Suatu persoalan lain yang ditimbulkan oleh orang Korintus mengenai sikap
Kristen terhadap makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala. Ini
mencakup sebagian besar daging yang dijual di warung-warung. Apakah
salah makan daging itu? Selanjutnya di Korintus pada abad pertama, biasa
orang pada kesempatan tertentu berkumpul untuk makan dalam kuil.
Bolehkah orang Kristen mengunjunginya? Paulus menjawabnya dengan
menunjuk kepada azas-azas umum yang kena-mengena dengannya. Orang Kristen adalah bebas, tapi pertimbangan-pertimbangan lain dapat membatasi penggunaan kebebasannya.
8:1 LAI TB, Tentang daging persembahan berhala kita tahu: "kita semua mempunyai pengetahuan." Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun.
8:1 LAI TB, Tentang daging persembahan berhala kita tahu: "kita semua mempunyai pengetahuan." Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun.
Dalam 1 Korintus 8:1-10:33 Paulus menangani pertanyaan jemaat Korintus
mengenai daging persembahan berhala dan apakah dibenarkan untuk membeli
atau makan daging itu dan ikut serta dalam pesta pora di kuil berhala.
Dalam menangani pokok ini ia menyingkapkan suatu prinsip penting yang harus dipraktikkan oleh orang Kristen pada segala zaman. Prinsip ini berlaku untuk kegiatan yang diragukan, yang dapat mencobai beberapa orang percaya untuk berdosa dan membawa mereka kepada kehancuran rohani. Roh Kudus, melalui Paulus, telah mengarahkan orang Kristen untuk selalu bertindak dengan kasih bagi orang percaya lain yang mungkin menuntut penyangkalan diri.
Penyangkalan diri berarti membatasi kebebasan diri dan menyingkirkan segala kegiatan yang meragukan agar tidak mengganggu pikiran atau melemahkan keyakinan tulus orang Kristen lain, yang mereka yakini didasarkan pada prinsip-prinsip alkitabiah. Lawan dari penyangkalan diri adalah mempertahankan hak pribadi untuk tetap terlibat dalam kegiatan yang meragukan, tindakan yang mungkin akan mengajak orang lain untuk ikut serta dan merugikan diri mereka sendiri.
8:2 LAI TB, Jika ada seorang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu "pengetahuan", maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya
Dalam menangani pokok ini ia menyingkapkan suatu prinsip penting yang harus dipraktikkan oleh orang Kristen pada segala zaman. Prinsip ini berlaku untuk kegiatan yang diragukan, yang dapat mencobai beberapa orang percaya untuk berdosa dan membawa mereka kepada kehancuran rohani. Roh Kudus, melalui Paulus, telah mengarahkan orang Kristen untuk selalu bertindak dengan kasih bagi orang percaya lain yang mungkin menuntut penyangkalan diri.
Penyangkalan diri berarti membatasi kebebasan diri dan menyingkirkan segala kegiatan yang meragukan agar tidak mengganggu pikiran atau melemahkan keyakinan tulus orang Kristen lain, yang mereka yakini didasarkan pada prinsip-prinsip alkitabiah. Lawan dari penyangkalan diri adalah mempertahankan hak pribadi untuk tetap terlibat dalam kegiatan yang meragukan, tindakan yang mungkin akan mengajak orang lain untuk ikut serta dan merugikan diri mereka sendiri.
8:2 LAI TB, Jika ada seorang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu "pengetahuan", maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya
Mereka yang melandaskan hak mereka untuk melakukan hal-hal tertentu pada
pengetahuan dan pengertian dewasa yang mereka miliki, menunjukkan bahwa
sesungguhnya mereka tidak mengetahui sebagaimana seharusnya.
Pengetahuan kita dalam hidup ini akan selalu tidak lengkap dan tidak
sempurna. Sebab itu, tindakan kita pertama-tama harus didasarkan pada
kasih bagi Allah dan orang lain. Jikalau kasih menjadi penentu
pertimbangan kita, maka kita akan menolak untuk melibatkan diri atau
mendorong kegiatan apapun yang mungkin akan menyebabkan orang percaya
pun tersandung dan jatuh ke dalam kehancuran kekal. Mereka yang hidup
menurut hukum kasih adalah mereka yang dikenal oleh Allah. "Tuhan
mengenal siapa kepunyaan-Nya".
8:3 LAI TB, Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.
8:3 LAI TB, Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.
Benar, kita mempunyai pengetahuan (eidenai ti, harfiah mengetahui sesuatu)
tapi pengetahuan mudah menimbulkan kecongkakan, memberi jawaban-jawaban
yang licik, dan umumnya tidaklah sempurna. Yang lebih penting adalah kasih . Ini mengindahkan kebaikan orang lain. Dan berarti dikenal oleh Allah artinya diakui oleh-Nya sebagai milik-Nya.
8:4 LAI TB, Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa."
KJV, As concerning therefore the eating of those things that are offered in sacrifice unto idols, we know that an idol is nothing in the world, and that there is none other God but one.
TR, περι της βρωσεως ουν των ειδωλοθυτων οιδαμεν οτι ουδεν ειδωλον εν κοσμω και οτι ουδεις θεος ετερος ει μη εις
Translit, peri tês brôseôs oun tôn eidôlothutôn oidamen hoti ouden eidôlon en kosmô kai hoti oudeis theos heteros ei mê heis
8:5 LAI TB, Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi—dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian—
Kebenaran tentang Allah bahwa tidak ada Allah lain daripada Allah yang esa adalah asasi untuk pengertian dan praktek yang benar. Sebab sekalipun ada banyak yang disebut allah, berhala tidak berada seperti Allah. Berhala bukanlah apa-apa, kesia-siaan. Kemudian Paulus menambahkan bahwa roh jahat tentu ada, dan roh-roh jahat itulah yang mendorong kepada penyembahan berhala untuk menjatuhkan orang dari Allah yang benar.
8:6 LAI TB, namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
Ciri khas bagi kita sebagai Kristen adalah mengakui satu Allah saja sebagai Bapa dan sebagai sebab pertama dan yang terakhir dari segala sesuatu; dan bersama dengan Dia mengakui Yesus Kristus juga sebagai Tuhan dan sebagai Pengantara segala makhluk.
8:7 LAI TB, Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya.
Ada orang yang lemah sebagai orang yang percaya kepada Kristus, karena mereka masih belum yakin bahwa berhala tidak benar-benar berada seperti Allah berada. Mereka merasa berbuat salah jika makan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala. Hati nurani mereka dinodai, (molunô, bahasa kerennya kena polusi) bukan oleh makanan itu sendiri tapi dengan berbuat sesuatu yang hati nuraninya hingga kini belum dicerahkan, menanggap – bagi dirinya -- salah.
8:8 LAI TB, "Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan."
Makan atau tidak makan makanan tidak mempengaruhi kedudukan orang terhadap Allah.
8:9 LAI TB, Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.
8:10 LAI TB, Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai "pengetahuan", sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala?
Tapi orang yang mempunyai pengetahuan ), seorang Kristen yang sudah mendapat pencerahan, yang memakai kebebasannya untuk makan pada perjamuan yang diadakan di dalam kuil berhala , dapat dengan teladannya itu mendorong teman seimannya yang lemah hati nuraninya , artinya belum dicerahkan, untuk melakukan hal yang baginya masih salah; dan ini akan berarti menjeratnya.
8:11 LAI TB, Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena "pengetahuan" mu.
Dengan tidak berhati-hati menggunakan pengetahuannya, orang Kristen yang lebih matang dapat mendatangkan kecelakaan rohani kepada yang lain; ia akan menjadi binasa, tidak terbangun. Ayat ini tidak bisa lebih kuat penekanannya; saudaramu, bukan hanya orang asing; yang untuknya, tepatnya: untuk menolongnya dari kebinasaan; Kristus tidak kurang bagi diri-Nya sendiri; matitak kurang dari itu. Perbuatan dosa yang demikian adalah kesalahan ganda, yaitu salah terhadap seorang saudara Kristen dan terhadap Kristus, kedua-duanya.
8:12 LAI TB, Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus.
Perbuatan itu mengandung juga di dalamnya melukai yang lemah tanpa belas kasihan.
Mereka yang dengan teladannya memimpin orang percaya lain ke dalam dosa dan kehancuran rohani tidak hanya berdosa terhadap orang itu, melainkan juga berdosa terhadap Kristus sendiri. Suatu dosa yang besar telah dilakukan; maksud kematian Kristus dianggap bernilai kecil dalam perbandingan dengan hasrat diri seorang yang berpusat pada dirinya sendiri.
8:13 LAI TB, Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.
Karena itu Paulus merangkumkan, bahwa jika perbuatan-perbuatan yang tidak salah dilakukan oleh seorang Kristen yang sudah matang, tapi menyebabkan seorang beriman lainnya menjadi ternodai hati nuraninya, maka yang pertama tadi harus tidak menggunakan haknya untuk berbuat demikian. Namun pernyataan Paulus itu bukanlah mutlak, melainkan bersyarat. Ia tidak berkata, bahwa sejak itu ia akan senantiasa tidak makan daging, melainkan hanya apabila, dan jika makan seperti itu dapat menjadi batu sandungan bagi saudaranya.
8:4 LAI TB, Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa."
KJV, As concerning therefore the eating of those things that are offered in sacrifice unto idols, we know that an idol is nothing in the world, and that there is none other God but one.
TR, περι της βρωσεως ουν των ειδωλοθυτων οιδαμεν οτι ουδεν ειδωλον εν κοσμω και οτι ουδεις θεος ετερος ει μη εις
Translit, peri tês brôseôs oun tôn eidôlothutôn oidamen hoti ouden eidôlon en kosmô kai hoti oudeis theos heteros ei mê heis
8:5 LAI TB, Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi—dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian—
Kebenaran tentang Allah bahwa tidak ada Allah lain daripada Allah yang esa adalah asasi untuk pengertian dan praktek yang benar. Sebab sekalipun ada banyak yang disebut allah, berhala tidak berada seperti Allah. Berhala bukanlah apa-apa, kesia-siaan. Kemudian Paulus menambahkan bahwa roh jahat tentu ada, dan roh-roh jahat itulah yang mendorong kepada penyembahan berhala untuk menjatuhkan orang dari Allah yang benar.
8:6 LAI TB, namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
Ciri khas bagi kita sebagai Kristen adalah mengakui satu Allah saja sebagai Bapa dan sebagai sebab pertama dan yang terakhir dari segala sesuatu; dan bersama dengan Dia mengakui Yesus Kristus juga sebagai Tuhan dan sebagai Pengantara segala makhluk.
8:7 LAI TB, Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya.
Ada orang yang lemah sebagai orang yang percaya kepada Kristus, karena mereka masih belum yakin bahwa berhala tidak benar-benar berada seperti Allah berada. Mereka merasa berbuat salah jika makan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala. Hati nurani mereka dinodai, (molunô, bahasa kerennya kena polusi) bukan oleh makanan itu sendiri tapi dengan berbuat sesuatu yang hati nuraninya hingga kini belum dicerahkan, menanggap – bagi dirinya -- salah.
8:8 LAI TB, "Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan."
Makan atau tidak makan makanan tidak mempengaruhi kedudukan orang terhadap Allah.
8:9 LAI TB, Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.
8:10 LAI TB, Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai "pengetahuan", sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala?
Tapi orang yang mempunyai pengetahuan ), seorang Kristen yang sudah mendapat pencerahan, yang memakai kebebasannya untuk makan pada perjamuan yang diadakan di dalam kuil berhala , dapat dengan teladannya itu mendorong teman seimannya yang lemah hati nuraninya , artinya belum dicerahkan, untuk melakukan hal yang baginya masih salah; dan ini akan berarti menjeratnya.
8:11 LAI TB, Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena "pengetahuan" mu.
Dengan tidak berhati-hati menggunakan pengetahuannya, orang Kristen yang lebih matang dapat mendatangkan kecelakaan rohani kepada yang lain; ia akan menjadi binasa, tidak terbangun. Ayat ini tidak bisa lebih kuat penekanannya; saudaramu, bukan hanya orang asing; yang untuknya, tepatnya: untuk menolongnya dari kebinasaan; Kristus tidak kurang bagi diri-Nya sendiri; matitak kurang dari itu. Perbuatan dosa yang demikian adalah kesalahan ganda, yaitu salah terhadap seorang saudara Kristen dan terhadap Kristus, kedua-duanya.
8:12 LAI TB, Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus.
Perbuatan itu mengandung juga di dalamnya melukai yang lemah tanpa belas kasihan.
Mereka yang dengan teladannya memimpin orang percaya lain ke dalam dosa dan kehancuran rohani tidak hanya berdosa terhadap orang itu, melainkan juga berdosa terhadap Kristus sendiri. Suatu dosa yang besar telah dilakukan; maksud kematian Kristus dianggap bernilai kecil dalam perbandingan dengan hasrat diri seorang yang berpusat pada dirinya sendiri.
8:13 LAI TB, Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.
Karena itu Paulus merangkumkan, bahwa jika perbuatan-perbuatan yang tidak salah dilakukan oleh seorang Kristen yang sudah matang, tapi menyebabkan seorang beriman lainnya menjadi ternodai hati nuraninya, maka yang pertama tadi harus tidak menggunakan haknya untuk berbuat demikian. Namun pernyataan Paulus itu bukanlah mutlak, melainkan bersyarat. Ia tidak berkata, bahwa sejak itu ia akan senantiasa tidak makan daging, melainkan hanya apabila, dan jika makan seperti itu dapat menjadi batu sandungan bagi saudaranya.
No comments:
Post a Comment