1 Samuel 10:1-16
"Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan...;" 1 Samuel 10:1
Perjalanan hidup seseorang sangat ditentukan oleh pilihan-pilihan hidup yang diambilnya. Hidup ini penuh dengan jalan cadas dan berliku-liku. Adakalanya kita diperhadapkan dengan persimpangan-persimpanan jalan yang membahayakan. Jangan sampai kita tersesat!
Salah memilih jalan di persimpangan dapat mengubah keadaan kita seumur hidup. Ketika tiba-tiba datang badai menerpa dan kita diperhadapkan dengan suatu pilihan yang harus kita jalani, mana yang akan kita tempuh? Apakah kita terus berjalan menurut kehendak kita sendiri ataukah kita datang kepada Tuhan dan memohon tuntunanNya seperti doa Daud ini? "Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah itu kepadaku." (Mazmur 25:4). Bila setiap hari kita berjalan dengan Tuhan dan menyerahkan jalan hidup kita sepenuhnya ke dalam pimpinanNya untuk menentukan jalan mana yang harus kita tempuh, kita dengan yakin dapat berkata, "Tuhan, pimpin aku, ke mana pun jalan yang hendak Kautunjukkan." Pada awalnya Saul dan Daud tak jauh berbeda. Kedua pemuda ini sama-sama diurapi Tuhan dan sama-sama memiliki paras yang elok. Tertulis: "...Saul, seorang muda yang elok rupanya; tidak ada seorangpun dari antara orang Israel yang lebih elok dari padanya: dari bahu ke atas ia lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya." (1 Samuel 9:2). Demikian juga Daud, "Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok." (1 Samuel 16:12b).
Apakah Tuhan memilih kedua pemuda ini karena faktor fisik? Tentu tidak! Alkitab menegaskan, "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati." (1 Samuel 16:7b). Baik Saul maupun Daud memulai kariernya dengan penuh kerendahan hati dan dimahkotai menjadi raja pada usia yang hampir sama pula, hingga suatu saat mereka dihadapkan pada persimpangan, jalan mana yang harus dipilih. Dari jalan yang ditempuhnya ini karir Daud terus menanjak dan kehormatan ia dapatkan. Sebaliknya, karena menempuh jalan yang salah, Saul jatuh terjerumus dan akhir hidupnya pun menjadi sangat tragis.
"Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya,..." Amsal 10:9
"Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan...;" 1 Samuel 10:1
Perjalanan hidup seseorang sangat ditentukan oleh pilihan-pilihan hidup yang diambilnya. Hidup ini penuh dengan jalan cadas dan berliku-liku. Adakalanya kita diperhadapkan dengan persimpangan-persimpanan jalan yang membahayakan. Jangan sampai kita tersesat!
Salah memilih jalan di persimpangan dapat mengubah keadaan kita seumur hidup. Ketika tiba-tiba datang badai menerpa dan kita diperhadapkan dengan suatu pilihan yang harus kita jalani, mana yang akan kita tempuh? Apakah kita terus berjalan menurut kehendak kita sendiri ataukah kita datang kepada Tuhan dan memohon tuntunanNya seperti doa Daud ini? "Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah itu kepadaku." (Mazmur 25:4). Bila setiap hari kita berjalan dengan Tuhan dan menyerahkan jalan hidup kita sepenuhnya ke dalam pimpinanNya untuk menentukan jalan mana yang harus kita tempuh, kita dengan yakin dapat berkata, "Tuhan, pimpin aku, ke mana pun jalan yang hendak Kautunjukkan." Pada awalnya Saul dan Daud tak jauh berbeda. Kedua pemuda ini sama-sama diurapi Tuhan dan sama-sama memiliki paras yang elok. Tertulis: "...Saul, seorang muda yang elok rupanya; tidak ada seorangpun dari antara orang Israel yang lebih elok dari padanya: dari bahu ke atas ia lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya." (1 Samuel 9:2). Demikian juga Daud, "Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok." (1 Samuel 16:12b).
Apakah Tuhan memilih kedua pemuda ini karena faktor fisik? Tentu tidak! Alkitab menegaskan, "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati." (1 Samuel 16:7b). Baik Saul maupun Daud memulai kariernya dengan penuh kerendahan hati dan dimahkotai menjadi raja pada usia yang hampir sama pula, hingga suatu saat mereka dihadapkan pada persimpangan, jalan mana yang harus dipilih. Dari jalan yang ditempuhnya ini karir Daud terus menanjak dan kehormatan ia dapatkan. Sebaliknya, karena menempuh jalan yang salah, Saul jatuh terjerumus dan akhir hidupnya pun menjadi sangat tragis.
"Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya,..." Amsal 10:9
No comments:
Post a Comment