahan dan yang dari Bapak adalah melalui Kristus; dalam Yohanes 11:25 dab hidup kebangkitan menjadi milik orang-orang percaya; dalam Yohanes 11:50 (bandingkan Yohanes 18:14) tujuan penyelamatan dari kematian Kristus digambarkan; dalam Yohanes 12:32 Kristus yang ditinggikan dalam kematian menghimbau orang kepada-Nya; dalam Yohanes 13:10 pembasuhan pertama yang dilakukan-Nya mengartikan keselamatan ('bersih seluruhnya'); dalam Yohanes 14:6 Kristus adalah jalan yang benar dan hidup menuju hadirat Bapak; dalam Yohanes 15:5 tinggal di dalam Dia. Pokok Anggur merupakan rahasia dari sumber-sumber kehidupan; dalam Yohanes 16:7-15 demi nama-Nya Roh akan mengatasi kendala-kendala keselamatan dan - mempersiapkan realisasinya; dalam Yohanes 17:2,3,12 Kristus menjagai mereka yang mempunyai pengetahuan tentang Allah yang benar dan tentang diriNya; dalam Yohanes 19:30 keselamatan digenapi; dalam Yohanes 20:21-23 kata-kata damai dan pengampunan menyertai pemherian Roh; dalam Yohanes 21:15-18 kasih-Nya yang menyembuhkan memancarkan kasih dalam pengikut-Nya dan memulihkan sang pengikut untuk pelayanan.


c. Kisah Para Rasul

Kitab Kisah Para rasul melacak pemberitaan (bandingkan Kisah 16:17) keselamatan dalam dampaknya. pertama atas orang banyak yg dihimbau dengan kata-kata 'berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini' (Kisah 2:40) melalui pertobatan (yang adalah merupakan anugerah dan bg dari keselamatan, Kisah 11:18), pengampunan dosa, dan penerimaan Roh Kudus; kemudian atas orang sakit. yang tidak tahu kebutuhannya yang sesungguhnya, yang disembuhkan dengan Nama Yesus, satu-satunya Nama dengan mana kita harus diselamatkan; dan ketiga, atas isi rumah penanya, 'Apakah yang harus saya lakukan supaya selamat'!' (Kisah 16:30 dab).


d. Surat-surat Paulus

Paulus menyatakan bahwa Kitab Suci dapat memberi manusia 'hikmat dan menuntun ke keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus' (2 Timotius 3:15 dab). dan menyediakan sarana-sarana yang penting untuk menikmati keselamatan yang penuh. Dengan memperluas dan menerapkan konsep PL tentang keadilan Tuhan yang menjadi bayang-bayang bagi keadilan yang menyelamatkan dalam PB, Paulus menunjukkan betapa tidak ada keselamatan oleh hukum. Sebab hukum hanya dapat menunjukkan kehadiran dan memancing aktivitas dosa. dan membungkamkan manusia dalam kesalahannya di hadapan Allah (Roma 3:19; Galatia 2:16).

Keselamatan disediakan sebagai anugerah dari Allah yang adil, yang berbuat dalam rahmat kepada pedosa yg tidak layak. Pedosa yang oleh anugerah iman, percaya kepada keadilan Kristus yang sudah menebus dia dengan kematian-Nya dan membenarkan dia oleh kebangkitan-Nya. Allah, demi Kristus, membenarkan pedosa yg tak layak itu (yaitu memperhitungkan baginya keadilan Kristus yang sempurna), mengampuni dosa-dosanya, mendamaikan dia dengan diri-Nya sendiri di dalam dan melalui Kristus yang sudah 'membuat perdamaian melalui darah salib-Nya' (2 Korintus 5:18; Roma 5:11; Kolose 1:20), mengangkatnya menjadi keluarga-Nya (Galatia 4:5 dab; Efesus 1:13; 2 Korintus 1:22). memberinya meterai, kesungguhan, dan buah sulung dari RohNya di dalam hatinya, dan dcngan demikian menjadikannya makhluk baru. Oleh Roh yang sama sarana keselamatan berikutnya memampukan dia berjalan dalam kehidupan yang baru, sambil makin mematikan perbuatan-perbuatan daging (Roma 8:13) sampai akhirnya ia dijadikan sama dengan Kristus (Roma 8:29) dan keselamatannya digenapi dalam kemuliaan (Filipi 3:21).


e. Surat Ibrani

Keselamatan 'akbar' Ibrani melampaui bayangan-keselamatan PL. Keselamatan PB dilukiskan dengan bahasa korban; korban-korban yang sering diulang dalam upacara PL, mengenai terutama dosa-dosa yang tidak disengaja dan hanya menyediakan keselamatan yang dangkal, digantikan dengan korban satu-satunya yg dipersembahkan oleh Kristus, Dia sendiri yg adalah Imam dan sekaligus korban (Ibrani 9:26; 10:12). Pencurahan hidup-Nya dan darah-Nya dalam kematian-Nya mengerjakan penebusan. sehingga sejak itu manusia dengan hati nurani yang bersih dapat masuk ke hadirat Allah berdasarkan perjanjian baru, yg disahkan oleh Allah melalui pengantaraan-Nya (Ibrani 9:15; 12:24). Surat Ibrani yang menggarisbawahi penekanan macam itu kepada hal Kristus menyelesaikan soal dosa dengan penderitaan-Nya dan kematian-Nya guna menyediakan keselamatan kekal, memandang juga kepada kedatangan-Nya yg kedua kali, yang pada waktu itu tidak untuk menanggung dosa, melainkan untuk menggenapi keselamatan umat-Nya dan pasti menganugerahkan kemuliaan yang menyertai mereka (Ibrani 9:28)


f. Surat Yakobus

Yak mengajarkan bahwa keselamatan bukanlah hanya' oleh iman' saja, tapi juga oleh 'perbuatan' (Yakobus 2:24). Tujuannya ialah untuk membuyarkan harapan siapa saja yang menggantungkan keselamatannya hanya pada pengetahuan intelektual tentang keberadaan Allah, tanpa adanya perubahan hati yang mendampakkan perbuatan-perbuatan yang adil. Yakobus bukannya membuang iman yang benar, tapi menekankan bahwa kehadiran orang beriman nampak melalui perbuatan yang pada gilirannya menunjukkan daya penyelamatan dari agama yang benar, yg sedang bekerja melalui firman Allah dalam hati. Ia tak kalah dalam minatnya untuk membawa kembali orang-orang berdosa dari kesalahan jalannya dan menyelamatkan nyawanya dari kematian (Yakobus 5:20).


g. 1 dan 2 Petrus

1 Petrus menekankan hal yang sama dengan Ibrani mengenai mahalnya keselamatan (1 Petrus 1:19) yang dicari-cari dan dinubuatkan para nabi. Tapi kini sudah menjadi realitas bagi mereka, yang bagaikan domba yang sesat telah kembali kepada Gembala jiwanya (1 Petrus 2:24 dab). Segi keakanannya dapat dikenal oleh mereka 'yang dipelihara ... kepada keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan' (1 Petrus 1:5).

Dalam 2 Petrus keselamatan mencakup luput dari kerusakan yg ada dan terjadi di dunia ini melalui nafsu, dengan cara turut mengambil bagian dalam kodrat ilahi (2 Petrus 1:4). Dalam dunia yang penuh dosa ini, orang percaya merindukan langit baru dan bumi baru di mana bersemi keadilan, namun mengakui bahwa penundaan kedatangan akhir zaman (parausia) terkait pada kesabaran Tuhan dan penundaan itu sendiri merupakan salah satu segi keselamatan (2 Petrus 3:13,15).


h. 1, 2, dan 3 Yohanes

Bagi 1 Yohanes bahasa korban Ibrani merupakan kesepakatan nalar. Kristus adalah keselamatan kita dengan menjadi tebusan bagi dosa-dosa kita, sebagai akibat dari kasih Allah. Adalah Allah sendiri oleh kasih-Nya di dalam darah kehidupan Kristus yang dicurahkan, yg menghapus dosa-dosa kita dan menyucikan kita. Seperti dalam Injil Keempat (Yohanes), keselamatan berarti dilahirkan dari Allah, mengenal Allah, memperoleh hidup kekal di dalam Kristus, hidup dalam terang dan kebenaran Allah, tinggal di dalam Allah dan mengetahui bahwa Ia tinggal di dalam kita melalui kasih oleh Roh-Nya (1 Yohanes 3 :9: 4:6,13; 5:11). 3 Yohanes mempunyai doa yang penting bagi kesejahteraan umum dan kesehatan jasmani (kesejahteraan alamiah) untuk menyertai kesejahteraanjiwa (ayat 2).


i. Surat Yudas

Yudas 3, dalam mengacu kepada 'keselamatan kita bersama', memikirkan sesuatu yg berkaitan dengan 'iman bersama' dalam Titus 1:4, dan menghubungkannya dengan 'iman' (bandingkan Efesus 4:5) untuk mana orang percaya harus berjuang. Keselamatan ini meliputi kebenaran-kebenaran yg menyelamatkan, hak-hak istimewa, tuntutan-tuntutan, dan pengalaman-pengalaman pembaca-pembacanya yang bermacam-macam. Dalam ayat 22 dab ia dengan keras ingin menerapkan keselamatan ini kepada berbagai kelompok orang yang dalam kebimbangan, bahaya dan kemerosotan.


j. Wahyu

Wahyu mengulangi tema (dari 1Yohanes) keselamatan sebagai pembebasan atau penyucian dari dosa melalui darah Kristus, dan pengangkatan orang percaya menjadi imamat yang berkerajaan (Wahyu 1:5 dab), Dalam cara mengenang pernazmur, penulis dengan puji-pujian menggambarkan keselamatan bergantung dalam keseluruhannya kepada Tuhan (Wahyu 7:10). Pasal-pasal penutup Wahyu melukiskan keselamatan sebagai daun-daun pohon kehidupan yang diperuntukkan bagi kesembuhan bangsa-bangsa. Hak mendekati pohon itu, sama seperti mendekati kota keselamatan, diberikan hanya kepada mereka yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan.



III. Jalan Keselamatan


Titik tolak pemikiran Alkitab ialah bahwa sejak kejatuhannya, manusia - baik sebagai perseorangan maupun sebagai masyarakat - memerlukan pertolongan, yaitu keselamatan. Ia berada dalam lingkaran setan pada posisi dan kondisi yg berbahaya, bersalah dan tak berdaya. Kesalahannya telah tidak melayakkan dia menerima bantuan yang dapat melepaskannya dari keadaan dan kedudukannya itu. Tidak ada kebijakan dan kekuatan manusiawi yang mampu memecahkan masalah itu untuk dapat keluar dari dalam lingkaran itu. Allah sendiri harus mengambil prakarsajika manusia harus diselamatkan .

Ada berbagai gambaran tentang kegawatan manusia kegagalan, kekurangan, kekosongan, keterasingan, keterbelengguan, pemberontakan, penyakit, kerusakan, pencemaran, kematian. Demikian juga banyaknya usaha yang sia-sia untuk memperbaiki keadaan itu - pencerahan intelektual terhadap ketidaktahuan, pembaharuan moral, peningkatan estetika, penanganan medis atau psikologis, perbaikan masyarakat dengan menggunakan kehebatan teknologi canggih, strategi ekonomi dan politik, dan di atas segalanya juga teknik-teknik keagamaan yang diciptakan manusia. Sejak dini dalam kisahnya, manusia sudah harus melihat, sebagaimana ia masih harus melihat, bahwa ia tidak dapat mengupayakan keselamatannya sendiri. Sebab dosanya berakar, dan ia pada dirinya terpusat pada dirinya sendiri saja. Usaha-usaha manusia untuk menyelamatkan dirinya sendiri merupakan penentangan terburuk kepada Allah dan terkena hukuman-Nya.

Alkitab menggambarkan Allah dalam kasih yg kudus berprakarsa memikirkan dan melaksanakan 'karya penyelamatan'. Acuan-acuan Alkitab kepada apa yg sudah terjadi terdahulu atau pada 'saat kejadian dunia'. telah melahirkan pertanyaan seperti kapan, dan dalam urutan yg bagaimana Allah merancang penyelamatan itu (Matius 13:35; 25:34; Yohanes 17:24; Efesus 1:4; Ibrani 4:3; 1 Petrus 1 :20; Wahyu 13 :8; 17:8). Namun teolog spekulatiflah yang bertugas membahas masalah, dalam urutan kronologis yang bagaimanakah empat istilah: penciptaan, kejatuhan, pemilihan, penyelamatan itu dinyatakan .

Alat-alat keselamatan menjadi lebih jelas Adalah Jelas bahwa Bapak, Anak dan Roh terlibat (pengalimatannya yg tradisional ialah bahwa Bapak mendekritkan, Anak mengadakan dan Roh menerapkan keselarnatanl. 'Poros' keselamatan itu adalah salib Kristus (Roma 1:16; 1 Korintus 1:18). Dengan tidak melupakan hidup dan kebangkitan Kristus, teolog-teolog biblika sepakat bahwa dalam kematian Kristus-lah Allah melaksanakan tindakan penyelamatan yg sentral bagi manusia. Adalah Tuhan Allah sendiri dalam kasih-Nya yang kudus, yang menyediakan keselamatan. Gambaran keselamatan itu bermacam-macam. Tapi polanya menyatakan keagungan. rahasia. Kekuasaan, dan belas kasihan Allah yang sedang berkarya, dosa yang merupakan penghinaan terhadap kekudusan Allah ditiadakan dalam Kristus.

Hubungan damai dengan Allah disahkan oleh Dia yang telah membuat pendamaian melalui salib-Nya dan penebusan bagi manusia yang terasing dari Khalik-nya. Pembebasan diumumkan di pengadilan. karcna Allah dalam Anak-Nya memikul hukuman yang seyogianya dibebankan atas manusia. dengan menyamakan diriNya sendiri dengan dosa manusia: kehormatan Allah dipuaskan oleh kesempurnaan Kristus yang. diserahkan dalam ketaatan; Kristus mempersatukan kemanusiaan dalam diriNya sendiri, dan menyerahkan itu sebagai korban-Nya kepada Bapak. Kristus adalah Pemenang mutlak dalam kematian-Nya.

Tekanan di sini terletak pada keselamatan yang telah disediakan Allah bagi manusia dalam Kristus, dan sekalipun tidak ada pemisahan antara mereka, penting ditunjukkan bagaimana Allah mengerjakan keselamatan dalam manusia Yesus.

Adalah Roh Kudus yang mewuujudkan keselamatan itu menjadi riil (konkret) bagi manusia. Pengalaman manusia tentang keselamatan melalui tiga kurun waktu. dan dapat dilukiskan dalam pengertian masa lalu. masa kini, dan masa datang: posesif, progresif dan prospektif. Sang insan sudah diselamatkan. sedana diselamatkan dan akan diselamatkan (Efesus 2:8; 1 Korintus 1:18; Matius 10:22; Roma 5:9,10; 8:24).


a. Posesif

Manusia dengan iman yang dikerjakan oleh Roh di dalam dia, dianugerahi status baru dalam Kristus: ia telah dibenarkan dan dibebaskan demi Kristus. Apabila ia dalam statusnya yg belum dibenarkan sama sekali tidak layak memperoleh keselamatan. maka sesudah dibenarkan (bukan oleh kebenarannya sendiri) ia tidak dapat menjadi tidak layak akan keselamatan atau membuat dirinya tidak dibenarkan, dalam arti menggagalkan apa yg sudah dikerjakan Tuhan untuknya. Ia sudah ditebus, didamaikan, diampuni, disucikan (Yohanes 13:10). telah melewati maut menuju ke kehidupan, dan dikaruniai jaminan oleh Roh yang bersaksi bersama rohnya sendiri bahwa ia adalah anak Allah (Roma 8:16), turut rnenjadi pewaris bersama Kristus, memiliki hidup yang kekal dalam kualitasnya dan kekekalan waktuwi, dan yang mematahkan belenggu ketakutan akan maut (Ibrani 2:15).


b. Progresif

Rahmat Allah yg membawa keselamatan (Titus 2:11), yang merupakan kekuatan sebagai dampak pemberitaan tentang salib kepada mereka yang diselamatkan' (1 Korintus 1:18) mengajarkan:
(i) kebutuhan akan karya pengudusan oleh Roh;
(ii) penerapan keselamatan yg telah diberikan Tuhan kepada manusia (Filipo 2: 12): dan
(iii) penyangkalan terhadap nafsu-nafsu duniawi, yang mendarnpakkan hidup yang saleh dan adil dan ilahi di dunia yang sekarang. Seperti iman adalah penting dalam keselamatan yang dimengerti secara posesif, maka demikian jugalah kasih dalam keselamatan yg dimengerti secara progresif.
Oleh kasih yang disemaikan oleh Roh maka hidup manusia terpelihara, mencapai kepribadian yang benar dalam merefleksikan citra Allah. dan Roh sungguh-sungguh hadir dalam pribadinya terhadap orang-orang lain yang membutuhkan keselamatan.


c. Prospektif

Keselamatan seutuhnya akan diwujudkan kelak. Manusia diselamatkan oleh pengharapan. Orang percaya ditunjuk untuk memperoleh keselamatan (1 Tesalonika 5:9; 2 Tesalonika 2:13; 2 Timotius 2:10; Ibrani 1:14). Keselamatan siap untuk dinyatakan pada akhir zaman (1 Petrus 1:5). Keselamatan 'lebih dekat bagi kita daripada waktu kita percaya' (Roma 13:11). Bagi mereka yang mencari Kristus, la akan datang untuk kedua kalinya, bukan untuk urusan dosa. melainkan 'untuk keselamatan' (Ibrani 9:28). Pada waktu kejahatan dikalahkan tuntas dan mutlak untuk selama-lamanya, suara sorgawi akan menyerukan 'Sekarang keselamatnn telah datang' (Wahyu 12:10).



IV. Hak Istimewa dan Tanggung-jawab dari Keselamatan


Penerima keselamatan di mana pun tidak boleh membanggakan diri kepada Allah. Bahkan orang-orang pilihan diperingatkan supaya makin meneguhkan panggilan dan pemilihan mereka (2 Petrus 1:10) dan untuk mengerjakan keselamatan mereka dengan takut dan gentar (Filipi 2:13). Persekutuan orang percaya yg sudah diselamatkan - gereja - merupakan penjaga keselamatan. dan kalimat extra ecclesiam nulla salus (di luar gereja tidak ada keselamatan) baru mengandung artinya yg sebenarnya. bila tugas hikmat memelihara kerugma dan didakhe tentang keselamatan diwujudkan. Gereja harus menjadi 'persekutuan orang-orang yang prihatin', umat yang diselamatkan dan menyelamatkan.

Jika keselamatan benar-benar bekerja dalam diri orang-orang percaya, maka persekutuan (koin6nia) mereka di dalam Roh akan bertambah Dan kekuatan yang menyelamatkan dari Tuhan, yang secara 'vertikal' bekerja ke bawah, membuat mereka sadar akan dampak 'horisontal' atas masyarakat dan yg harus terjadi karena memiliki keselamatan itu. Mereka yg memiliki keselamatan harus menjadi terang dunia, garam dunia. kota di atas gunung. Sejarah gereja menunjukkan bagaimana gereja telah belajar dan masih harus belajar untuk bersaksi secara nabiah tentang keselamatan dalam setiap zaman.



V. Penggenapan Keselamatan


Alkitab tidak bicara tentang keselamatan yang sedikit demi sedikit bagi seluruh umat manusia, apakah itu dalam arti mempersiapkan mereka semua bagi kemuliaan. atau pengubahan masyarakat oleh perkembangan yang berkesinambungan melalui penerapan prinsip-prinsip' selamat'. Tapi Alkitab menjanjikan pembinasaan tuntas kejahatan secara apokaliptis ataupun eskatologis, pembebasan makhluk ciptaan yang sekarang ini mengerang dalam belenggu kerusakan menuju ke kebebasan anak-anak Allah yang berkilauan (Roma 8:21 dab) pada saat "pengangkatan'. 'penebusan tubuh', 'penciptaan kembali' (Matius 19:28), dan penciptaan 'langit baru dan bumi baru. di mana tinggal keadilan'. di mana Tuhan akan dilihat secara tatap muka.

No comments:

Post a Comment