Mazmur 130:1-8
"Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nantikan, dan aku mengharapkan firman-Nya." Mazmur 130:5
Selama menjadi seorang Kristen apakah Saudara memiliki kerinduan yang mendalam akan Tuhan seperti yang dirasakan oleh Daud? Daud sangat menanti-nantikan Tuhan, "...lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi." (ayat 6). Adakah hari-hari kita selalu dalam sikap menanti-nantikan Tuhan, ataukah sebaliknya kita menjalani hari dengan penuh kekecewaan dan sakit hati kepada Tuhan karena doa-doa kita belum juga dijawab oleh Tuhan, sehingga kita pun merasa bosan menanti-nantikanNya? Mungkin saat ini kita belum mengalami penggenapan janji Tuhan sepenuhnya, namun jangan pernah berhenti untuk berharap dan menanti-nantikan Dia, "Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersergera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." (Habakuk 2:3).
Sikap menanti-nantikan Tuhan adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya dan itu merupakan bagian dari ibadah kita. Menanti-nantikan Tuhan bukanlah sekedar saat kita membutuhkan pertolonganNya: menyembuhkan sakit yang kita derita, memulihkan ekonomi keluarga kita, memberikan jodoh yang tepat bagi kita dan sebagainya, tetapi kita menanti-nantikan Tuhan juga untuk kedatanganNya kali yang kedua untuk menjemput kita sebagai mempelaiNya. Dalam masa-masa penantian inilah kita harus hidup dalam ketaatan supaya ketika Tuhan datang kedapatan hidup kita tidak bercacat-cela. Menanti membutuhkan waktu tidak singkat, terkadang lama dan itu memerlukan ketekunan dan kesabaran. Tuhan pun sangat rindu untuk bertemu anak-anakNya seperti saat si bungsu kembali ke rumah, betapa "Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia." (Lukas 15:20c). Orang yang saling menanti-nantikan pasti memiiki kerinduan yang mendalam satu sama lain.
Apakah hati kita dipenuhi oleh kerinduan untuk bertemu Tuhan? Sedangkan Tuhan sendiri sangat rindu kepada anak-anakNya, bukan hanya ingin bertemu, tetapi lebih daripada itu: "...Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada." (Yohanes 14:3).
Biarlah waktu-waktu yang kita gunakan untuk membangun kekariban dengan Tuhan, dan tetap menanti-nantikan Dia dengan sabar! Jangan menyerah pada keadaan yang ada!
"Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nantikan, dan aku mengharapkan firman-Nya." Mazmur 130:5
Selama menjadi seorang Kristen apakah Saudara memiliki kerinduan yang mendalam akan Tuhan seperti yang dirasakan oleh Daud? Daud sangat menanti-nantikan Tuhan, "...lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi." (ayat 6). Adakah hari-hari kita selalu dalam sikap menanti-nantikan Tuhan, ataukah sebaliknya kita menjalani hari dengan penuh kekecewaan dan sakit hati kepada Tuhan karena doa-doa kita belum juga dijawab oleh Tuhan, sehingga kita pun merasa bosan menanti-nantikanNya? Mungkin saat ini kita belum mengalami penggenapan janji Tuhan sepenuhnya, namun jangan pernah berhenti untuk berharap dan menanti-nantikan Dia, "Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersergera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." (Habakuk 2:3).
Sikap menanti-nantikan Tuhan adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya dan itu merupakan bagian dari ibadah kita. Menanti-nantikan Tuhan bukanlah sekedar saat kita membutuhkan pertolonganNya: menyembuhkan sakit yang kita derita, memulihkan ekonomi keluarga kita, memberikan jodoh yang tepat bagi kita dan sebagainya, tetapi kita menanti-nantikan Tuhan juga untuk kedatanganNya kali yang kedua untuk menjemput kita sebagai mempelaiNya. Dalam masa-masa penantian inilah kita harus hidup dalam ketaatan supaya ketika Tuhan datang kedapatan hidup kita tidak bercacat-cela. Menanti membutuhkan waktu tidak singkat, terkadang lama dan itu memerlukan ketekunan dan kesabaran. Tuhan pun sangat rindu untuk bertemu anak-anakNya seperti saat si bungsu kembali ke rumah, betapa "Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia." (Lukas 15:20c). Orang yang saling menanti-nantikan pasti memiiki kerinduan yang mendalam satu sama lain.
Apakah hati kita dipenuhi oleh kerinduan untuk bertemu Tuhan? Sedangkan Tuhan sendiri sangat rindu kepada anak-anakNya, bukan hanya ingin bertemu, tetapi lebih daripada itu: "...Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada." (Yohanes 14:3).
Biarlah waktu-waktu yang kita gunakan untuk membangun kekariban dengan Tuhan, dan tetap menanti-nantikan Dia dengan sabar! Jangan menyerah pada keadaan yang ada!
No comments:
Post a Comment